1 8 - Wrong Dock

176 81 33
                                    

Aku memasuki gerbang sekolah setelah melambaikan tangan ke arah mobil Ibu. Hari ini aku berangkat sedikit pagi, memenuhi permintaan Vera yang katanya tadi malam malas menulis walaupun sudah kukirimi jawaban sehingga memutuskan untuk menyalin jawabanku pagi ini.

Biasa, dosa pelajar.

TIN!

Aku terlonjak di tempatku berdiri lalu menoleh. Enak saja. Aku sudah berjalan di tepi begini masih diklakson.

Terlihat sebuah motor masuk dengan sepasang lelaki dan perempuan di atasnya.

Tunggu, itu motor yang sama dengan yang mengantarku pulang kemarin.

Nathan?

Sambil berjalan perlahan ke gedung IPA, diam-diam aku mengamati mereka.

Oh, pantas familiar. Perempuan di belakang Nathan itu Sheryl, mantan sekretaris OSIS.

Mantannya Nathan juga.

Padahal sudah putus. Tapi mengapa akhir-akhir ini aku sering melihat mereka bersama?

Hiks.

Sheryl melepas helm-nya lalu tampak mengucapkan terima kasih ke arah Nathan. Nathan mengangguk lalu kulihat tangannya bergerak ke atas kepala Sheryl. Dan seperti cerita yang ada di novel, jemarinya mengacak rambut Sheryl.

Yah, jiwa jombloku meronta-ronta.

Acak rambut dedek juga, mas!

Sheryl tampak terkekeh kecil lalu bergegas pergi ke gedung bahasa. Aku pun langsung melanjutkan perjalanan ke kelasku. Sudah cukup pemandangan yang mengoyak hati penuh sarang laba-laba ini.

"Itu mantan gue."

Aku terlonjak lagi membuat Nathan tertawa terpingkal-pingkal.

"Lo kagetan banget sih, orangnya?" Nathan tetap tertawa. "Lihat, nih. BA!"

Dia berlagak mengageti anak kecil dengan menutup wajahnya lalu membukanya tiba-tiba. Aku menatapnya datar.

"Wah, aku sungguh sangat amat terkejut sekali banget."

Kalimatku membuat Nathan semakin tertawa terbahak-bahak, cukup membahana di sekolah yang masih agak sepi ini. Mau tidak mau aku tersenyum geli, jarang bisa melihat Nathan sampai terbahak-bahak begini.

"Udah ah, sana ke kelas lo!" Aku mengusirnya supaya dia menuju ke kelasnya, IPS.

"Itu mantan gue, Ren." Nathan mengatakan hal yang sama lagi sambil tetap mengikutiku menaiki tangga.

"Udah tau dari lama kali. Emang lo harap gue bakal respon gimana? Tepuk tangan sambil jungkir balik?"

"Boleh juga. Dia juga masih ngejar-ngejar gue loh, Ren."

"Lo lagi pamer apa gimana?"

Nathan terkikik, senang menjahiliku. Langkah kakinya tetap mengikutiku sampai ke depan kelas.

"Cantik, ya," katanya setelah beberapa saat terdiam membuatku tiba-tiba lupa apa yang sedang kami bicarakan tadi.

"Siapa?" tanyaku refleks.

"Sheryl-lah, masa lo?"

Aku mengangkat tanganku ke udara, berlagak hendak memukulnya, dan Nathan langsung berlari ke gedungnya dengan jejak tawa.

Aku mendengus, tersadar bahwa secara tidak langsung Nathan mengataiku jelek, lalu masuk ke kelas. Dan untuk ketiga kalinya di pagi ini, aku terlonjak melihat Vera yang sudah duduk di tempatnya dengan senyum rahasia.

WiFi [End]Where stories live. Discover now