"Tenda kedua bagian perempuan, Lily Sofya Pradibta, Andrea Ardiya Halderman, Caramel Aulia Afna, Gladis Aisya Aryanta dan Tania Almaqvira. Silahkan ambil tenda di tempat pak andri." Ucap Jordi menyembut nama siswa/i hingga habis.

Setelah semua mendapat tenda, mereka langsung mendirikan tenda bersama teman setenda mereka masing-masing.

"Mau kemana?" Tanya Kayla teman setenda Viona.

"Toilet." Jawab Viona.

"Gue ikut ya, udah gak tahan soalnya." Ucap Kayla yang di angguki Viona.

Kedua gadis itu berjalan menuju toilet yang lumayan jauh dari tempat mereka camping, sesampainya di toilet Viona menyuruh Kayla untuk masuk terlebih dahulu sedangkan Viona akan menjaga di depan.

Setelah Kayla masuk Viona menatap sekitar, ia melihat bayangan orang dari balik pohon besar yang mengintai mereka.

Ceklek

Viona mengalihkan pandangan saat Kayla sudah keluar dari dalam kamar mandi. "Balik." Ucap Viona membuat Kayla mengeryitkan dahinya.

"Tapikan lo belum masuk?"

"Udah." Jawab Viona, Kayla hanya menganggukkan kepala saja.

Akhirnya kedua gadis itu balik menuju tempat perkemahan mereka.

~☆~☆~☆~
Malam pun tiba, suasana perkemahan dua sekolah itu terasa sangat ramai, ada yang bernyanyi, bercerita, dan banyak lagi. Namun tidak dengan ketiga gadis yang sibuh menyendiri di bawah pohon.

"ANAK-ANAK MARI BERKUMPUL!" Seru Pak Bandi sebagai panitia.

"Baik malam ini kita akan adakan jurit malam, cari bendera berwarna kuning, untuk kelompoknya sesuai teman setenda, paham?!" Kata Pak Bandi.

"Paham pak!"

Saat semua sudah berangkat melakukan jurit malam Viona dan tim langsung ikut menyusul.

"Itu!" Ucap Silvia menunjuk bendera yang berada di atas pohon, Karin berjalan dan mengambil bendara itu.

Mereka terus mencari bendera hingga mendapat tiga buah bendera, namun di tengah jalan Viona menghentikan langkahnya membuat keempat gadis itu juga ikut menghentikan langkahnya.

"Kenapa vi?" Tanya Kayla, namun Viona hanya diam.

Viona membalikkan badannya dan melemparkan sesuatu ke arah keempat gadis itu hingga mereka pingsan. Setelah mereka pingsan Viona mengambil pisau lipat yang ada di saku hoodie dan melepar pisau itu ke arah pohon.

"Arghh!"

"Keluar!" Perintah Viona dengan menatap datar kearah pohon.

Orang itu keluar dengan memegang perutnya yang terkena tusukkam pisau milik Viona.

"Siapa yang menyuruhmu?" Tanya Viona berjalan mendekati orang itu, setelah di depan orang itu Viona mencabut pisau yang menancap di perut orang itu hingga membuat orang itu berteriak.

"Arghhh!"

"Aku menyuruhmu menjawab pertanyaanku bodoh! Bukan malah berteriak!" Hardik Viona.

"Oh tak mau menjawab?" Ucap Viona, karena geram Viona kembali menancapkan pisaunya ke perut sebelas kanan orang itu.

"S- saya t- ti d- ak ak- an men- jawabnyah." Ucap orang itu dengan terbata-bata.

Viona hanya tertawa sinis. "Berapa yang dia bayar?" Tanya Viona.

"Li- ma juta."

Viona tertawa sinis mendengar jawaban dari orang itu. "Butuh berapa? Gue bakal kasih, asal lo kasih tau siapa yang nyuruh lo." Tawar Viona.

Orang itu mendongak menatap Viona. "Bener?"

Viona menganggukkan kepalanya. "Tasya, dia yang nyuruh gue." Ucap orang itu.

Viona menganggukkan kepalanya sekali dan mengeluarkan cek yang bernominal 30 juta kepada orang itu.

"Sudahkan? Silahkan pergi!" Usir Viona, orang itu segera pergi dari hadapan Viona.

Viona menoleh kebelakang di mana teman se-timnya masih tak sadarkan diri akibat bubum bius yang ia lempar tadi. Ia berjalan memindahkan tubuh mereka untuk bersandar di pohon, setelah semua beres ia duduk menatap langit yang bertaburan bintang.

Apa gue masih punya orang tua? Kalo iya kenapa mereka buang gue? Apa gue anak yang tak di inginkan? Batin Viona bertanya-tanya.

"Eughhh."

Terdengar lenguhan dari seseorang membuat Viona langsung membalikkan badannya menatap Kayla yang ternyata sudah sadar.

"Shhh, kita di mana?" Tanya Kayla seraya memegang kepalanya yang berdenyut.

"Hutan, bangunkan yang lain." Jawab Viona yang di akhiri perintah.

Kayla langsung membangunkan teman-temannya.

"Kita tidur di sini sampai besok pagi." Ucap Viona yang membuat mengeryit.

"Kenapa?" Tanya Kinan.

"Baterai senter habis, kita juga gak bawa hp." Jawab Viona seraya mengambil beberapa kayu di dekat mereka.

"Kalian keberatan?" Tanya Viona, mereka menggelengkan kepala.

Kinan membantu menyalakan api untuk menghangatkan tubuh mereka dengan korem ali yang selalu ia bawa. Sedangkan Kayla, Nadia dan Silvi mencari alas untuk mereka tidur nanti.

Setelah semuanya kumpul mereka bercerita hingga akhirnya mereka tertidur pulas.

•••
Spoiler:

"Dasar gak peka!" Ucap Viona kesal dan mengalihkan pandangan kearah lain.

Bibir Barra berkendut menahan senyum, sungguh wajah gadis itu saat kesal terlihat menggemaskan dimatanya.

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

Wah ada apa ini dengan Barra dan Viona?

Mau tau kelanjutannya? Spam komen dan vote

Follow WP: fahhh28
Follow IG: alffhechi28

Terima kasih
-AliffahEchiAprillasari

The Wolf Devil's (END)Where stories live. Discover now