[21] You're Mine, Right?

2.8K 460 77
                                    

"Izinin gue buat jadi pacar lu."

Jisung terkejut. Tak pernah terlintas dipikirannya kalau Minho akan memintanya menjadi kekasih seperti sekarang ini. Jisung bingung, apa yang harus dia jawab?

Sebenarnya, tentu saja Jisung senang dengan hal ini, namun si manis pun tak yakin. Ia takut kalau Minho hanya  terlalu terbawa suasana sampai-sampai tak sadar dengan apa yang dia katakan beberapa saat lalu.

Bagaimana kalau Minho hanya terbawa emosi dan mementingkan egonya agar dia bisa menganggap bahwa dirinya telah 'menang' dari Juyeon?

Bukannya berburuk sangka, tapi dia hanya antisipasi, agar hatinya tidak kembali terluka seperti dulu.

"Jidan,"

"K-kak Lian beneran?"

Minho ngangguk yakin, dia benar-benar yakin dengan keputusannya kali ini, semuanya juga tahu kalau Jisung sudah berhasil mencuri hatinya sampai dia bisa segila ini.

"Ini bukan karena kak Lian lagi kebawa suasana aja kan?"

Si tampan melembut, diraihnya tangan ramping seputih susu itu; lalu ia kecup punggung tangan Jisung dengan lembut.

"Bukannya udah jelas kalau gue suka sama lu? Bahkan bukan sekedar suka, gue udah jatuh cinta sama lu Ji. Ini bukan terbawa suasana atau apapun itu yang lu takutin, ini beneran serius, gue gak mau kalau nantinya kejadian kayak tadi keulang dan gue tetap gak bisa ngapa-ngapain."

Minho raih dagu Jisung; kemudian ibu jarinya beralih mengusap pipi tebam si manis dengan sayang.

"Jadi, jawaban lu?"

"Y-ya masa Jidan nolak,"

Minho tersenyum lebar, duh rasanya pengen dia telen si Jisung saking gemesnya. Jadi, sekarang mereka udah pacaran nih?

JIAKH.

"So, you're mine, right?"

Pipi tembam Jisung udah merah pakai banget, bahkan telinganya aja sampai ikutan merah. Ya kalian bayangin aja gimana saltingnya abis ditembak mas crush. Susah sih ya bayanginnya, kalian kan gak berpengalaman.

Minho terkekeh pelan saat menyadari betapa merahnya wajah Jisung saat ini. Cubitan pelan ia tujukan pada pipi menggemaskan itu.

"Sssst, Jidan lagi nenangin jantung."

Si tampan merentangkan tangannya; menawarkan sebuah pelukan pada kekasihnya. Jisung tanpa banyak bicara langsung berhambur kedalam pelukan hangat Minho.

- Going Dumb -

Jisung senyum-senyum, dia tuh lagi ikutan baca chattan antara tante Lilly dan anak tunggalnya itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jisung senyum-senyum, dia tuh lagi ikutan baca chattan antara tante Lilly dan anak tunggalnya itu. Minho yang udah dapet izin pun noleh dan ikutan senyum.

"Udah dapet izin ngapel nih."

Si manis pura-pura rotasiin bola matanya males, dengan segera dia bangkit dari duduknya dan berjalan masuk kedalam.

"Ayo makan dulu."

Minho nurut, dia ngikutin langkah Jisung menuju ruang makan. Disekitaran situ gak ada Brian, bikin dia kesenengan karena dia jadi bisa makan berdua bersama kekasihnya.

"Kak Brian gak dipanggil buat ikut makan?"

Basa-basi aja dia tuh, sekalian mastiin kalau Brian bakal nongol apa enggak.

"Kak Bri mah kalau jam segini masih pacaran sama tugasnya, paling jam sebelas malam baru turun buat makan."

Senyum Minho makin lebar, mulus banget acara ngapelnya malam ini. Kedua orangtua Jisung yang lagi pergi buat ngurus sesuatu, dan Brian yang katanya gak bakal turun dalam waktu dekat benar-benar mendukung acara ngapelnya.

Yang lebih tua perhatiin Jisung yang sedang nyiapin makan dalam diam. Emang biasanya juga dia makan disiapin sama bundanya sih, tapi karena ini Jisung yang nyiapin, dia jadi deg-degan gak karuan.

"Suka seafood kan?"

Minho ngangguk; membuat si manis langsung menuangkan capcay seafoodnya keatas nasi yang ada dipiring Minho.

Setelah makanan siap, keduanya mulai menyantap dalam diam. Gak awkward sih, cuman dua-duanya masih grogi aja. Jiakh, pada malu-malu kucing.

Jisung tiba-tiba bangun, lupa dia belum nyiapin minum buat Minho. Si bungsu emang udah kebiasaan buat nyiapin makan dan minum untuk papa dan kakaknya, jadi untuk kasus Minho ini emang pure karena kebiasaan. Bukan pencitraan atau lain sebagainya.

Beda halnya sama Jisung, Minho malah ngerasa seneng banget pas kekasih manisnya itu menyodorkan segelas air untuknya. Ni bocil kelebihan pipi kenapa jadi pacar-able gini sih.

"Thanks darl,"

Yang lebih muda merona, namun akhirnya tetap mengangguk kecil, bikin Minho harus nahan diri buat gak nyubit pipi tembamnya.

Keduanya melanjutkan makan dalam diam, entah karena kebiasaan atau memang masih grogi. Sampai akhirnya mereka selesai dan Jisung menumpuk piring kotor mereka.

"Sini, mau Jidan cuci."

Minho senyum tipis dengan pandangan yang tak lepas dari punggung sempit Jisung. Baru pertamakali untuknya merasakan perasaan segila ini, bahkan hanya dengan melihat punggungnya saja Minho tetap merasakan debaran yang tak normal.

Akhirnya dia bangun; nyemperin Jisung yang masih cuci piring buat buka obrolan.

"Cil."

Gak ada jawaban.

"Jidan,"

Masih gak ada jawaban, si manis itu terlalu fokus dengan kegiatannya.

"Dek pacar,"

"Apa banget kak Lian."

Jisung cemberut dengan kedua tangan yang sibuk ngambil tissue buat ngelap tangannya yang basah akibat nyuci piring.

"Loh, kan bener kamu pacarku."

Si manis hela nafas, "jangan bikin Jidan salting terus ya kak Lian."

"Gemes, pengen ku telen."

Jisung pergi ninggalin Minho yang malah cengengesan gak jelas. Melihat kekasihnya pergi, tentu saja ia tak membiarkannya begitu saja. Dipeluknya tubuh mungil itu dari belakang, tak memperdulikan protesan-protesan kesal dari empunya.

"Kak Lian apa sihh?? Berat tauu!! Aku mau jalan,"

"Jalan ya tinggal jalan sih Cil."

"Tapi kak Lian beratt!!"

"Gapapa, olahraga."

Jisung ngedumel, mana ada olahraga kayak begini. Tapi dia tau, ngelawan Minho itu sama aja kayak ngelawan angin, alias gak ada gunanya. Jadi dia mutusin buat ngelanjutin jalannya sambil cemberut.

"Cemberut mulu, cium nih?"

"Ku tabok kalau berani."

"Pipi, boleh gak?"

Si manis merona, pipinya kembali berubah warna menjadi merah padam, membuat Minho tak tahan untuk tak mengecup pipi tembam itu.

"Kamu gak jawab, tandanya boleh. Maaf ya, abisnya pipi kamu gemesin banget."

Jisung capek, capek sama jantungnya yang berdebar secepat ini hanya karena pemuda yang masih terus memeluknya dari belakang.

Tbc

Gemes gasi? Jangan bilang cuman ak doang yang kegemesan sama kelakuan lianjidan ㅠㅠ

-010921-

Going Dumb ; Minsung (end)Where stories live. Discover now