[5] Ayo Nyanyi Bareng

3K 544 55
                                    

Sweater berwarna putih, dilengkapi dengan celana training dan depatu Converse favoritnya telah melekat apik di tubuh mungil si bungsu Alaric.

Bocah dengan pipi tembam menggemaskan itu berniat untuk lari pagi. Tak usah bertanya jin mana yang merasukinya, karena ia pun tak tahu. Tiba-tiba saja ia rindu menikmati udara sejuk dipagi hari sambil menyantap bubur ayam mang Tarji.

"Mama, Jidan mau lari pagi dulu ya,"

Teriakan cempreng khas si manis menggema ke seluruh ruangan yang berada dilantai satu kediaman keluarga Alaric, membuat sang mama yang awalnya masih bersantai didalam kamar langsung lari tergopoh-gopoh demi menyahuti teriakan Jisung.

"Heh Gusti! Ieu teh beneran Jidan anak mama?!"

"Yaiya atuh anak mama, masa Jidan anak pak RW?"

"Kok kamu udah bangunn?! Ini hari minggu loh Ji, biasanya kamu bangun jam setengah satu."

Jisung merengut, se aneh itu kah pemandangan dirinya telah terbangun sepagi ini?

"Ngga tau ma, tadi Jidan mimpi horor makanya kebangun."

"Tapi Ji, kamu mau lari pagi begini nambah bikin mama kaget tau nggak sih? Fix ieu mah kudu mama abadikan—sebentar, mama ambil hp dulu."

Wanita cantik itu kembali masuk kedalam kamarnya dengan terburu-buru, dan tentu saja kesempatan ini Jisung gunakan untuk kabur dari ide gila mamanya.

Yang benar aja, masa mau lari pagi aja diabadikan? Kan Jisung malu.

"Maaa maaf Jidan nggabisa nunggu, takut bubur mang Tarji keburu tutup soalnya katanya hari ini ayamnya mau lahiran. Babay ma, foto-fotonya lain kali~"

Tak lagi menunggu jawaban dari sang mama, tungkai ramping Jisung langsung berlari keluar rumah.

"Emang dasarnya gue tuh cogan, lari pagi aja sampe mau diabadikan sama mama."

- Going Dumb -

Keringatnya bercucuran, belum lagi tangan yang heboh mengipasi wajah manis itu membuat Jisung terlihat seperti baru saja mengikuti lomba maraton.

Tapi tentu saja bukan itu yang terjadi, karena kenyataannya ia hanya berlari selama dua puluh menit lalu langsung memutuskan untuk mengisi perut di warung bubur favoritnya.

"Aduh, sambel buatan istrinya mang Tarji emang paling mantep dah. Ngga perlu gue capek-capek lari, makan sambelnya aja udah bikin keringetan banyak gini."

Rumah minimalis milik keluarganya sudah tertangkap oleh kedua netra kelam Jisung, namun tiba-tiba ada yang lebih menarik perhatiannya di seberang sana; pemuda tampan yang sedang bersantai di teras rumahnya sambil bermain gitar.

Dengan segera, tungkai ramping itu kembali berlari demi menghampiri crush tampannya.

"Pagi kak Liannn!!!"

Yang disapa terkejut, hingga membuat tubuh jangkungnya hampir saja terjatuh dari bangku teras.

"Ya Tuhan, masih pagi kenapa udah kena sial aja gue."

Si manis tertawa kecil melihat crush tampannya sedang mengusap-usap dada dengan mulut yang tak berhenti mengoceh.

"Masih pagi udah mengumpat aja tu mulut. Ngga baik tau kak, apalagi didepan anak kecil kayak gue. Bukan contoh yang baik."

Going Dumb ; Minsung (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang