28.

1.6K 28 1
                                    

Haiiiii.

Semoga sukaa.

Bintangnya jangan lupa🔥.

Happy Reading💗.

***

Rakha menyetujui ajakan Alin. Kaki jenjangnya kini melangkah menuju pintu cafe lalu membukanya yang mengakibatkan lonceng diatasnya berbunyi nyaring. Ia mengedarkan pandangannya mencari Alin. Tak lama sebuah tangan mungil melambai kearah nya, sudah di pastikan itu sosok Alin yang ia cari.

"Sorry lama" ujar Rakha duduk di sofa hadapan Alin.

"Sans, gue baru aja kok" balas Alin tersenyum manis.

Rakha manggut manggut. Ia mengeluarkan handphone dari dalam saku lalu memainkannya, sesekali pandangannya terarah keluar jendela cafe yang berada di sampingnya. Alin mendengus kesal menatap Rakha yang hanya fokus pada handphonenya, tujuannya mengajak Rakha kesini kan untuk mendapatkan perhatian cowok itu, tapi mengapa ia jadi es balok begini?!.

"Ekhem" dehem Alin, Rakha meliriknya sekilas.

"Gue denger denger lo putus ya sama Via?" tanya Alin, Rakha mendongakkan kepalanya.

Ia menatap Alin datar lalu menyimpan handphonenya kedalam saku celana "Bukan urusan lo!" desis Rakha tajam. Alin menelan salivanya susah payah mendengar penuturan Rakha.

"Hm oke" 

"Lo niat traktir gue gak?, kalau gak gue buru buru ada urusan!" celetuk Rakha. Ia mulai jengah disini, apalagi dengan gadis yang baru dikenalnya kemarin sore.

Alin gelagapan, ia langsung memanggil seorang waiters lalu memesan makanannya dan makanan Rakha. 

"Lo pilih yang mana" ucap Alin menyodorkan buku menu kearah Rakha.

"Samain" balas Rakha singkat tanpa mau menerima buku menu itu.

Alin mengangguk dan menarik tangannya kembali. Ia mengucapkan pada waiters tadi makanan apa yang ia pesan. Setelah rampung waiters tadi membungkukkan tubuhnya lalu melenggang pergi dari hadapan dua remaja itu

Sialan, susah banget deketin lo! ;batin Alin mencak  mencak.

***

"Vi lo beneran mau pindah?" tanya Ryani menatap sahabat nya itu.

Via menghela nafas pelan "iya"

Malam ini ketiga sahabat Via sepakat untuk menginap di kediaman Wijaya. Bukan tanpa alasan, mereka disini hanya ingin menghabiskan waktu bersama di akhir pekan. Ketiga remaja yang tengah berbaring di kasur itu langsung bangkit dan menatap satu sama lain lalu menolehkan kepalanya kearah Via yang sedang membaca buku di meja belajarnya.

"Lo udah pikirin mateng mateng Vi?" tanya Arum pelan.

"Iya Vi. Pkiran kita kan masih labil, jadi bisa aja lo belum mateng mateng mikirin hal ini" tambah Nanda.

Via menutup bukunya, ia berbalik kebelakang menatap para sahabatnya lalu bangkit dari kursi dan berjalan perlahan kearah mereka. Cewek berambut hitam kecoklatan itu mengambil salah satu tangan para sahabat nya lalu mengagabungkannya menjadi satu dengan kedua tangan mungilnya mengelus punggung tangan mereka.

"I know, I don't want to be away from you either, but I have to" tutur Via.

Via menghela nafas kala tak ada jawaban yang keluar dari mulut ketiga sahabatnya. Cewek itu merentangkan tangannya lebar lebar yang membuat para sahabatnya mengernyit heran.

RAVIA(END)Where stories live. Discover now