²³. duapuluh tiga

Depuis le début
                                    

"IYAAA!" Hana tidak pernah sesemangat ini. Rasa bahagia dalam hatinya seakan hampir meledak. Dengan antusias dia melahap makanannya. Bahkan saat Bitna memberikan sepiring nasi goreng, Hana menghabiskannya dengan senang hati.

°°°

Tidak seperti seminggu belakangan dimana Jay menjemputnya. Pagi ini mobil putih cowok itu tidak terparkir di hadapan rumahnya. Tapi itu tidak mengurangi rasa bahagia Hana sedikit pun. Dia pergi ke sekolah diantar Pak Hajoon.

Dengan energik dia menyusuri koridor yang semakin ramai membicarakannya pasal postingan semalam. Namun dia seakan tuli. Dia terus menyunggingkan senyum gembira, yang membuat orang-orang di sekitar menilai dia kurang waras.

Hana tidak peduli. Yang ada dalam benaknya cuma Papa. Papa. Papa. Dan Papa. Rindu yang menumpuk dalam hatinya akan segera tertuang. Lihat saja, Hana akan memeluk Papanya itu dengan sangat erat bila bertemu nanti.

Langkahnya yang ringan seketika terhenti saat dua cowok dari arah depan menghadang jalannya.

"Lo udah minta maaf ke Jay?" Cowok putih tinggi bernama Sunghoon menaikkan satu alis ke atas.

Saat itu Hana tersadar orang-orang di sekeliling menatapnya.

"Belum, kan?" tambah Jake.

"Udah. Gue udah minta maaf."

Kedua cowok itu saling melirik, kemudian berbicara dengan suara pelan yang masih dapat didengar Hana.

"Apa karna Jieun?"

"Mungkin."

Mereka berdua menatap Hana lagi. "Dia bales pesan lo?"

Hana menggeleng sebagai jawaban.

"Gini, gimana kalau lo bicara ke Jay? Dari semalem dia kayak badmood gitu."

"Kenapa harus gue?"

"Karna sekarang cuma lo yang bisa nenangin dia. Ya?"

Alis Hana berkerut. Jelas dia tidak setuju dengan argumen itu. Tapi karena dia ingin cepat-cepat ke kelas untuk membuat list bertamasya, dia menganggukkan kepala setuju.

Mereka mengacungkan kedua jempol. "Jay belum dateng. Mungkin istirahat kedua bakalan dateng."

Hana mengangguk lagi kemudian berlalu dari hadapan mereka. Dalam hati dia berpikir kenapa teman-temannya terlalu mengurusi urusannya? Apa Jay terlalu manja sampai semuanya harus diikut-campurkan dengan orang lain? Lagipula, dia punya masalah apa sampai badmood? Seperti anak kecil.

Ah, bodo amat. Yang terpenting sekarang adalah Papa!

°°°

Pelajaran di kelas Natural Science 11 A sekarang adalah fisika. Karena Pak Namjoon tidak dapat hadir, kelas itu terpaksa freeclass. Murid-murid kegirangan sedangkan Hana sangat kesal. Baru saja dia hendak belajar sungguh-sungguh untuk menambah nilai bagus di bukunya, ternyata keinginannya itu tidak dapat terwujud.

Alhasil yang Hana lakukan adalah kembali menulis list tamasya yang akan ia lakukan bersama keluarganya nanti.

"Lo nulis apa sih dari tadi, Na? Kasih tau kek." Rona ingin mengintip, langsung Hana tutup rapat-rapat.

"Jangan kepo," tukas Hana.

"Ih, tega lo jadi temen. Udah gak nyeritain tentang Lee Heeseung itu, sekarang lo nulis sesuatu yang kayaknya rahasia banget. Kok bisa sih ada orang setertutup lo?"

"Bukan tertutup, Hana nya aja yang gak mau cerita ke lo," timpal Jeslyn yang sedang mencontek pr besok.

"Dih, emangnya lo dikasih tahu?"

Breastfeeding Prince✓Où les histoires vivent. Découvrez maintenant