48.

1.5K 26 1
                                    

Haiiiii.

Semoga sukaaa.

Walaupun ga sesuai target tapi tak pe tak pe, tetap ai publish wakakak. Tangan udah gatel soalnya xixi.

Bintang jangan lupa yakkk💗.

Happy Reading💗.

***

Dengan mata memerah serta tangan yang terkepal kuat Dewa melangkah lebar menuju ruangan Harun. Ia membanting pintu kaca itu hingga membuatnya pecah. Harun tersenyum miring, ia memutar kursi kebesarannya dengan tangan yang memegang gelas kecil berisi alkohol.

"Ada apa?" tanya Harun pura pura tak tahu.

Wajahnya berubah kaget kemudian. Ia menaruh gelas tadi dan bangkit dari kursi kebesarannya "ouh... aku lupa mengirimkan uang sumbangan, kau mau berapa hm?"

"Bangsat!" teriak Dewa melayangkan tinjuan ke wajah Harun.

Harun tersungkur. Ia berdecih pelan sembari memegangi sudut bibirnya yang sedikit lebam. Lelaki itu terkekeh sembari mendirikan tubuhnya lagi.

"Lo kan yang bunuh ibu gue?! Lo kan bangsattt??!!!!" teriak Dewa mencekram kuat kerah baju Harun.

Harun tersenyum meremehkan. Ia menurunkan tangan Dewa dari kerah bajunya "kau belum melaksanakan semua perintah ku, anak muda" desis Harun. Menekankan kalimat terakhirnya.

"Gue udah laksanain semua bangsat! Gue udah turutin semua perintah lo! Gue rela bohongin semua orang demi lo! Demi lo bajingan!. Tapi sekarang apa? Lo malah bunuh ibu gue?! Gue gak minta apa apa Run, gak. Gue cuman mau lo biayai pengobatan ibu gue udah itu aja, imbalan juga udah gue kasih sebagai babu lo. Simbiosis mutualisme udah di lakuin di sini! Terus maksud lo gue belum laksanain semua itu apa bangsat?! APA???!!!" teriak Dewa emosi. Dadanya sampai naik turun menahan sesak yang ingin ia tumpahkan sekarang.

Harun menatap Dewa datar. Ia sama sekali tidak meminta penjelasan pemuda itu. Malahan kupingnya semakin panas mendengar nya berteriak tidak jelas.

Harun menepuk tangannya sekali memberi aba aba untuk asistennya masuk kedalam ruangan. Tak lama lelaki yang bername tag Andi itu masuk kedalam dengan sebuah laptop di tangannya.

"Tunjukan" perintah Harun. Ia duduk kembali di kursinya sambil mengamati Andi yang sedang membuka salah satu file disana.

Andi menoleh ke Dewa. Ia mendorong kasar pemuda itu agar mendekat ke laptopnya. Tangannya mengatur suara dari file itu agar terdengar nyaring.

Gue gak bisa putusin Nanda.

Gue sayang sama dia.

Dia cewek baik. Kalo gue ngelepas dia sama aja gue ngebuang sebuah berlian.

Rencana ini bakal gue mutilasi. Gue pura pura udah mutusin Nanda supaya Harun percaya kalo gue udah ngejalanin rencananya.

Tuhan dukung saya.

"See?" Harun mulai memojokkan Dewa.

"Sadar dibagian mana yang belum kau laksanakan? Hm?"

"Dan kau juga berani membohongi ku?" Harun terkekeh. Ia meminum minumannya kembali.

"Bodoh!"

Shit! Dia masang penyadap! ;batin Dewa.

"Kenapa diam? Double kesalahan dibayar satu nyawa. Adil bukan?"

"Tapi lo gak harus bunuh ibu gue anjing! Lo bisa bunuh gue! Lo bisa ambil semua yang gue punya! Kesepakatan kita awalnya gak gini!"

"Kita? Saya sudah mengubahnya beberapa waktu lalu" jawab Harun enteng.

RAVIA(END)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें