33.

1.6K 27 3
                                    

Haiiiii.

Semoga suka.

Bintangnya jangan lupa🔥.

Happy Reading💗.

***

Keesokan paginya Via bangun dengan mata sembab serta hidung yang terlihat memerah. Ia mengucek matanya pelan lalu bangkit dari ranjangnya dan berjalan gontai menuju kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum ke sekolah nanti.

Selang beberapa menit akhirnya ia keluar dengan seragam yang sudah melekat di tubuh mungilnya. Via menatap wajah nya lekat lekat di depan cermin lalu memoleskan sedikit bedak serta lip blam nya.

Gadis itu mulai meraba bagian bawah matanya "Sembab banget"

Kemudian ia terkekeh lalu mulai menatap ke arah cermin lagi "Ini hari kedua, kamu gak ada di samping ku" gumam Via pelan.

"Mau hari keberapa lagi kamu gak ada di samping aku?" tanya Via lagi yang sudah pasti tidak akan ada yang menjawabnya.

"Atau gak akan pernah ada di samping aku?" Via tersenyum getir, ia menggeleng pelan lalu mengangkat kepalanya, menghalau air mata yang ingin menetes lagi dari tempatnya.

Seperti biasa, sebelum berangkat ke sekolah ia menyempatkan diri untuk berpamitan pada sang mama. Ya walaupun hanya sebatas foto Via menganggap itu adalah nyata di hidupnya.

"Ma, Via berangkat dulu" ucap Via mengelus foto dengan bingkai warna hitam ditangannya.

"Doain Via semoga selalu bahagia dan bisa bahagiain mama"

"Tungguin Via ma, I love You" ujar Via lalu mengecup foto itu untuk mengakhiri percakapannya.

Setelahnya Via menyimpan foto itu kembali ke dalam laci meja rias dan melangkah keluar dari kamar setelah menggunakan sepatu sekolah nya.

***

"Pagi Putri Ayah" sapa Arlan saat melihat putrinya tengah menuruni tangga.

Via menengok sebentar lalu melanjutkan langkah nya "Pagi yah" jawab Via datar seraya menggeret kursi lalu mendudukinya.

"Nanti kamu diantar Satria" celetuk Arlan.

"Tumben" gumam Via.

"Katanya dia kangen ngantar kamu" lanjut Arlan.

"Oh" balas Via lalu mengambil sehelai roti tawar dan mulai mengolesinya dengan selai.

Arlan menghembuskan nafas pelan, ia sedikit melirik kearah Via lalu tak lama muncul kerutan di keningnya. Tangan besar nya reflek mengelus bagian bawah mata Via yang membuat sang empunya kaget lalu menjauhkan wajahnya.

"Kamu habis nangis nak?" Via diam dan Arlan paham apa arti diamnya Via.

Ia bangkit dari kursi lalu mulai memeluk putrinya itu. Dengan senang hati Via membalas memeluk pinggang sang ayah, menduselakan kepalanya disana mencari tempat ternyaman yang selama ini jarang ia dapatkan.

"Maafkan ayah" gumam Arlan sembari mengusap puncak kepala Via.

"Selama ini ayah terlalu sibuk hingga tidak memperhatikan kamu"

RAVIA(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang