3.

3.9K 96 3
                                    

Haiiiii.

Semoga sukakk.

Tombol bintangnya jangan lupa🔥.

Happy Reading💗.

***

Tepat jam setengah 4 sore Via baru sampai di kediamannya. Dengan langkah gontai ia pun membuka pintu rumah secara perlahan. Pandangan pertama yang Via lihat adalah Ayahnya yang sedang mengerjakan berkas kantor dengan Sara-calon ibu tiri Via yang tengah bergelayut manja di lengan ayahnya.

Yap, Via telah menjadi anak piatu sejak ia duduk di bangku kelas 3 menengah pertama. Diana-Mama Via meninggal karena mobil yang ditumpanginya mengalami rem blong dan terperosok kedalam jurang dan seketika mobil itu terbakar dengan Diana di dalamnya.

Arlan yang merasa ada yang membuka pintu rumahnya pun lantas menoleh kearah pintu lalu tak lama senyumnya pun mengembang saat melihat putri satu satu nya berdiri disana.

”Via sini dulu nak” panggil Arlan sambil menepuk sofa kosong yang ada di samping kirinya. 

Via menghembuskan nafasnya lalu berjalan menuju sofa ”Ada apa yah?” tanya Via seraya mendudukkan diri di sofa sebelah kiri ayahnya dan menghiraukan tatapan benci yang di layangkan oleh Sara-calon ibu tiri Via. 

“Ayah mau selepas kamu lulus SMA memegang perusahaan wijaya compeny ” ucap Arlan lembut sambil mengelus punggung tangan Via. 

Via tampak berfikir sebentar. Sebenarnya ia sangat malas jika lulus SMA langsung memegang perusahaan ayahnya karena ia ingin kuliah dan merasakan menjadi mahasiswa seperti yang lainnya. 

Ia pun menatap ayahnya sebentar lalu menatap ke arah Sara. Disana Sara menatapnya penuh amarah dan benci menjadi satu. Dari tatapan itu Via dapat membaca bahwa Sara berbicara padanya untuk tidak menerima tawaran sang ayah. Namun, tak semudah itu ia harus menurut pada wanita di hadapannya kini. Via pun tersenyum miring lalu beralih menatap ayahnya. 

Via mengangguk pelan "Via mau" jawab Via yakin dan disitu juga Arlan langsung memeluknya erat. Gadis itu tersenyum miring kearah Sara yang kini telah diselimuti oleh amarah.

Arlan menguraikan pelukannya lalu mengecup kening Via sebentar "Terima Kasih Via sudah mau menuruti kemauan ayah" ucap Arlan tulus.

Via mengangguk "Via keatas yah" pamit Via yang diangguki Arlan.

Via bangkit dari tempat ia duduk. Namun, sebelum benar benar pergi ia menatap Sara dingin dan mulutnya pun bergerak seperti berucap jalang matre! Setelah itupun Via berlalu pergi meninggalkan ruang tamu dengan Sara yang sudah berapi api karena ulahnya.

“Mas apa kamu tidak memikirkan lagi soal Via yang lulus SMA langsung memegang perusahaan mu?” tanya Sara sambil memainkan jemari milik Arlan. 

Arlan menoleh ke arah Sara dan menaikkan satu alisnya ”Aku sudah memikirkannya. Mengapa? Apa kamu tidak setuju?” tanya Arlan lalu balas mengelus punggung jemari Sara. 

Sangat tidak setuju jika anak sialan itu yang memegangnya! ;batin Sara.

“Ah! Aku sangat setuju namun aku hanya takut jika Via belum siap saja Mas” jawab Sara dengan senyuman. 

“Tenanglah dia pasti bisa mengurusnya” setelah mengucapkan itu Arlan kembali fokus pada laptopnya. Sara pun hanya tersenyum palsu lalu kembali bergelayut manja di lengan Arlan. 

Sialan kamu Via!.

***

Disisi lain Via kini tengah duduk di bangku yang berada di balkon kamarnya seraya merasakan angin sore yang menerpa wajahnya. Tenang, itulah kalimat yang saat ini Via rasakan. 

2 tahun tanpa merasakan kasih sayang sang mama membuat dirinya kehilangan sesuatu yang sangat berharga dalam hidupnya. Yang biasanya selalu ada disaat Via sedih dan senang namun sekarang? Ia hanya memendam itu semua sendiri tanpa mau berbagi dengan siapapun. 

Ditambah dengan menghilangnya dia disaat Via berada di fase tersulit dalam hidupnya membuat Via sangat terluka dan tidak menyangka bahwa ia meninggalkan Via dalam keadaan seperti itu. Bahkan Via sendiri pernah mengalami depresi karena ditinggal oleh dua orang yang disayangnya dalam satu waktu bersamaan. 

Via kangen mama ;batin Via bertepatan dengan air matanya yang luruh begitu saja. 

Inilah yang Via benci dalam dirinya. Ketika raga nya sudah dikuatkan oleh nya namun hatinya malah menolak untuk kuat. Via tidak sekuat yang kalian kira, ia sangat rapuh hingga rapuhnya ia tutupi dengan tameng yang ia buat sendiri sampai semua orang pun tertipu dan menganggapnya baik baik saja.

***

S

eseorang dengan amarah yang memuncak tengah memukuli samsak yang ada di depannya. Ia menghiraukan peluh yang membasahi tubuhnya. Perasaan kesal masih menyelimuti nya saat mengingat kejadian beberapa waktu lalu yang mengharuskan ia kalah balapan karena perempuan sialan itu. 

Ya dia Rakha yang masih di selimuti amarah hingga harus melampiaskan nya pada samsak tak berdosa di hadapannya. Rambut dan tubuhnya kini sudah di penuhi oleh keringat namun tak mengurangi kadar ketampanannya sedikit pun. 

"Kesel boleh tapi jangan berlebihan" celetuk Rizky saat memasuki ruangan khusus untuk melakukan gym. Rakha hanya menoleh sekilas lalu melanjutkan kegiatannya lagi.

"Cowok harus bisa ngendaliin emosinya"  lanjut Rizky yang membuat Rakha menghentikan aksi memukul samsak di depannya. 

“Gara gara perempuan itu harga diri gue direndahin Ky!” ucap Rakha yang masih tersulut emosi. 

“Dan gue gak terima gitu aja!” tambah nya lagi dengan tangan terkepal kuat. 

“Dia harus tau akibatnya karena udah cari gara-gara sama gue!” ucap Rakha penuh penekanan.

Rizky memutar bola matanya jengah. Memang jika sudah keras tidak bisa di lunakkan lagi "terserah".

***

Halloooooo

Gimana di part ini?

Ada typo? Tandai biar author perbaiki.

Vote and komen jangan lupa🔥.

See u di next part💗.

___TBC___

RAVIA(END)Where stories live. Discover now