[13] Zaidan Beneran Pacar Lu?

3.2K 531 104
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Minho melempar ponselnya kearah bantal; posisinya berubah menjadi terlentang dengan netra legam yang memandang kosong ke langit-langit kamar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Minho melempar ponselnya kearah bantal; posisinya berubah menjadi terlentang dengan netra legam yang memandang kosong ke langit-langit kamar.

Kenapa bisa dia jadi galau begini gara-gara bocil yang pipinya kelebihan baking soda itu. Kan gak keren banget.

Diambilnya lagi benda pipih hitamnya, lalu si tampan langsung membuka aplikasi Instagramnya. Terdapat satu dari puluhan acc lain di follow request yang menjadi fokus utamanya.

"Kenapa pas udah kayak gini baru kelihatan sih gemesin nya? Kemarin-kemarin kok mata gue ngeliatnya dia nyebelin ya."

Minho memperhatikan satu persatu postan milik tetangganya itu dengan seksama. Postannya hanya ada tiga, tidak sesuai dugaan awalnya yang mengira Jisung memiliki puluhan foto di feeds nya. Tak mau berbohong, ia merasa sangat terhibur meski hanya melihat foto-foto dan caption nyeleneh milik Jisung.

 Tak mau berbohong, ia merasa sangat terhibur meski hanya melihat foto-foto dan caption nyeleneh milik Jisung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Astaga captionnya nyebelin bangettt. . . tapi gemes, pengen cubit."

Minho bingung sendiri, kenapa tiba-tiba dia kangen sama tingkah Jisung yang hobi jailin dia ya?

Bahkan si tampan berharap agar Jisung belanja atau jajan sesuatu di warungnya. Entah yupi lima ratusan atau mentega satu botol, yang penting dia bisa ketemu Jisung.

"Bangsat, tanggung jawab lu cil bikin gue galau begini."

Lain di mulut lain dihati, Minho masih aja ngedumel ke bocil tetangga yang tanpa ia sadari telah mengambil hatinya itu.

"Hataka Liano denger panggilan bunda ngga sih???"

Si tampan terkejut, sejak kapan bundanya manggil? Perasaan dari tadi ni rumah hening hening aja. Atau jangan-jangan dianya aja yang emang terlalu fokus ngestalk acc Jisung?

"Maaf bunda, Lian gak dengar. Kenapa bunn?"

Minho natap bundanya yang lagi bersedekap dada dengan melas. Dia gak bohong dah, kupingnya gak denger ada orang ngomong dari tadi.

"Ampun deh sama ni anak satu. Bunda ngajak kamu makan dari tadi. Ayo turun, kita makan."

"Hehehe ayo bunnn,"

Keduanya berjalan beriringan menuju meja makan, dan seperti biasa, sang bunda pasti akan menyiapkan makanan untuk sang putra terlebih dahulu. Jadi gampangnya mah, Minho tinggal duduk manis.

"Bun, kenal Zaidan gak?"

Minho bertanya asal, kali aja kan sang bunda sudah kenal lebih dulu daripada dia. Si bocil kelebihan pipi itu kan mulutnya gak ada rem, jadi Minho yakin dia juga sering cerita-cerita ke bundanya.

"Zaidan mana?"

"Gak tau, kenalannya Jidan pokoknya."

'Pacar sih, tapi males banget nyebutnya'

Sang bunda mengangguk-angguk, membuat Minho penasaran dengan apa yang akan dikatakan oleh bundanya itu.

"Ooohh tauu, sepupunya Jidan itu kan? Dulu dia sering main kesini, tapi semenjak pandemi jadi jarang banget. Kok kamu bisa kenal sama dia?"

"Lah sepupunya?"

Wanita paruh baya dihadapannya itu mengangguk yakin. "Iya lah sepupunya, masa iya pacarnya. Jidan kan sukanya sama kamu toh?"

Si tampan mendengus, 'Oasu, bocil tukang tipu'

"Hehehe, iya kali bun, Lian gak ngurus."

- Going Dumb -

"Jidannnn!! turun nak, ada yang nyariin."

Jisung yang awalnya lagi guling-gulingan dikasur langsung bangkit dan nurutin perintah papanya itu.

"Bentar paa, Jidan jalan dulu."

Namanya juga bocah mageran, jadi Jisung jalannya super duper lelet, sampai Brian yang ngeliatnya dari belakang aja memiliki keinginan untuk nendang tu bocah.

"Jidan astaga, jalan lu lama banget."

"Yaudah sih, lewatin aja gak usah hewir."

"Tangga rumah kita kan kecil dodol, lu mau badan mini lu kedorong sama badan gue terus berakhir nyusruk??"

Jisung cengengesan, membuat Brian mencubit keras pipi tembam adik satu-satunya itu. "Cepetannn!! Lu bukan putri Solo yang harus anggun."

Si manis ngedumel dalem hati, kenapa sih setiap dia lagi mager tuh selalu aja ada gangguan. Akhirnya mau gak mau Jisung mempercepat jalannya.

"Siapa pa yang nyariin Jidan?"

"Anaknya tante Lilly tuh, ada di ruang tamu."

Jisung terkejut, kesambet apa seorang Minho sampai-sampai punya niat buat nyamperin kerumah gini? Si manis ketakutan, dia ada salah kah? Atau jangan-jangan Minho mau nagih hutang?

"Ih tapi Jidan gak pernah ngutang,"

"Yah elah itu anaknya bukan mau nagih hutang kali Ji, samperin sanahh."

Si bungsu menurut, meski kakinya sedikit gemetaran disepanjang perjalanan menuju ruang tamu.

Jisung duduk disofa yang berseberangan dengan Minho, membuat keduanya kini saling bertatapan.

'Yagusti Jidan ada dosa apaan, sampe dihadepin sama cobaan sehoror ini?'

"A-ada perlu apa ya kak?"

"Gue mau mastiin sesuatu."

Jisung semakin kebingungan, mastiin sesuatu?

"Apaan?"

"Zaidan beneran pacar lu?"

Entah apa yang merasuki Minho, tapi ia ingin mendengar kebenaran perihal Zaidan adalah sepupu Jidan langsung dari orangnya sendiri.

"Y-ya iya, kenapa nanya?"

"Gak usah bohong ya cil,"

"Dih, siapa juga yang bohong."

Si manis keringat dingin, duh kenapa jadi wawancara dadakan gini.

"Lu bohong Jidan. Jujur aja sih ke gue, Zaidan bukan pacar lu kan?"

"Ck! Gini ya kak Lian yang ganteng, mau Idan pacarku atau bukan, gak ada urusannya sama situ."

Minho menepis perkataan Jisung dengan semangat, "oh ya jelas ada! Gue crush lu, gue berhak tau."

"Dih pede, orang Jidan udah 90% move on."

"Yaudah gue balikin, lu crush gue, jadi please kasih tau, gue gak mau galau lama-lama."

Jisung kaget, tuan Alaric kaget, kak Brian kaget, bahkan Eji juga kaget. Yaudahlah ya, tbc dulu aja.

Tbc

JIAKHH DIGANTUNGG 💃💃💃

-230821-

Going Dumb ; Minsung (end)Where stories live. Discover now