[11] Namanya Zaidan Nih

3K 510 53
                                    

Jisung kebingungan, karena stok alat tulisnya udah pada habis. Seingatnya selama ini ia jarang sekali mencatat sesuatu, lalu kemana perginya para pena itu? Dan juga buku tulisnya, kok bisa-bisanya habis stok. Orang selama daring ini dia hampir gak pernah nyatet apa-apa.

"Kalau pulpen emang sering gue ilangin sih. . . tapi ini buku tulis pada kemana anjir??"

Beberapa menit si manis berpikir keras, sampai akhirnya ia tersadar dan menepuk dahinya sendiri.

"Oiya gilaa pas tahun baruan kemarin kan kertasnya jadi bahan bakar-bakaran!"

Jisung geleng-geleng kepala, kadang dia capek sama kelakuannya sendiri.

"Fix ini mah harus ke gramed. Tapi sama siapa ya? Papa gak bakal bolehin kalau naik grab,"

Pikirannya langsung tertuju pada sang kakak, namun setelah teringat dengan jadwal kakaknya yang akhir-akhir ini menjadi sangat sibuk, membuatnya mencari kemungkinan lain.

"Zaidan gasii, dia pasti mau-mau aja asal dapet traktiran mcd."

Si manis tersenyum puas, lalu langsung mengambil ponselnya untuk menghubungi orang itu.

Si manis tersenyum puas, lalu langsung mengambil ponselnya untuk menghubungi orang itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jisung tersenyum manis, memang dom satu itu paling bisa diandalkan. Meski sering direpotkan, tapi dia tak pernah mengeluh atau marah sama sekali. Walau butuh sogokan kecil, namun tetap saja selama mereka bersama, Jisung benar-benar diperlakukan layaknya seseorang yang sangat dilindungi.

"Coba kalau bisa dipacarin, udah gue pacarin kali si Idan dari lama."

Jisung tertawa pelan, sebelum akhirnya berjalan menuju dapur untuk membuat toast yang telah ia janjikan.

- Going Dumb -

[Han Jisung/Jidan di narasi akan berubah menjadi 'Jiji' dan Park Jisung/Zaidan di narasi akan menggunakan 'Jisung']

Jiji menatap bayangannya yang terpantul dari kulkas dengan seksama, "wow, kalau dilihat-lihat gue manis juga ya. Nyesel nih pasti kak Lian nolak gue mulu."

Si manis tertawa geli, duh lucu rasanya jika mengingat tentang mas calon ex-crush. Ceilah segala calon.

"Mama naruh mentega dimana sih? Perasaan gue belinya belum lama deh, masa udah habis lagi?"

Selama ia mencari mentega, pikirannya lagi-lagi kembali memikirkan si calon ex-crush. Sebenernya dia akuin sih, masa-masa itu dia emang agak nyebelin, apalagi kebiasaannya yang gak bisa nahan antusias setiap ketemu crush pasti membuatnya menjadi terlihat semakin menyebalkan.

Tapi kan namanya juga dia lagi berusaha buat dapetin hatinya Minho, jadi gimanapun caranya ya harus semaksimal mungkin.

Tapi sebenarnya dia juga bingung, kok bisa sih dia suka sama maung modelan Minho gitu. Udah mah galak, jutek, judes, hobi marah-marah pula, kayaknya lebihnya seorang Minho dimata Jiji cuman ada di tampang aja deh.

Going Dumb ; Minsung (end)Where stories live. Discover now