BAB 32 KISAH MASA LALU

11 1 0
                                    

Pak Komar memperhatikan gerak-gerikku yang terlihat tak tenang.

"Jangan takut El, suara Bapak kan memang seperti ini.." Ucapnya masih mencoba meyakinkanku.

Baru aku mau mengatakan sesuatu, pak Komar sudah menyela.

"Bapak sengaja menelepon dengan cara seperti itu, supaya kamu tidak mengenali suara Bapak dan penasaran datang.." Pak Komar menjelaskan sebelum aku bertanya.

"Mungkin kamu bertanya-tanya kenapa Bapak menelepon kamu.."

Aku mengangguk cemas.

"Tapi sebelumnya ijinkan Bapak bercerita.." Pintanya,

"Oh ya, mau minum apa?" Tanyanya

"Tidak Pak, terima kasih.." Tolakku halus, tapi Pak Komar langsung beranjak dan mengambil segelas minuman, kemudian kembali duduk di hadapanku.

"Bapak akan mulai bercerita dari masa lalu bapak dengan istri bapak bu Ida." Pak Komar terdiam sejenak.

Apa yang akan diceritakan Pak Komar sebenarnya?

Aku melihat Pak Komar lamat-lamat sampai akhirnya dia kembali membuka mulutnya.

"Dari awal bapak menikah dengan bu Ida, bapak sebenarnya tidak setuju jika bu Ida terlalu sibuk mengurus Panti, karena Bapak merasakan waktu bu Ida terkuras habis disana, bu Ida lebih peduli dengan penghuni panti daripada Bapak suaminya sendiri."

Aku masih belum bisa menebak apa yang akan diceritakan Pak Komar.

"Yang membuat bapak semakin kecewa, tiga kali bu Ida keguguran karena kelelahan urus Panti."

"Sudah tahu kandungannya lemah, tapi dia tidak menurut, sehingga kami selalu gagal mempunyai anak"

"Itulah awal mula Bapak frustasi, hidup tanpa anak?Apa artinya? apalagi ketika anak terakhir Bapak juga berujung gugur sebelum dilahirkan." Pak Komar menghela napas.

Jadi alasan Pak Komar tidak bertanggung jawab dan menjadi suami hanya karena tidak mendapat seorang anak?

Berbeda sekali dengan Papa Dirga, beliau juga tidak dikaruniai anak, tapi tetap bisa menjadi suami yang baik untuk mama Nenci, bahkan mama Nenci mengatakan, Papa selalu menguatkannya. Alasan Pak Komar belum bisa sepenuhnya kuterima.

Aku juga masih belum mengerti dengan jalan cerita yang akan dia sampaikan. Apa maksudnya?Apa hubungannya denganku?Bukankah dia akan mempertemukanku dengan kak Chan? Kenapa justru bercerita tentang masa lalunya?

Pak Komar menghela napas tipis, menerawang, seolah sedang mengingat memori yang terjadi di masa lalunya.

"Karena frustasi itu, Bapak mula i mabuk-mabukkan, main judi, narkoba, sampai Bapak meninggalkan bu Ida dan tidak tinggal serumah lagi."

Benar-benar pilihan tak berakal. Tapi itulah kita manusia, selalu menyalahkan keadaan, padahal harusnya kita tahu, selalu ada ijin Tuhan disetiap keadaan. Ah aku sok bijak, aku sendiri juga sebenarnya belum sepenuhnya bisa terima keadaan, masih banyak rasa tidak terima bertaburan dipikiran.

"Suatu ketika, ada yang menawari Bapak pekerjaan haram dengan gaji besar, yaitu menjadi kurir pesan antar obat-obatan terlarang."

Pak Komar mengusap wajahnya yang berkeringat dengan sapu tangan.

Aku terus mendengarkan.

"Awalnya Bapak tidak langsung terima, karena itu pasti berbahaya, tapi Bapak merasa butuh uang untuk kelangsungan hidup, jadi tanpa pikir panjang lagi Bapak terima tawaran tersebut."

Pak Komar terdiam sejenak.

"Suatu ketika, Bapak meminta bantuan Chandra untuk mengantar salah satu barang yang harusnya Bapak antar. Karena Bapak sedang sakit, dan pengirimannya tidak bisa ditunda, maka Bapak mencari orang, dan kebetulan Chandra bersedia. Chandra sama sekali tidak tahu jika barang itu adalah barang haram. Dengan polosnya Chandra menerima dan menyerahkannya kepada si pemesan..."

Tangisan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang