27.

1.6K 30 13
                                    

Haiii.

Semoga suka.

Bintangnya jangan lupa🔥.

Happy Reading💗.

***

Via termenung menatap luar jendela kamarnya. Ia menghela nafas pelan berbarengan dengan setetes air mata yang meluncur kembali di pipinya. Perlahan pintu kamar gadis itu terbuka. Ia menoleh menatap sosok Arlan yang tengah berjalan pelan kearahnya.

Dengan segera Via menghapus air matanya lalu menoleh ke arah Arlan yang sudah duduk tepat di dihadapannya.

"Sini, ayah peluk" ucap Arlan merentangkan tangannya. Tanpa ada jawaban dari Via, ia langsung menubruk tubuh ayahnya dan menangis tersedu sedu disana.

"Hiks... Rakha jahat ayah" ucapnya lirih. Memang hatinya tidak berkata seperti itu tapi entah mengapa bibir Via lebih memilih logika yang ada.

Arlan menghela nafas pelan, tangan pria paruh baya itu mengelus lembut surai hitam panjang milik putrinya. Ia tak tega melihat putrinya seperti ini, tapi ia juga tidak bisa menyalahkan Rakha jika tidak ada bukti. 

"Nak" panggil Arlan yang membuat Via mendongakkan kepalanya.

"Kamu mau pindah sekolah?"

***

Sebuah motor sport berwarna black berhenti tepat di depan gerbang kediaman Wijaya. Pemuda itu turun dari motor lalu membuka helm full face dan menaruh nya di atas tangki motor. Ia berjalan kearah bel dan memencet nya beberapa kali hingga mang Asep membuka gerbang untuknya.

"Ohh den Rakha, mangga masuk" ucap mang Asep mempersilahkan Rakha masuk.

"Makasih mang" balas Rakha.

"Oh iya mang, Rakha titip motor didepan" lanjut Rakha yang di balas jempolan oleh mang Asep.

Rakha tersenyum kecil lalu berjalan cepat kearah pintu rumah Via. Ia mengetuknya beberapa kali hingga pintu terbuka dan menampakkan bi Sumi disana. Setelah mendapat izin, Rakha langsung masuk kedalam dan duduk di sofa ruang tamu sembari menuggu Via datang untuk menemuinya.

"Semoga Via mau dengerin gue" gumam Rakha pelan dengan tangan yang terus mengusap wajahnya.

"Ada apa kamu kemari?" suara berat ayah Via membuat Rakha mendongakkan kepalanya. Ia bangkit dari duduknya lalu menyalimi tangan Arlan sopan.

"Mau membuat anak saya menangis lagi?!" tanya Arlan dengan nada suara meninggi.

Rakha menggeleng pelan "saya mau jelasin semuanya om" 

"Jelasin apa hah?! Semua udah jelas!"

"Hp saya waktu itu hilang om saat balapan, saya juga gak tau siapa yang mengambilnya. Saya kira pelakunya hanya mengambil handphone saya tetapi ia juga menyebar isi nya om, percaya sama saya om.
Saya gak mungkin nyebar aib perempuan yang saya sayangi" jelas Rakha. Arlan terdiam sebentar.

"Duduk kamu" titah Arlan yang langsung dituruti Rakha.

"Saat ini Via masih belum mau ketemu kamu, tapi om akan berusaha buat jelasin semuanya ke dia" ujar Arlan menepuk bahu Rakha.

RAVIA(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang