BAB 17 KECURIGAAN KECURANGAN

17 3 0
                                    



Aku termenung dan menatap layar laptop.

"Permisi bu,.." Suara Vira yang sebenarnya cukup lirih membuatku tersentak.

"Eh masuk Vir..." Jawabku.

"Ini berkas lengkap kerjasama dengan away kosmetik bu.." Vira berjalan di depanku dan menyodorkan berkas dengan map berwarna kuning.

"Oo terima kasih...nanti saya cek.." Jawabku.

"Kenapa bu?harusnya ditemani Pak Miko kan bahagia kok malah kaku gitu wajahnya." Tanya Vira. Aku menatap Vira dan tersenyum tipis.

"Gak ada hubungannya Vir ada-ada aja kamu.." Jawabku.

"Ihh ibu jawabnya ada ada aja terus, nanti ada beneran loh bu, ada ada cinta bermekaran di hati..." Vira menggoda dengan gaya centilnya.

"Lebaaayyy...sudah ahh aku mau baca berkasnya away kosmetik, kamu juga masih banyak pekerjaan kan?" Aku sedikit memberi kode untuk membuatnya cepat pergi dari ruanganku.

"Okee bu, permisi heheh..." Vira akhirnya berlalu dan kemudian keluar dari ruang kerja, sembari senyum-senyum. Anak itu seneng banget kalau ledekkin aku dengan Miko.

Tidak lama kemudian, aku membuka berkas yang diberikan oleh Vira. Berkas kerjasama ini cukup penting bagi kemajuan perusahaan kami. Jadi semua SDM yang terlibat dalam project ini harus mengerjakan dan memberikan yang terbaik.

"Hai El..." Miko tiba-tiba datang masuk ke ruanganku.

"Kamu selalu buat orang kaget Miko.." Dengusku kesal.

"Sorry.." Miko menghampiriku cengengesan.

"Kok cepet banget, balik lagi?" Tanyaku.

"Iya tadi pas baru sampai di lantai 2, ruang produksi, ehm kok aku merasa ada yang janggal dengan salah satu karyawan kamu ya El?" Miko kemudian duduk di depanku.

"Siapa?janggal maksudnya?" Akupun mulai bertanya-tanya, Miko bukan orang yang mudah curiga, jadi kalau dia mencurigai seseorang berarti memang layak untuk dicurigai.

"Itu bapak-bapak gendut yang pakai kemeja putih, rambutnya klemis.." Jawab Miko.

Dari ciri yang disebutkan jelas itu Pak Ari, kepala bagian produksi. Karena disini laryawan yang gendut dan berambut klemis ya cuma dia. Ada apa ya memangnya?Miko benar-benar membuatku penasaran.

"Pak Ari?kenapa memangnya?"Tanyaku menatap Miko dengan tatapan serius.

"Tadi dia marah-marah ke salah satu karyawan teknisi, katanya laporannya harus sama, si mas teknisi hanya diam dan tertunduk..entahlah tidak begitu jelas sih, aku langsung mundur dan kembali.." Jawab Miko.

"Terus yang membuatmu curiga apa?kan bisa saja mas teknisinya memang tidak sesuai mengerjakan laporannya, kurang lengkap atau apa" Sanggahku.

"Eh tapi feelingku gal deh El, Bapak itu terus-terusan mengatakan tidak sesuai terdengar aneh saja di telinga. Rata-rata teknisi disini kan bekerja cukup lama tentu mereka sudah paham membuat laporan berdasarkan hasil real lapangan seperti apa ya kan?" Miko berusaha meyakinkan.

"Laporan.." Akupun mulai menebak-nebak.

"Bentar.."

Aku segera menghubungi Vira.

"Vir laporan dari Pak Ari apa sudah diberikan?"Tanyaku.

"Belum bu.." Jawab Vira.

"oo oke, bisa kamu kirimkan data para teknisi di ruang produksi?online saja ya Vir biar cepat" Pintaku langsung menutup telepon.

Tangisan HujanWhere stories live. Discover now