[35] Kalau Udah Lulus Mau Kemana?

1.7K 358 28
                                    

"Kamu pas kelas perhatiin gurunya gak sih? Kok ya semuanya nggak ngerti."

Jisung merengut, saat ini tuh dia lagi minta tolong kepada Minho untuk mengajarinya fisika. Ketika yang lebih tua bertanya tentang bagian mana yang tak ia mengerti Jisung pun hanya bisa jujur bahwa ia tak mengerti semuanya. Tapi Minho malah ngomel-ngomel begini bikin dia cemberut aja.

"Ya gimana mau didengerin, gurunya aja gak pernah ngajar. Kerjaannya setiap minggu cuman ngasih tugas, tugas, dan tugas."

"Terus kamu ngerjain tugas-tugas yang sebelumnya gimana?"

Jisung menggembungkan pipinya kesal, "ya kerjasama sama teman-teman ku lah."

Si tampan hanya terkekeh kecil melihat pipi bulat itu menggembung lucu. Tanpa bisa menahan gemas, akhirnya buntalan daging super gemas itu ia tusuk-tusuk menggunakan jari telunjuknya.

"Iihhh!! Kak Lian ngapain sihhh??"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Iihhh!! Kak Lian ngapain sihhh??"

Si manis berujar marah, namun ekspresi marahnya itu justru terlihat semakin menggemaskan, bahkan tak ada kata menyeramkan dipikiran Minho setiap kali Jisung menampilkan raut ngambeknya.

"Ya kamu ngapain gembung-gembungin pipi gitu? Mau ku gigit?"

"Nggak mau lah! Orang lagi kesal kok malah digigit?!"

Si tampan lagi-lagi terkekeh, dicubitnya pipi bulat itu dengan gemas. "Yaudah, kalau nggak mau digigit, dicium aja dehh. . mau nggak?"

Jisung nggak ngejawab, tapi dia langsung nyodorin pipinya dengan bibir yang masih mengerucut lucu.

Cup!

"Nah udah tuh, anak kecil masih kesal?"

"Masihh!! Kata pipi kiri dia iri karena nggak dapat kith kayak pipi kanan,"

Minho mendengus geli, sedikit heran sama akal-akalan Jisung yang tak ada habisnya. Walau dia juga gak protes sih, justru seneng bisa cium pipi bayi kesayangannya.

"Iya-iya, mana sini pipi kirinyaa?"

Si manis dengan cepat menyodorkan pipi kirinya untuk mendapatkan kecupan singkat dari Minho.

Cup!

"Udah? Pipi kiri nggak iri sama pipi kanan lagi?"

"Heum! Mereka suda baikann~"

Minho ketawa, "ada-ada aja kamu Jidannn,"

"Nyenyenye, cepat ajarin Jidannn!! Deadlinenya jam satu nanti."

Nah kan, balik lagi sisi tupai rabiesnya.

- Going Dumb -

"Kak Lian nanti kalau udah lulus mau kemana?" Jisung mengusap surai hitam Minho yang tengah anteng memeluki tubuh mungilnya.

Mereka sudah selesai dengan kegiatan belajar mengajar dadakannya, dan kini keduanya telah berpindah ke kamar Minho.

"Mau ke rumah depan."

"Rumah depan mah berarti rumahku dong? Mau ngapain?"

Minho nguselin wajahnya dipundak yang lebih muda, setelahnya ia mendongak dan tersenyum lebar. "Mau lamar anak bungsunya om Aric."

Jisung rolling eyes lalu terkekeh setelahnya, nggak lupa hadiahin dahi Minho pakai sentilan pelan. Emang dasar buaya darat, lagi nanya serius malah jawab ngadi-ngadi.

"Jidan lagi serius kak Liannn!!"

"Ya aku juga serius kok sama kamu, emang pernah aku bercanda sama perasaanku sendiri?"

"Ih maksudnya nggak gituuu, maksudnya kak Lian kalau udah lulus mau langsung kerja atau gimana? Atau kali aja ada rencana apa gitu."

Jisung gregetan sama kekasihnya, yaiya sih keliatan kalau Minho emang serius sama dia, tapi kan topiknya kali ini lagi bukan mengarah ke situ.

Minho mengangkat bahunya sekilas, seolah acara bermanja-manjanya dengan Jisung terasa jauh lebih menarik dibanding topik pembicaraan kali ini. Ya emang bener sih, Minho kan clingy nya udah menuju tak terbatas dan melampauinya.

"Kerja kali. Udah dapet tawaran sih dari om Wisnu, tapi nggak tahu deh."

Jisung mengernyit bingung, "Om Wisnu?"

"Iya, sohibnya ayah."

"Ooh ayahnya Mira?"

Kali ini Minho yang natap bingung ke arah yang lebih muda. Jisung mengenal Minju?

"Iya, kok kamu kenal Mira?"

Jisung ketawa canggung, Minho belum tahu aja kalau dia dan gadis cantik itu pernah menjadi sekongkol. Bahkan berkat tips dari gadis cantik itu akhirnya om Thalla berubah menjadi sedikit lebih menerima kehadirannya.

Dasar maniak ayam Taliwang.

"Mira itu mutual Instagram ku kak."

"Oooh, tapi kok tahu kalau dia anak sohibnya ayah?"

"Kepo banget dih."

Yang lebih tua berdecih singkat, meski setelahnya kembali memejamkan mata didalam pelukan Jisung.

Ini tuh udah lewat dua jam semenjak les dadakannya berakhir, namun Jisung tak kunjung diberi izin untuk pulang. Ya gimana mau pulang kalau daritadi aja tubuhnya dipeluk mulu.

"Kak Lian jangan erat-erat dongg, panas tauu."

Si pemilik nama menurut, ia melonggarkan pelukannya, meski hanya sebentar. Karena dia hanya sedikit beranjak untuk mengambil remote AC, lalu kembali memeluk erat Jisung setelah menyalakan pendingin ruangan itu.

"Ya ampun. . ."

"Apa? Nggak ada alesan lagi ya Cil."

"Ah tau ah, terserah bayi gede aja lah!" Jisung ngambek, tapi malah memiringkan badan menghadap Minho, lalu membalas pelukan itu dengan tak kalah erat.

"Ya memang terserahku. Udah lama juga kita nggak cuddle, biasanya aku sibuk nugas mulu."

"Iya-iya peluk aja peluk sampe aku remuk. Akunya mah mau bobo aja."

"Ya udah, bobo aja sayang."

Jisung ngangguk, dan mulai nyamanin posisinya didalam dekapan sang kekasih.

Tbc

Pipipip chapter ini ak persembahkan buat kalian yang kangen momen clingy lianjidan 🙏🏻🙏🏻

Vote dan komennya jangan lupa yh bestie 🤺

-191021-

Going Dumb ; Minsung (end)Where stories live. Discover now