BAB 23 SIAPA DAN APA MOTIFNYA?

11 1 0
                                    



Aku dibuat tersenyum sendiri oleh Miko.

"Ekspresimu lucu..." Ucapku masih menatapnya.

"Terima kasih sudah hadir di hidupku.." Lanjutku mengulangi kata terima kasih kepadanya.

Miko hanya bisa menggaruk-garuk rambutnya,

"Sudahlah El, kamu makan dulu ya, aku bingung jawabnya.." Miko mengalihkan pembicaraan dan terlihat salah tingkah sendiri.

"Oke" Jawabku kembali mengangguk dan tersenyum tipis.

"Makan yang banyak.." Saran Miko memainkan matanya.

Aku mengangguk.

"Eh bentar El.." Miko menjauh dari hadapanku, sepertinya ada panggilan masuk ke ponselnya.

Aku hanya tercengang kaget, kemudian kembali melanjutkan makan.

Masakan tante Nia selalu enak, tidak mungkin aku tidak menghabiskan masakan buatannya.

Hanya beberapa menit saja aku menghabiskan makananku, meletakkan piring yang kosong di meja sebelah tempat tidurku dan meraih jus jambu kemudian meminumnya.

Beberapa menit setelahnya, Miko datang kembali dengan wajah kebingungan.

"El, maaf sebelumnya, tiba-tiba aku ada urusan mendadak yang harus diselesaikan, kafe ada masalah sedikit, ada kebocoran gas didapur, tabungnya mengeluarkan asap, karena takut dan panik, mereka keluar dari kafe, dan sampai sekarang mereka belum berani masuk ke kafe" Ucap Miko sedikit terbata-bata dan terlihat sangat panik.

"Serius?Oke kamu kesana saja Mik.Take care yaa..Aku gapapa kok kamu tinggal, tenang aja." Jawabku yang juga ikutan panik.

"Maaf yaa El.." Miko meraih tanganku, jemari tangannya terasa dingin. Yaa sesantai apapun Miko, jika sudah menyangkut keluarga dan para karyawannya dia pasti serius.

"Jangan lupa kasih kabar" Aku membalas genggaman tangannya, dan menatapnya lembut.

Miko mengangguk kemudian segera keluar dari kamar tempatku di rawat.

"Semoga baik-baik saja" batinku.

Akupun berpikir untuk berjalan-jalan sebentar ke depan taman. Baru saja aku beranjak, dan mengambil ponsel, ada seorang perawat yang datang menghampiri.

"Permisi bu, saya dapat perintah untuk memberikan suntikkan vitamin.." Ucap perawat tersebut mengungkapkan maksudnya sebelum aku bertanya. Aneh!belum lama aku diperiksa oleh perawat,belum ada 1 jam, tapi kenapa kok datang lagi?. Aku diam terpaku dan memperhatikan perawat tersebut.

"Saya cuma dapat perintah untuk memberikan suntikkan vitamin, mari silahkan berbaring bu.." Ucapnya seolah tahu isi benakku.

Dia menyarankanku berbaring dengan nada lembut layaknya perawat pada umunya.

Akupun menurutinya segera berbaring di tempat tidur.

Perawat itu mengeluarkan jarum suntik yang berisi cairan bening, kemudian menyuntikkannya di lenganku, ngilu sesaat terasa, dan spontan membuatku sedikit memejamkan mata.

Tidak lama kemudian, perawat itu keluar dari ruanganku.

Semua masih baik-baik saja, sampai saat aku berusaha untuk beranjak dari tempat tidur, mendadak kepalaku terasa berat dan rasa kantuk tak tertahan menguasai tubuhku, kedua mataku seolah memaksa untuk terpejam . Seluruh tubuhku lemas tak berdaya, tidak lama kemudian aku takhluk pada serangan ngantuk tak tertahankan, dan tidak ingat apa-apa lagi.

***********

Saat aku tersadar, rasa ngilu menjalar di tubuhku. Semuanya menjadi gelap, aku berusaha membuka mataku, tapi ternyata ada kain yang menutupi kedua mataku dan terikat kuat-kuat.

Tangisan HujanWhere stories live. Discover now