[6] Kamu Mau Pedekate Sama Anak Tante Ya?

3.1K 549 90
                                    

Dengan senyum manis yang terpatri, tubuh mungil itu terus melompat-lompat diatas ranjang saking girangnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dengan senyum manis yang terpatri, tubuh mungil itu terus melompat-lompat diatas ranjang saking girangnya.

"Duh gila gue, masa liat ava nya aja langsung deg-degan? Padahal biasanya kalau lagi ngerusuhin dia gue ga se deg-degan ini."

Jemari mungilnya dengan semangat membuka aplikasi berlogo hijau untuk mulai memesankan makanan yang diminta Felix sebagai imbalan tadi. Setidaknya ia bersyukur, apa yang Felix inginkan masih bisa terjangkau oleh dompet tipisnya.

Setelah berhasil memesan dan tak lupa membayarnya menggunakan saldo gopay yang ia miliki, si manis kembali termenung.

Rencana apa yang harus ia lakukan jika nantinya Minho tak kunjung menerima permintaan mengikutinya.

"Hmm, apa gue harus menghentikan kegiatan beli membeli gue di warung tante Lilly agar pemasukan warungnya berkurang?"

Satu detik setelah ide itu terucap, Jisung langsung menggelengkan kepalanya kuat-kuat, "ngga tega ah, nanti tante Lilly sedih."

"Aaaaaa terus gue harus apa dongg??"

Jisung menjatuhkan dirinya ke atas ranjang; netra kecoklatan milik si manis menelisik ke langit-langit kamar dengan bibir yang tak henti menggumamkan ide-ide absurdnya.

"Apa gue harus bikin kak Lian kesel ya? Sampai pasrah terus nerima permintaan mengikuti gue."

Senyum manis kembali terukir, yah setidaknya ini adalah ide paling masuk akal dibanding ide-idenya yang lain.

"Oke, satu minggu permintaan gue ga di acc, gue akan melancarkan misi."

Dengan kepercayaan diri yang melebihi kapasitas seharusnya, Jisung mengangguk mantap sambil kembali mengunyah permen yupi favoritnya.

- Going Dumb -

Benar saja dugaannya, Minho tak kunjung menerima permintaannya, bahkan ini sudah memasuki hari ke-delapan.

Baiklah, apa boleh buat. Jisung harus melancarkan rencananya demi kemajuan hubungan antara dirinya dengan crush tampannya.

"Mamaa, Jidan mau jajan dongg~ boleh minta uang ngga ma?"

Mama Jane yang sedari tadi fokus memperhatikan televisi lantas berdecak pelan ketika anak bungsunya dengan sengaja berdiri tepat dihadapannya hingga televisi didepan sana terhalang oleh tubuh mungil Jisung.

"Di meja makan ada uang bekas kembalian mama tadi, sepuluh ribu cukup kan?"

Si manis mengangguk semangat, "cukup maa~ timaaci banyak mamaku sayangg mwa!!"

Setelah mengecup kedua pipi sang mama, Jisung langsung berlari kecil menuju meja makan dan dengan gesit tangannya mengambil lembar berwarna ungu itu sebelum akhirnya kembali melangkah keluar rumah.

"Jidan jajan dulu ya maa~ jangan kangenn,"

---

"Bwip bwip yuhuuu!! Jidan mau be— yahhh kok tante Lilly yang jaga??"

Wanita cantik yang sedari tadi sibuk menata barang-barang warungnya lantas tertawa kecil mendengar pertanyaan Jisung.

"Ya kan ini warung tante Ji, masa pak RT yang jaga? Lagian kenapa nanyanya begitu? Tumben banget kamu gak seneng ketemu tante,"

Jisung panik. Waduh kode merah, dia salah ngomong ke calon mertua, "ehhh ga gitu tantee, Jidan kira bakal kak Lian yang jagaa."

Tante Lilly kembali tertawa, "oh gitu, kamu mau pedekate sama anak tante ya?"

"Betul, betul, betul!"

"Yauda kamu balik dulu sana, biar ngga keliatan disengaja. Nanti pas Lian udah diluar ngegantiin tante baru kamu dateng lagi."

Jisung tertawa penuh kemenangan didalam hati. Lihatlah, bahkan dia sudah berhasil membentuk kubu dengan calon mertua. Kalau begini artinya ia sudah berada satu langkah lebih dekat untuk mendapatkan hati Minho.

"Okidoki aye aye captain! Bye-bye tantee~"

---

"Yuhuuu~ Jidan datang lagiii, mau jajan dongg,"

Percaya ngga percaya ini udah kali ke tujuh Jisung mendatangi warung milik tante Lilly, dan sedari tadi yang dia beli hanya yupi bentuk hati satu biji. Minho yang kedapatan tugas untuk menjaga warung pun sudah jengah; tak habis pikir dengan kelakuan bocah aneh yang sayangnya merupakan tetangganya itu.

"Lu apa ngga capek bolak-balik setiap sepuluh menit sekali? Gue aja capek keluar masuk dari rumah ke warung buat layanin lu."

"Engga kok. Lagian kan Jidan udah bilang, accept follow request Jidan dulu baru Jidan berhenti bolak-balik."

Minho berdecak kesal, tangannya mengulurkan satu bungkus yupi bentuk hati kehadapan si manis.

"Ngga bakal. Beli yupi lagi kan lu?"

"Yauda, Jidan juga gabakal berhenti. Uang Jidan juga baru ngurang 3.500, masih sisa banyak. Kita ketemu sepuluh menit lagi ya kak Lian ganteng~"

Jisung mengambil yupi yang diberikan oleh Minho dan tak lupa membayarnya dengan uang koin lima ratusan. Mengabaikan tatapan menyeramkan yang Minho tunjukkan padanya.

"Bocah stress, gabakal gue keluar buat layanin lu lagi."

"Yauda, Jidan yang masuk. Tante Lilly gabakal marah kalau Jidan yang masuk ke rumahnya. Wlee!"

Dengan segera Minho mencengkeram tangan ramping Jisung; tak peduli kalau tingkahnya membuat tangan si manis memerah, bahkan pekikan Jisung pun tak membuat dirinya mengendurkan cengkeramannya.

"Denger gue ya bocah gila, suka sama orang boleh, tapi tau malu lah. Atau emang dari awal lu gapunya malu? Kalau lu tetep mau pertahanin sikap gatau malu lu ya jangan ke gue. Berhenti gangguin gue bocah murahan."

Jisung terkejut, tentu saja. Kata-kata yang keluar dari belah bibir Minho terdengar sangat menyakitkan. Tapi tentu saja yang harus ia lakukan adalah tetap tenang, membalas perkataan Minho dengan emosi justru akan membuat segalanya semakin buruk.

"Iya, okey. Maafin Jidan. Sekarang tolong lepasin tangan Jidan, sakit."

Jisung mencicit dengan suara yang sedikit bergetar. Membuat Minho mulai tersadar dengan apa yang ia lakukan, dan akhirnya mengendurkan cengkeraman.

"Ji—"

"Makasih yupinya kak Lian. Jidan pulang dulu ya."

Jisung berbalik dan langsung berlari menuju rumahnya dengan kedua tangan tak berhenti mengusap air mata yang perlahan mulai mengalir.

Membuat Minho benar-benar tersadar dengan apa yang baru saja terjadi, "shit, kayaknya kata-kata tadi terlalu kasar buat Jidan."

Tbc

Kebiasaan oknum eji = abis adem ayem, langsung begaduh ✌🏻😔

Going Dumb ; Minsung (end)Where stories live. Discover now