25.

2K 42 4
                                    

Haiiii.

Semoga suka.

Bintangnya jangan lupa🔥.

Happy Reading💗.

***

Brak!.

Sara terlonjak kaget. Ia membalikkan tubuhnya namun mulut nya langsung di bekap oleh seorang pria. Sara berontak, tapi sia sia karena tenaga nya tak cukup kuat dari pria yang membekap nya.

Tubuhnya di hempaskan ke sofa rumah Arlan. Sara meringis pelan saat merasakan tulang ekornya nyeri. Tak lama satu pria lagi masuk kedalam dengan jas formal yang ia gunakan.

Sara duga itu adalah bos mereka. Ia berjalan masuk saja di kawal kanan kiri. Setelah pria itu sampai di hadapan Sara ia terdiam sebentar lalu menyuruh pengawal nya untuk melepas kain di mulut Sara.

"BEDEBAH! SIAPA KAU?!" teriak Sara lantang. Untung saja rumah ini sedang sepi, karena Arlan sudah ke kantor dan mang Asep yang menemani bi Sumi berbelanja ke pasar.

Harun menatapnya remeh. Ia merendahkan tubuhnya lalu mencekram dagu Sara kuat. Jika bukan karena rencana itu Harun tidak akan mau menemui wanita ini.

"Sekali lagi kau berteriak aku patahkan leher mu!" ancam Harun. Sara meneguk salivanya kuat. Ia takut sekarang.

"Mau apa kau?" tanya Sara dengan nafas tak beraturan.

Harun tersenyum miring "turuti semua perintah ku"

Sara memblalakan matanya "KAU GIL-"

"JANGAN BERTERIAK BODOH!" bentak Harun.

"Turuti semua perintah ku jika tak ingin namamu tertulis di batu nisan nantinya!" lanjut Harun menatap tajam Sara.

"Arghhhh! Sialann! Siapa dia?! Berani berani nya memerintahku" pekik Sara. Ia masih kesal jika mengingat kejadian beberapa waktu lalu itu.

Nafas nya tak beraturan. Ia mengepalkankan tangan nya kuat diatas meja kerja "Karena dia rencana ku semua gagal!"

"Arghh! Anjing!"

***

Jam sekolah telah usia dan sekarang jam pulang yang ditunggu para murid telah tiba. Mereka besorak ria saat keluar kelas. Rakha tersenyum kecil melihatnya, ia berjalan santai menuju kelas Via dengan kunci motor yang ia putar putar di jari telunjuknya.

Setelah tiba, Rakha menyenderkan tubuhnya pada pintu kelas seraya memperhatikan Via yang tengah mengemasi buku bukunya. Memang Via tidak sendiri disana namun ya namanya Rakha yang di perhatikan pasti hanyalah gadisnya.

Cantik. Satu kata itulah yang terus diucapkan Rakha dalam hatinya. Huh! Kalau sudah begini ia harus lebih waspada lagi agar tidak ada yang mengambil Via darinya.

"Gak masuk bro?" celetuk Dewa menepuk pundak Rakha.

"Gue tunggu sini. Jaga jaga" jawab Rakha. Dewa menggelengkan kepalanya lalu masuk kedalam kelas, menjemput Nanda.

"Ettdah kite gak ada yang jemput juga gitu?!" kesal Ryani.

Arum menoleh "ada. Papa gue entar jemput"

Ryani mendengus kesal. Sahabatnya ini sama saja "dahlah males, gue duluan bye" ucap Ryani lalu nyelonong pergi begitu saja.

RAVIA(END)Where stories live. Discover now