[18] Jantung Kak Lian Berisik

3.1K 480 69
                                    

"Sini, pakai helm dulu."

Jisung nurut, pemuda manis itu mendekat ke arah Minho dan membiarkan yang lebih tua memasangkan helm untuknya. Si manis mengernyit ketika helm itu seakan menjepit pipi tembamnya.

Yah, salah dia sendiri sih karena pipinya terlalu kelebihan kapasitas. Tapi justru itu point lebih yang membuatnya semakin menarik, coba kalau pipinya tirus, kan gemesnya berkurang.

"Ini helm tante Lilly kah? Kecil bangett,"

"Loh? Kekecilan ya? Justru ini gue beli baru, gue kira lu kalau pakai helm bunda bakal kegedean."

Minho perhatiin wajah manis dihadapannya. Iya sih, keliatan pipinya kejepit gitu. Dia meringis, ternyata dia salah beli helm. Sebenernya kalau ini helm buat Bangchan atau yang lain mah dia bodo amat, tapi kalau buat Jisung kan dia takut Jisungnya jadi gak nyaman atau bahkan kesakitan.

"Loh, beli baru?"

"Iya. Kan kubilang, aku kira kamu kalau pakai helm bunda bakal kegedean, makanya aku beli yang lebih kecil, lupa kalau pipimu ini kelebihan baking soda."

Jisung salah tingkah. Yaampun, gak pernah kebayang di benaknya kalau ternyata pemuda tampan dihadapannya ini sangat perhatian. Meski salah ukuran, namun tetap saja Jisung melayang.

"Gak nyaman ya? Mau pakai helm bunda aja?"

Jisung ngegeleng kuat, gak mungkin lah dia gak make helm yang Minho belikan untuknya. Jisung kan bukan orang jahat yang gak bisa ngehargain pemberian orang. Bodoamat sama pipi kejepit, pokoknya dia bakal tetap pakai helm ini.

"Gaakk, gausahh. Kak Lian udah baik mau beliin Jidan helm masa gak Jidan pakai sih. Timaaci lohh~"

Yang lebih tua terkekeh, salah satu tangannya ia gunakan untuk memberikan puk-puk pada Jidan; meski terhalang helm putih kekecilan itu.

Bayangin deh, Minho pakai helm garang khusus motor trail, dan Jisung pakai helm putih unyu-unyu gitu. Apa gak gemes?!

"Urwell darl, yuk berangkat."

Jisung lemes, 'DARL' KATANYA! Ya Tuhan, dia takut jantungnya bakal berpindah tempat kalau begini ceritanya. Minho makin lama makin menjadi-jadi nih ah, bahaya.

Akhirnya yang bisa dia lakuin cuman ikut naik keatas motor trail Minho, dan mulai menyamankan posisinya.

"Pegangan cil."

Jisung nurut, tapi dia cuman pegangan ke outernya Minho doang, gak berani modus peluk-peluk kayak di drama yang sering dia tonton.

Si tampan yang paham kalau Jisung sedang grogi cuman ketawa pelan, lalu ia mulai melajukan motornya dengan kecepatan normal.

- Going Dumb -

Minho terkekeh ketika melihat mulut mungil Jisung terus menggumamkan kata 'wow' karena terpukau dengan cafe yang akan mereka kunjungi.

Jisung baru tau ada cafe sebagus ini gak jauh dari perumahannya. Emang sih, selama covid gini pasti banyak tempat baru, dan Jisung yang demennya dekem dirumah jadi gak tau menau soal tempat-tempat baru ini.

Si manis melangkah lebih dulu ketika helmnya telah diterima dan disimpan oleh Minho. Yang lebih tua senyum kesenengan, seneng banget cafe pilihannya disukain sama Jisung, jadi dia gak usah pusing buat mikirin tempat cadangan kalau semisal bocah itu gasuka.

Si tampan meraih ponselnya, "Cil, liat sini deh."

Yang dipanggil menoleh; menatap kebingungan Minho yang sedang mengarahkan ponsel kearahnya.

"Heum?"

"Cheese!"

Jisung refleks bergaya ala kadarnya, lalu berdecak karena Minho asal ngambil foto pas dia gak siap gini. Sedangkan Minho natap puas hasil jepretannya, lalu melangkah lebih cepat untuk menyusul Jisung.

Going Dumb ; Minsung (end)Where stories live. Discover now