BAB 18 MENCARI BARANG BUKTI

16 3 0
                                    

"Saya mau dikasih tugas apa bu?"Tanya Vira, setelah sebelumnya kami saling terdiam.

"Cukup repot sih, mencari berkas lama, tapi kalau tahu letaknya, saya yakin kamu cepat menyiapkan." Jawabku sembari menjelaskan.

"Saya akan selalu berusaha bu.." Vira memandangku penuh antusias. Aku menatapnya tersenyum.

Ini nilai plus lagi dari Vira selalu semangat dalam bekerja, terlepas dari gayanya yang centil dan narsis. Tapi dia sangat bertanggung jawab dengan pekerjaannya, saya belum pernah mendengar dia mengeluh atau terlihat uring-uringan jika menangani sebuah pekerjaan.

"Begini Vir, saya menemukan ada kejanggalan antara laporan inventaris yang diberikan Pak Ari dengan laporan para teknisi. Untuk itu saya perlu mengumpulkan data agar mendapatkan kebenarannya sendiri. Bagaimanapun juga kita tidak bisa menuduh orang seenaknya tanpa alasan dan bukti yang kuat dan tepat.

Aku minta kamu merahasiakan ini semua, sampai semua bukti benar-benar kuat." Aku mulai menjelaskan ke Vira, setidaknya dia harus tahu, karena dia juga punya andil penting untuk kemajuan perusahaan ini.

Vira mengangguk, wajahnya lebih serius dari biasanya.

"Aku minta kamu mencari bukti pembayaran mesin yang baru dibeli 1 tahun yang lalu, plus semua berkas yang berkaitan.." Pintaku.

"Oke bu.." Jawab Vira.

"Lebih oke lagi kalau ada bukti pembelian seluruh mesin, dari tahun tahun lalu, cari semua yang masih masuk daftar, dan serahkan kepada saya secepatnya." Lanjutku, dibalas anggukkan kepala oleh Vira.

"Sudah itu saja dulu Vir, kalau ada tambahan saya akan segera hubungi kamu. Kamu bisa atur waktunya supaya tidak ribet dengan pekerjaanmu yang lain, lebih cepat lebih baik Vir." Saranku.

Mendengar penjelasanku Vira mengangguk lagi dan segera keluar dari ruangan.

Aku menghela napas melihat beberapa bukti pembayaran.

Pertanyaan yang sama kembali berulang di benakku. Benarkah Pak Ari berbuat curang?Kenapa?Padahal selama ini perusahaan selalu memberi gaji yang pantas untuk para karyawannya. Masih kurangkah?Apalagi untuk posisi kepala bagian seperti dia. Aku kembali hanya menghela napas beberapa kali.

Jelas-jelas laporan 1 tahun yang lalu ada pembelian mesin baru, tapi kenapa tidak ada mesin baru di ruang produksi?

Tiba-tiba ponselku bergetar.

"El, semuanya oke?" Tanya Miko.

"Kamu dimana?Aku butuh kamu." Jawabku dengan nada memelas, tidak menjawab pertanyaan Miko.

Disaat seperti ini kehadiran Miko pasti sangat membantuku. Dialah malaikat penolongku, bersamanya selalu menemukan solusi tak terduga.

"Aku masih di kafe, bentar lagi aku balik ya.." Ucapan Miko membuatku sedikit tenang.

"Kamu pasti belum makan,nanti aku bawakan sekalian.." Lanjutnya.

Aku terdiam beberapa saat.

"Ya sudah aku tunggu." Jawabku lirih, dan sesaat kemudian percakapan kamipun terputus.

Sepertinya aku perlu menenangkan diri sedikit, aku beranjak dan membuat minuman.

30 menit kemudian.

"Permisi bu..." Vira kembali datang ke ruanganku.

"Masuk Vir.." Sambutku.

Vira datang dengan membawa tumpukkan berkas bukti pembelian mesin produksi, ada kwitansi dan bukti transfer pembayaran.

Tangisan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang