[33] Lagi Telponan Sama Ibu-ibu Arisan

1.7K 363 59
                                    

"Kak Liann,"

"Hm? Kenapa Cil?"

Jisung menelan ludah menahan gugup, ia sebenarnya takut untuk memberitahu ini kepada Minho, namun ia sudah berjanji pada kekasihnya untuk langsung memberitahu jika ini terjadi.

"Jidan?"

Si manis menghela nafas, lebih baik diberitahu daripada nantinya menjadi sebuah awal permasalahan. "Kak Lian lagi apa? Jidan ganggu gak?"

"Biasa lah, nugas. Kenapa emang Cil? Kamu mana pernah ganggu sih,"

"Mood kakak lagi jelek gak?"

Si tampan mengernyit diseberang sana, "enggak kok, biasa aja. Kenapa sayang?"

"Jidan mau kasih tau sesuatu tapi takut kak Lian angy."

"Angy apaan Cil?"

Jisung berdecak, payah banget pacarnya, masa gitu doang gak tau. "Angy is angry, Jelek."

Mendengar panggilan 'Jelek' disematkan untuknya membuat Minho berdecak pelan. "Kok jelek sih?? Aku ganteng gini loh."

"Halah halah jangan ngalor ngidul, pokoknya Jidan mau ngasih tau sesuatu tapi kak Lian jangan marah."

"Iya Cil, kasih tau aja. Ada apa?"

Jisung takut, tapi dia harus bilang, tapi dia takut, tapi harus bilang, tapi kan takut ih, tapi kan tetep aja harus bilang, tapi—

"Cil yagusti, lama bener. Kepo nih aku."

"Itu kak, semalam si Juna chat aku,"

Si bungsu Alaric sedikit khawatir ketika Minho tak kunjung memberi respons, hampir dua puluh detik keduanya saling diam, akhirnya indera pendengarannya mulai menangkap suara berat Minho.

"Chat apa?"

"Ngajak jalan."

Suaranya sedikit mencicit saat mengatakan itu, bukan apa-apa bund, Minho semenjak pacaran cemburuannya nggak main-main, jadi dia beneran takut Minho ngamuk karena kali ini menyangkut Juyeon.

"Kamu jawab apa?"

"Belum aku jawab."

"Ya udah diemin aja."

Maunya gitu, tapi ini dia diemin chatnya baru semalam aja paginya dia udah di kirimin chat lagi.

"Udah, tapi tadi pagi malah di chat lagi."

"Di chat apa lagi?"

"Ditanyain lagi, aku mau atau enggak."

"Mute, terus archive."

Jisung ngangguk paham, dia mah nurut aja daripada terjadi peperangan. Toh Minho juga gak berlebihan, bahkan dia masih menghargai hak Jisung dengan tidak menyuruhnya untuk mem-blokir kontak Juyeon.

"Otay~"

"Makasih ya,"

Si manis mengernyit, dia kira Minho bakal ngambek, tapi kok malah bilang makasih?

"Makasih kenapa?"

Ada jeda beberapa saat, sebelum akhirnya Minho kembali membuka suara.

"Makasih udah kasih tau soal ini, sepele sih, tapi kita jadi terhindar dari salah paham nantinya. Terus juga maaf kalau aku jatuhnya kayak ngebatasin pertemanan kamu, jangan takut buat ingetin aku kalau aku udah lewat batas dan bikin kamu gak nyaman ya."

Jisung senyum-senyum sendiri dengernya, mimpi apa dia bisa punya pacar sebaik Minho?

Iri kan lu pada? Jiakh, kesian.

- Going Dumb -

Minho terbangun dari tidur siangnya, perutnya sudah berbunyi dari tadi, membuatnya harus rela untuk menyudahi acara tidur siang yang menenangkan itu.

Matanya masih setengah terbuka, namun telinganya dapat mendengar suara sang bunda tengah mengobrol dengan seseorang dibawah sana.

Akhirnya ia berjalan turun ke lantai satu, dan benar saja, ia mendapati sang bunda tengah melakukan panggilan dengan seseorang.

Tapi ada suara yang tak asing untuknya, "Jidan?"

Minho bertanya pada sang bunda yang malah terlihat panik karena kehadirannya.

"Eh Lian, mau makan sayang? Itu udah ada dibalik tudung saji ya Yan. Kamu makan sendiri dulu ya, bunda mau lanjut telponan di kamar, ini lagi telponan sama ibu-ibu arisan."

Mau gak mau Minho cuman ngangguk pas ngelihat bundanya langsung ngibrit ke kamar.

"Ibu-ibu arisan tapi kok suaranya pada berat sih?"

---

"Yagusti panik banget si Lian tiba-tiba turun."

Tante Lilly menatap layar ponselnya yang masih menampilkan Jisung dan Om Thalla di room google meetnya.

Jisung sama om Thalla mah ketawa aja ngelihat muka panik bunda anak satu itu.

"Mana aku ngelesnya lagi telponan sama ibu-ibu arisan pula, padahal kan suara kalian pada berat."

"Ah enggak kok jeng, sejak kapan suara ku berat."

Jisung tak bisa menahan tawa mendengar suara om Thalla yang dibuat-buat, bahkan tante Lilly pun ikut tertawa kegelian mendengar ucapan mantan suaminya itu.

"Heh, heh, heh, itu calon mantu, puas banget ngetawain saya."

"Ya gimana ya jeng, jeng Thalla aneh-aneh aja sih."

Ketiganya kembali tertawa mendengar candaan konyol mereka. Entah bagaimana permulaannya, perlahan tapi pasti Jisung sudah mulai akrab dengan ayah dari kekasihnya itu— yang pasti ini semua berkat rencana acara ulangtahun Minho, hingga akhirnya mereka berdua mau tak mau sering bertukar pikiran tentang masukan-masukan yang ada dan berakhir menjadi akrab.

Tbc

Kiw lino (dan ak) bentar lagie ultah nih aw maloe banget 🛩🛩

-091021-

Going Dumb ; Minsung (end)Where stories live. Discover now