BAB 27 DILEMA

8 1 0
                                    

Napasku memburu, keringat menbasahi tubuhku.

Aku benar-benar yakin, lelaki berkemeja hitam itu kak Chan, dari postur tubuhnya, garis wajahnya, caranya berjalan. Lelaki itu memang kak Chan.

Aku berdiri mematung di area parkiran rumah sakit.

"Kak Chan dimana?" gumamku. Aku kehilangan jejaknya.

"El.." Miko memegang lembut pundakku dari belakang.

"Ada kak Chan Mik, tadi berjalan dari sana.." aku menunjuk dengan jari telunjukku, jalan yang dilewati oleh kak Chan.

Miko memandang kesekeliling.

"Salah orang mungkin El.." Miko masih melihat sekeliling area parkiran rumah sakit yang luas itu.

"Ayo kembali El, kamu belum selesai check up nya. Pak Rudi sudah mengatakan kamu tidak boleh terlalu lelah.."ajak Miko, menggenggam tanganku menuntunku dengan lembut supaya aku kembali. Tapi aku masih memperhatikan sekeliling parkiran, siapa tahu tiba-tiba kak Chan muncul. Sayangnya sama sekali tidak ada.

Benarkah aku salah lihat?Apakah aku berimajinasi?

Dengan terpaksa aku mengikuti ajakkan Miko untuk kembali.

Kamipun berjalan perlahan, tubuhku sudah tidak berdaya, sepanjang perjalanan kami hanya saling terdiam. Miko hanya sesekali memperhatikanku, tapi tidak mengatakan apapun hingga akhirnya kami sampai di depan ruangan dokter Orthopedic.

Beberapa menit kemudian giliranku masuk

"Mbak Elsa Dirgantara?" tanya si dokter Orthopedic, setelah aku masuk ke ruangannya.

"Iya Pak.." jawabku mengangguk.

"Begini Mbak Elsa, saya belum bisa memastikan seperti apa keadaan tulang anda, karena harus menunggu hasil dari rontgen dua hari lagi. Selama tidak ada gejala lain yang mengikuti seperti demam, atau persendian susah digerakkan, saya rasa masih aman. Tapi kalau ingin lebih yakin lagi, saya sarankan melakukan pemeriksaan MRI."begitulah saran dokter.

"Saran saya, lebih baik menunggu hasil rontgen dahulu, kalau memang ada keanehan dalam hasilnya, baru diadakan pemeriksaan lanjutan."lanjut dokter Orthopedic tersebut.

Sekitaran 5-10 menit berikutnya beliau memeriksa beberapa luka yang menghiasi lengan dan kakiku.

Setelah semua test sudah dijalankan, beberapa jam berikutnya aku sudah boleh pulang dan menunggu hasilnya 2 hari lagi di rumah.

"Kamu mau langsung pulang?" tanya Miko setelah mobilnya berjalan beberapa meter menjauhi parkiran rumah sakit

Aku mengangguk.

"Makasih banyak ya.."ucapku dengan tulus, karena Miko rela meninggalkan pekerjaannya demi mengurusku.

"Udahlah El ga usah lebay kita seperti baru kenal saja..."jawab Miko.

"Aku beneran mengucapkan terima kasih.." jawabku mendengus.

"Iya sama-sama nona El puas?" Miko menggodaku.

"Dasar..!" seruku lirih kemudian tersenyum tipis.

Rasanya ingin segera sampai rumah, karena sedari tadi bayangan Kak Chan memenuhi pikiranku.

Beberapa menit kemudian,

Aku meraih ponselku untuk menghubungi pak Arlan.

"Yaa nona El..." jawab pak Arlan.

"Ada kabar terbaru Pak?" tanyaku.

"Tim kami sudah ada di Semarang nona El, tunggu masa pencarian."jawab Pak Arlan.

Tangisan HujanWhere stories live. Discover now