[16] Gue Gak Suka Anak Kecil

3.1K 525 70
                                    

Jisung cemberut, sedari tadi Minho memaksanya untuk menemani pemuda itu mengerjakan tugas. Bahkan setelah si manis ngedekem dikamar alias kabur, putra tunggal tante Lilly itu tetap memohon dengan cara mengirimkan puluhan pesan dan beberapa kali mencoba menelponnya.

Nah kan, baru diomongin, hp nya udah bunyi lagi.

"Apa sih kak?! Berisik banget, hp Jidan ngelag nih."

"Ya abisnya kamu gak jawab chat ku sih!"

Jisung gelagapan, ini kenapa jadi aku kamu? Bahaya ini mah, Jisung bisa mleyot kalau diginiin terus.

"Kan Jidan udah bilang gak mauuu, Jidan mau tidur siang."

"Kan bobonya bisa sambil nemenin aku ih, ayooo, bete tau nugas sendiri."

Jisung diem, bukan karena kesel, tapi karena mleyot sama cara ngomong Minho ke dia. Jadi soft banget asli, mental Jisung gak kuat.

"Kok diem sih Cil? Ayo temenin, nanti gratis yupi."

"Call, dimana?"

"Kamarku."

Minho nyengir-nyengir di seberang sana, beda lagi sama Jisung yang langsung memprotes keras. Yakali bro dikamarnya, gini-gini Jisung tuh udah gede, jadi udah paham.

"Gak! Ruang TV atau batal."

"Iya-iya Cil, cepetan ke ruang TV."

Si manis berdeham, kemudian sambungan itu ia putus secara sepihak.

Minho yang udah disetujuin gini langsung kesenengan dong, buru-buru lah dia keruang TV. Bahkan turun dari tangganya aja udah kayak orang lagi dikejar setan, cepet banget.

Sedangkan yang lebih muda masih mengulat di ranjangnya. Kesel juga acara rebahannya harus diganggu sama si maung aneh.

Setelah puas mengulat, Jisung akhirnya memaksakan diri untuk pergi ke ruang TV. Netranya sudah menangkap sosok Minho yang telah fokus pada layar laptopnya.

'Kok kalau lagi fokus gitu jadi nambah ganteng?!'

Si manis berusaha tak mempedulikan wajah tampan itu, ia langsung merebahkan dirinya disofa yang kini menjadi senderan Minho.

Buat yang belum kebayang sama posisinya, jadi Minho itu duduk dibawah; nyender ke sofa, sedangkan Jisung boboan diatas sofanya gitu. Paham kann??

Pahamin aja lah ya.

"Kak Lian tuh jurusan apa sih?"

Jisung bosen, jadi dia beraniin dirinya buat buka pembicaraan, walau gak tau sih bakal dijawab atau enggak. Soalnya yang ditanyanya lagi fokus banget.

"Teknik elektro Cil, kenapa?"

"Enggaa, nanya ajaa~"

"Kalau lu, masih kelas sebelas atau udah kelas dua belas?"

Ceilah, jadi pedekate gini ni dua remaja. Gimana ya, selama ini kan mereka banyakan ribut daripada ademnya, makanya mereka jadi belum tau banyak soal kehidupan satu sama lain.

"Sebelas dongg, Jidan masih kecill~"

"Gue gak suka anak kecil,"

Jisung cemberut, "dih, yaudah. Jidan juga gak suka kak Lian."

"Gue belum selesai ngomongnya Cil. Maksud gue tuh, gue gak suka anak kecil, tapi kalau anak kecilnya modelan lu mah gas aja ke KUA."

Si manis berdecak, lalu memukul kepala Minho menggunakan bantal sofa. Mulai keliatan deh buaya nya.

"Buaya! Jidan gak suka sama buaya!"

"Apasih? Enggak ya, aku bukan buaya. Ini mah lagi ngomong jujur, dari dulu emang nyarinya yang lebih tua, tapi peletmu kuat bener."

Going Dumb ; Minsung (end)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora