[17] Jidan Mah Mau Jalan Sama Kak Lian Dong

2.9K 474 36
                                    

Minho senyum-senyum kesenengan, masih pagi tapi udah dapet dosis gemes dari dek crush, kan dia jadi gak bisa berhenti senyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minho senyum-senyum kesenengan, masih pagi tapi udah dapet dosis gemes dari dek crush, kan dia jadi gak bisa berhenti senyum.

Dibukanya lemari pakaian putih itu, lalu netranya memperhatikan pakaiannya satu persatu. Mereka kan mau ke cafe, jadi ya yang simpel-simpel aja lah ya. Jadilah dia ngambil kaos hitam, yang nantinya akan dipadukan dengan outer putih dan celana hitam. Yah, semoga aja Jisung gak masalah sama style simpelnya.

"Halah, gue simpel juga ganteng."

Si tampan cengengesan, kadang tuh emang tingkat kepedean dia melebihi rata-rata. Untungnya emang beneran ganteng, jadi gak ada yang protes juga.

Omong-omong, Minho jadi penasaran sama penampilan Jisung nanti. Dia yakin mau gimanapun style Jisung nanti, jatuhnya bakal tetap gemesin. Gimana dong, Minho udah bulol alias bucin tolol nih.

"Ah elah, pelet si Jidan kenceng banget buset, gak wajar nih gue bucinnya."

Si tampan geleng-geleng, lalu mengambil sepasang sepatu favoritnya yang jarang sekali ia kenakan. Lantas detik berikutnya pemuda itu langsung keluar dari kamarnya dan turun kelantai bawah; mencari keberadaan sang bunda untuk berpamitan.

"Bundaaa, Lian mau pamittt."

Wanita paruh baya beranak satu itu menyembulkan kepalanya dari pintu ruang cuci. Tumben sekali hari libur gini Minho berkeliaran, biasanya dia ngedekem mulu dikamar buat nikmatin hari liburnya.

"Mau ke Christ lagi kah? Tumben, biasanya harus sampai dijemput dulu sama si Christ baru kamu mau."

Minho menggelengkan kepalanya lalu tersenyum bangga, "oh engga dong, Lian mau jalan sama dek crush."

"Widihh, udah mulai pepet terus ya."

Si tampan tertawa, "Oh iya dong, harus dipepet terus biar gak lepas."

Tante Lilly ikutan ketawa senang, duh anaknya gaspol juga ya. Gapapa sih, kalau ke Jisung mah dia ikhlas lahir batin.

"Yaudah gih, sana berangkat. Pulangin Jidannya jangan kemaleman, anak gadis gaboleh pulang malem-malem."

Keduanya kembali tertawa kecil karena candaan sang bunda yang menyebut Jisung sebagai 'anak gadis'.  Meski begitu, Minho tetap mengangguk paham atas perintah bundanya untuk tidak memulangkan Jisung terlalu larut.

"Yauda, Lian berangkat dulu ya bunda. Nanti Lian bawain oleh-oleh."

Minho salim, sedangkan bunda anak satu itu mengusak surai kecoklatan putranya dengan sayang.

- Going Dumb -

Jisung memandangi pantulan dirinya didalam cermin. Dia bingung, style dia udah cocok belum ya? Jisung tuh takut, takut kalau stylenya berlebihan atau malah terlalu gembel yang nantinya bisa bikin Minho ilfeel.

"Terlalu formal,"

"Santai banget gak sih? Kayak gembel."

"Ih, girly bangett, Jidan kan harus ganteng."

"Aaaa gak cocokk, warnanya terlalu nyala,"

Si manis cemberut, rasanya semua pakaian yang bertumpukan dilemarinya terasa tak ada yang cocok untuk ia kenakan. Dia gak mau ngasih kesan yang jelek buat Minho, apalagi kan ini pertama kalinya mereka jalan bareng.

Tunggu, apakah ini bisa dibilang sebagai kencan?

Pipi tembam si bungsu Alaric perlahan bersemu; membayangkan apa saja yang akan terjadi selama beberapa jam kedepan. Minho pasti bakal ganteng banget nanti, soalnya selama ini dia ngeliat Minho dirumah aja udah boyfie material, apalagi pas beneran jalan nanti. Jisung mau melebur aja rasanya.

"Yagusti gue harus cakep ini mah, biar gak malu-maluin."

Akhirnya Jisung mengenakan pakaian yang menurutnya paling cocok, lalu memoleskan makeup tipis seperti sunscreen, bedak, dan liptint diwajah manisnya.

"Tipis aja, biar ngga keliatan pucat."

Si manis tersenyum puas, setidaknya penampilan dia gak buruk, jadi dia bisa senyum lega sekarang. Jemari lentik itu mengusak surai hitamnya, lalu ia tata seperti biasa.

"Nah, cakepp!!"

Dengan senang Jisung langsung menyambar tasnya lalu berlari menuju teras untuk menunggu Minho yang katanya bakal nyamper.

"Widih rapi banget, mau kemana lu?"

"Kepo nih orangtua."

Brian menoyor kepala Jisung pelan. Gini nih kalau punya adek jarang diawasin, adabnya suka tiba-tiba lenyap gak tau kemana. Si sulung Alaric pun ikutan duduk disebelah adiknya; memperhatikan penampilan adik satu-satunya itu dengan seksama.

"Pakai liptint segala, mau ngedate yaa?"

"Engga dihh, sok tauuu."

Yang lebih tua menarik pipi kelebihan baking soda itu penuh emosi, membuat empunya menjerit kesakitan.

"IH SAKIT KAK BRI! BILANGIN MAMA NIHH!!"

"Ya abis kamunya sih dek, kakak—"

"Permisiii,"

Jisung yang ngeliat Minho udah berdiri didepan pagar pun langsung berlari kearahnya; meninggalkan Brian yang kini harus menelan kembali kata-katanya.

"Dadah~ Jidan kemusuhan sama kak Bri, jadi kak Bri gak bakal Jidan bawain oleh-oleh. Wlee!"

Brian kepancing emosi, wah apa-apaan, masa dia gak dibawain oleh-oleh?

"Heh gak boleh durhaka sama kakaknya! Bawain kakak oleh-oleh atau nanti pulang gak kakak bukain pintu! Lagian emang kamu udah dapet izin mama papa?"

Jisung sembunyi dibalik badan Minho, gak peduli kalau pemuda tampan itu masih kebingungan dengan apa yang terjadi.

"Udah dongg~ yaahh, kasian weekend-nya sendirian. Jidan mah mau jalan sama kak Lian dongg, bye jelekk!!"

Pengen rasanya Brian masukin lagi adeknya ke rahim sang mama. Gak berakhlak banget punya adek. Untung gemesin.

Tbc

JIAKHH LianJidan mau ngedate 🏃‍♀️

-270821-

Going Dumb ; Minsung (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang