2.

4.7K 126 2
                                    

Haiiiiii.

Semoga sukakkk.

Tombol bintangnyaa jangan lupaa🔥.

Happy Reading💗.

***

Bel pulang terdengar sangat nyaring seantero sekolah dan hal itupun membuat seluruh murid berbondong bondong keluar dari kelas nya dengan wajah yang sumringah. Begitu pula yang dialami oleh Via dan para sahabatnya yang sedang mengemasi buku bukunya. 

“Sumpah! Akhirnya pulang juga!” ucap Nanda girang sambil menyampirkan tas berwarna merah mudanya. 

“Iya bisa rebahan santuy ahay!” sahut Ryani tak kalah girang lalu menyampirkan tas berwarna dark blue di pundak sebelah kanannya. 

“Bener banget! pulang sekolah emang kebahagian tiada tanding!” timpal Arum seraya menyampirkan tasnya juga yang berwarna pastel. Katakanlah mereka lebay karena pulang sekolah saja sudah seheboh itu. Karena mereka menjunjung tinggi gak heboh gak afdol hmm mungkin itulah sembayon yang dibanggakan oleh mereka. 

Namun, mendengar ocehan sahabatnya yang gembira ketika pulang sekolah. Via seketika menghentikan aktivitasnya mengemasi buku pelajaran. Ia tersenyum kecut jika menerawang kembali keadaan keluarganya. Iri? Tentu saja! Via ingin hidupnya kembali seperti dahulu. Namun, sudah pasti itu tidak akan mungkin. Setelah selesai ia menyampirkan tasnya lalu keluar begitu saja dari dalam kelas.

"Tumben gak nunggu kita?" tanya Ryani heran.

Arum diam lalu menepuk jidatnya pelan "gue lupa!"

"Kalian inget kan apa yang kita bahas tadi? Kok bisa lupa sih kalau Via sensitif banget kita bahas begituan!" gerutu Arum lalu menggeret tangan Ryani dan Nanda keluar kelas.

"Bodoh lo Nan" maki Nanda sembari memukul kepalanya.

"Sttt gak boleh. Mending kita susul Via. Dia pasti masih di depan gerbang nunggu jemputannya" ujar Arum menghentikan aksi Nanda.


***

Via melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya lalu melihat kearah jalan. Mungkin kegiatan itulah yang Via lakukan saat menunggu Mang Asep-supir jemputannya itu. Ia menggeram kesal karena Mang Asep belum juga datang padahal ini sudah lewat dari jam jemputannya. 

“Mang Asep kemana!” gerutu Via sambil menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. 

Tak lama Via pun memikirkan kejadian tadi di kelas bersama sahabatnya. Ia merasa pembahasan tadi sedikit sensitif dan apakah mereka tidak memikirkan dirinya? Ah sudahlah tidak penting juga yang terpenting sekarang adalah kemana Mang Asep sang supirnya itu?!. 

Grep

Via terlonjak kaget saat tiba tiba ada yang memeluknya dari belakang dan pada saat itu juga ia ingin memberontak dan mengeluarkan sumpah serapahnya namun ia urungkan karena mendengar isakan dari belakang. Dengan segera ia langsung membalikan tubuh nya. 

"Kenapa?" tanya Via khawatir seraya memegang kedua lengan Nanda.

"Maafin gue. Hiks gue gak bermaksud gu-" ucapan Nanda terpotong karena Via tiba tiba langsung memeluk tubuhnya dan disitu juga tangis Nanda langsung pecah.

"Gak papa, udah jangan nangis lagi" ucap Via lalu menguraikan pelukannya dan menghapus jejak air mata di pipi Nanda.

"Iya nanti hiks gue gak cantik lagi!" Via memutar bola matanya jengah.

RAVIA(END)Where stories live. Discover now