²⁸. duapuluh delapan

Mulai dari awal
                                    

"Gue mohon, kali ini aja izinin gue nganterin lo. Seenggaknya gue punya waktu ngobrol walau sebentar." Saat Heeseung hendak menggenggam tangan Hana, lengan Hana lebih dulu ditarik dari arah belakang.

"Sori, gue telat." Suara berat itu melantun di antara mereka. Merebut atensi Heeseung untuk berbalik dan menatap Jay. "Lo baik-baik aja?" Jay mengamati kondisi Hana dari atas ke bawah.

Gadis itu tersenyum kikuk. "I-iya."

"Nggak ada yang luka? Memar?"

"Enggak ada, kok."

"Gak ada yang coba gangguin lo, kan?" tanyanya lagi, menekan tiap kata.

"E-enggak." Hana melirik Heeseung sekilas.

"Kalau lo diganggu, hubungi gue langsung." Jay terang-terangan melirik Heeseung dengan tajam. Sebelum akhirnya mengeratkan genggamannya lalu berjalan melewati Heeseung.

Baru dua langkah, suara Heeseung menginterupsi. "Maksud lo apa?"

Jay maupun Hana tidak menggubrisnya, terus berjalan.

Sontak cowok berhoodie biru itu berjalan cepat untuk menghadang langkah mereka, melayangkan tatapan intimidasi kepada Jay. "Lo bilang sesuatu?"

"Emangnya gue bilang apa? Gue bicara sama lo?"

"Lo ngelirik gue tadi."

"Gak usah kepedean. Gue bicara sama cewek gue," tekannya.

"Cewek lo?" Heeseung kini melirik Hana. "Na? Lo kenal dia?"

Hening.

Hana sama sekali tidak menjawab. Heeseung menjulurkan tangan ingin menyentuhnya, Jay langsung mendorongnya.

"Sekali lagi lo berani nyentuh dia, liat apa yang bisa gue lakuin ke lo!"

Wajah Heeseung berubah tidak ramah. "Maksud lo apa? Ngomong yang jelas!"

"Lo budek?" Jay menajamkan tatapannya, mengilatkan sebuah peringatan bahwa tidak ada yang boleh melanggar perkataannya. "Jangan pernah gangguin cewek gue lagi. Kalau enggak, lo terima akibatnya!"

Heeseung hendak menarik kerah seragam Jay, terhalang oleh Hana yang tiba-tiba berdiri di hadapan Jay.

"Jangan sentuh," ucap Hana. Membuat Heeseung lebih bingung.

Ada jeda, sampai Hana melanjutkan. "Gue kira kita bisa jadi temen lagi setelah dua tahun berakhir Kak, tapi lo liat sendiri." Hana menunjukkan pautan tangannya dengan Jay. "Cowok gue posesif banget."

Baik Heeseung maupun Hana sendiri terkejut mendengar apa yang barusan keluar dari bibirnya.

Jay sendiri terdiam sambil menatap Hana yang berdiri di hadapannya.

Merasa begitu malu dan tidak bisa berkata-kata lagi, Hana langsung menarik Jay pergi dari sana, menyisakan Heeseung yang berdiri memaku di pijakan dengan tatapan kosong.

°°°

Situasi sekarang tidak baik-baik saja. Maksudnya tidak baik-baik saja untuk kesehatan Hana. Selama perjalanan di dalam mobil Hana memikirkan mengapa ia berkata seperti itu, ia terus bertanya-tanya sampai kepalanya pusing dan perutnya memual. Jika panik, tubuh Hana akan mengeluarkan efek yang membuatnya kerepotan. Tapi tanda tanya terus saja berdatangan di otaknya. Tidak bisa dia hentikan.

Jay sejak tadi juga tidak mengeluarkan suara apapun, dia mengendarai mobil dengan diam.

Suasana canggung melingkupi keduanya. Tidak ada yang berniat membuka percakapan.

Breastfeeding Prince✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang