BAB 20 AUDIT DAN PEMECATAN

20 3 0
                                    

Hari ini, para tim audit kepercayaan Papa Dirga datang ke kantor. Beberapa karyawan terlihat tegang dengan kedatangan mereka. Para karyawan mengerti, jika ada audit yang datang, itu berarti ada indikasi kecurigaan kecurangan.

Padahal tim audit kepercayaan Papa Dirga bertindak cukup profesional dan sopan. Kedatangan mereka juga tidak mengganggu rutinitas pekerjaan di kantor. Kami semua masih tetap bisa bekerja seperti biasanya.

Setelah menghadapku dan meminta ijin untuk melakukan audit, mereka menggunakan ruang serbaguna di lantai 5 untuk dijadikan kantor sementara. Dua orang bertugas membuat laporan, sisanya lagi menyebar ke setiap bagian untuk mulai memeriksa.

Papa Dirga pasti sudah menceritakan garis besarnya ke tim audit sehingga yang diperiksa pertama kali adalah para staff produksi termasuk Pak Ari. Aku bisa membayangkan betapa tegang dan gelisahnya Pak Ari.

Disaat seperti ini, aku tidak ingin membuang-buang waktuku, dan memilih memyicil project away kosmetik yang sempat tertunda karena masalah ini. Aku berpikir untuk segera mengirim contoh desain yang diinginkan oleh pihak away cosmetik. Jadi aku mengumpulkan para drafter dan mendiskusikannya bersama mereka.

Meskipun belum sempat mengadakan meeting bersama dengan seluruh staff karena waktu yang tidak memungkinkan, setidaknya aku masih bisa mengirimkan contoh desain yang diinginkan away kosmetik secepatnya.

Hari ini Miko tidak lagi menemaniku di kantor,dia harus mengurus kafenya yang sedang ramai pengunjung, bagaimanapun juga Miko punya usaha lain yang harus dikerjakan, tidak selalu ikut ribet dengan urusanku.

Matahari sudah terbenam, langit semakin gelap. Tapi tidak ada 1 staff karyawan yang sudah pulang, mereka harus menunggu tim audit yang pulang. Ini sudah ketetapan kantor.

"Permisi bu.." Salah seorang audit yang bernama Pak Opik menghadap ke ruanganku. Dia adalah ketua tim audit kepercayaan Papa.

"Oo..mari silahkan masuk Pak.." Sambutku. Pak Opik berjalan menghampiriku dan duduk di depanku.

"Ini hasil laporan audit kami.." Pak Opik menyerahkan laporan yang terjilid rapi dengan sampul kertas mika berwarna biru.

"Sudah selesai?" Tanyaku. Jam di ruanganku menunjukkan jam 7 malam lebih 3 menit.

Pak Opik mengangguk. Cepat sekali pikirku.

"Bagaimana Pak?" Tanyaku membuka lembar pertama hasil audit.

"Ada selisih laporan kuangan staff produksi antara laporan yang bukukan dengan realnya Bu El, selisih puluhan juta, bisa dicek di halaman 2, laporan inventaris juga demikian, ada selisih dalam jumlah mesin produksi." Pak Opik menjelaskan.

Aku menghela napas. Beruntung yang bermasalah hanya di bagian produksi, semuanya aman.

" Oke... terima kasih atas laporannya pak, Besok saya minta Bapak dan tim kesini lagi, untuk menindaklanjuti ini semua, kemungkinan ada Pak Dirga juga." Jawabku.

Pak Opik mengangguk mantap dan beberapa saat kemudian keluar dari ruangan sekaligus ijin pulang.

30 menit berlalu, aku memilih untuk segera pulang, badanku sudah terasa pegal.

Sesaat setelah aku mematikan layar laptopku, rintik hujan terdengar di balik kaca. Tanganku mendadak gemetar. Aku berusaha meraih ponselku tapi bolak balik terjatuh. Dengan sekuat tenaga dan nafas yang tersengal aku menghubungi Miko, setelah aku mampu meraih ponselku.

"Ya El.." Jawab Miko.

"Huj..jan" Ucapku gemerutuk, ponselku kembali terjatuh, beruntung pelindung yang membungkusnya tidak membuat ponselku pecah berserakan meskipun terjatuh.

Tangisan HujanWhere stories live. Discover now