[14] Gak Usah Bohongin Jidan Ya! Marah Nih?!

3.2K 521 92
                                    

"Ngaco, pulang sonoh, situ pasti lagi ngelindur."

Jisung kesel, ini Minho kalau emang penasaran banget ya gausah pake acara bohong-bohong dan mainin perasaannya gini dong. Dikira dia bocah ingusan yang langsung percaya gitu aja sama kata-kata Minho kali ya.

Dia jelas gak percaya, wong jelas-jelas kemarin Minho kepoin soal Seungmin kok, gak mungkin maung galak itu tiba-tiba suka sama dia.

"Ngelindur gimana sih Ji? Ini gue beneran anjir."

"Gue gak percaya ya kak Lian. Mending situ pulang sanaaa,"

Minho berdecak, tubuhnya ia senderkan ke sandaran sofa dengan netra yang tak lepas dari pemuda mungil dihadapannya.

Jujur saja, Jisung merasa tak nyaman karena ditatap seintens itu oleh Minho. Kan, apa kata Jisung, gak mungkin Minho suka sama dia, soalnya kelakuan Minho aja gak ada lembut-lembutnya.

"Gue harus kayak gimana biar lu percaya Ji? Kasih tau aja, nanti gue lakuin."

Si manis terkejut, ini sih gak mungkin bercanda, aura Minho serius banget sekarang. Tapi, masa sih manusia modelan Minho tiba-tiba suka sama dia? Bukannya kemarin orang itu kesel banget ya sama dia? Ah labil nih orang tua.

"Ga—"

"Ga menerima jawaban 'gak tau' atau hal yang berbau penolakan dalam bentuk apapun. Cepet kasih tau apa yang harus gue lakuin biar lu percaya kalau gue beneran suka sama lu."

Si manis merengut, tuh kann, galak banget. Jisung kan gak bisa digalakin gini, nanti kalau dia nangis gimana? Kan malu.

"Jangan galak-galak, Jidan takut. . ."

Jisung mencicit ketakutan, dia tuh gak bisa ada di situasi serius gini, apalagi dia yang jadi peran utamanya. Ya gimana ya, dia emang cengeng.

"Gue gak galak Jidan, gue cuman mau negasin perasaan gue aja."

Wajah manis itu menunduk; menyembunyikan kedua netra yang mulai berkaca-kaca.

'Papa mana sih?? Ini anaknya digalakin sama anak tetangga kok dibiarin aja.'

"Ji? Astaga, lu harus tau gue beneran galau semenjak lu ngebohong soal Zaidan itu. Kesel banget tau gak sih, pengen nyaplok lu rasanya."

Minho kaget, tiba-tiba tubuhnya dilempari bantal sofa oleh si bungsu Alaric. Anak salah saya apa?

Kalau dipikir-pikir ini acara confess absurd banget gak sih.

"Kenapa gue malah dilemparin anjirr?? Gue ini lagi confess, bukan ngajak tawuran."

"Males sama kak Lian! Tukang bohong! Pulang sanah pulang,"

"Bohong apa lagi ya Tuhan? Lu kenapa gak percayaan banget sih sama gue?"

Jisung mendongakkan kepala; memperlihatkan wajahnya yang menggemaskan karena hidung mungil itu terlihat merah, dan mata bulatnya yang berkaca-kaca. Minho jadi bingung harus kasihan atau nahan gemes pas ngeliatnya.

"Kak Lian kan sukanya sama Langit. Gak usah bohongin Jidan ya! Marah nih?!"

Yang lebih tua terkekeh, "sejak kapan gue suka sama Langit? Lu aja yang mikirnya kejauhan, sayang."

Setelah mengatakan itu, Minho langsung mendapat lemparan bantal bertubi-tubi dari oknum berinisial J dihadapannya.

- Going Dumb -

"Kemarin itu gue minta Instagram Langit buat gue kenalin ke temen gue. Gue pusing ngedenger dia ngeluh jomblo setiap hari,"

Jisung tak menjawab apapun, bahkan rasanya kue kering yang ada di toples didekapannya terasa lebih menarik daripada topik pembicaraan kali ini. Oh iya, sekedar informasi, kini posisi mereka telah berubah; Minho telah berpindah tempat ke samping Jisung agar sesi confess ini berjalan semakin lancar katanya.

Gak sih, itu mah akal-akalan Minho aja biar bisa duduk deketan sama bocil kesayangannya.

"Kok gue dikacangin sih cil? Udahan dulu ah ngunyahnya, gue takut pipi lu meledak."

Si manis terkejut saat tiba-tiba toples kue kering itu direbut oleh Minho. Baru aja dia mau protes, tapi protesannya itu harus kembali ia pendam karena kini wajah mereka hanya berjarak sekitar sepuluh centi, belum lagi tatapan intens yang Minho tujukan padanya. Jisung mau ngilang aja rasanya.

"Apa? Mau protes?"

"Kak Lian nyebelin! Jidan kan lagi makannn,"

"Gue balikin, asal jangan kacangin gue lagi. Deal gak cil?"

Jisung ngangguk pasrah, apapun bakal dia lakuin demi cemilannya kembali.

Setelah toples itu dikembalikan, Minho kembali membuka suara, membuat Jisung benar-benar tak habis pikir dengan semua yang terjadi hari ini.

"Jadi sekarang lu udah percaya belum?"

Jisung geleng-geleng. Minho mau kesel tapi gak bisa, abisnya gemes banget sama pipi Jisung yang penuh karena kue kering didalam sana melebihi kapasitas. Akhirnya yang bisa Minho lakuin cuman nyubit pelan pipi itu.

'Lembut banget gila, kayak pipi bayi.'

"Yaudah lah ya, mungkin lu masih kaget sama kelakuan gue yang tiba-tiba—"

Si tampan merogoh sakunya dan mengeluarkan pulpen dari dalam sana.

"—mending sekarang lu tulis nomor lu disini, mau gue kasih pulsa."

Jisung terkekeh, netranya memperhatikan telapak tangan Minho dan pulpen itu secara bergantian.

"Gak kreatif nih caranya,"

Pada akhirnya Jisung tetap menuliskan nomor miliknya ditelapak tangan kecil Minho; membuat si tampan tersenyum senang karenanya.

Tbc

Jiakh LianJidan mulai keliatan nih hilalnya.

Hilal tamat maksudnya 🏄🏄

-230801-

Going Dumb ; Minsung (end)Where stories live. Discover now