"Apa yang butuh mama persiapkan sebagai tanda mama siap mengambil Rita sebagai menantu mama?"

"Tidak ada Tante—"

"Panggil mama, kau adalah calon mantuku, sayang..."

"Baiklah, ma. Mama tidak perlu memberi aku apapun, cukup adakan apa yang Farel minta, aku sudah sangat bahagia."

"Tidak—"

"Aku sayang mama, mama laksanakan saja apa yang Farel inginkan, apa yang dia suka, itulah yang aku sukai."

"Menantuku benar-benar menakjubkan." Dea memeluk Rita lebih erat. Farel tersenyum bahagia,

"Nasi gorengku pasti sudah dingin, ayo kita nikmati...!"

°•°•°•°•°•°

"Kakak?" Ecrin menggenggam tangan Ellios yang sangat dingin bertolak belakang dengan suhu tubuhnya sebagai manusia biasa.

"Aku tidak menyangka bisa bermimpi bertemu denganmu..." Ellios membuka matanya perlahan-lahan namun penglihatannya sangat kabur, sehingga wajah Ecrin yang nge-blur ia kira mimpi.

"Tidak mimpi, ini aku."

"Apa kabarmu? Siapa yang merawatmu hingga sebesar ini? Maaf, aku dulu tidak bisa mencarimu, karena aku diambil oleh Raja vampir yang menyerang wilayah kita dulu." Ellios memutuskan untuk menutup mata saja, percuma membuka kalau ia hanya melihat cahaya putih dan bayangan benda.

"Aku juga tak ingat, intinya ketika aku berumur sepuluh tahun, aku diberi sebuah tempat tinggal yang sangat bagus, yang sampai saat ini aku rawat. Seorang wanita bernama Utami yang memberiku segalanya, dia yang membawa masa depanku hingga aku bisa bekerja sembari mengenyam pendidikan. Hingga ketika umurku lima belas tahun, dia meninggal dan memberikanku banyak sekali harta warisan. Dia tidak memiliki anak."

"Baguslah, harusnya kau tidak usah saja bertemu denganku, aku hanya membawa malapetaka untukmu, Ecrin. Aku kakak yang buruk."

"Apa lukamu masih sakit? Kudengar vampir regenerasi dengan sangat cepat."

"Ya, aku lumayan pulih hanya saja jantungku yang tertusuk membutuhkan waktu untuk pulih. Apa kau pemburu vampir? Kau pasti bertanya-tanya kenapa kakakmu malah menjadi vampir."

"Ya, aku pemburu vampir, tetapi aku tidak akan membunuhmu."

"Aku tidak berpikir kau akan membunuhku, aku malah berpikir kau melihatku dengan tatapan menjijikkan."

"Aku malah tidak menyangka bisa menemukanmu, latar belakang aku membenci vampir adalah karena mereka membunuh ayah, ibu.."

"Ibu tidak mati, hanya saja dia kehilangan ingatannya dan sekarang menjadi selir dari raja yang pernah menolongku. Merissa, sangat cantik dan mirip denganmu, Ecrin."

"Benarkah?"

"Ya, sangat mirip hingga aku merasa ingin sekali menyadarkannya walau aku tau dia tidak akan pernah bisa kembali. Hah, aku hampir lupa mengucapkan, terima kasih telah menolongku dan memberiku tempat tinggal."

"Kau kakakku, aku akan membantumu semampuku karena hanya tersisa kita berdua. Aku ingin menjalani kehidupanku denganmu walau kita berbeda dunia."

"Apa kau mengenal Rita dan Jihan? Ascher dan Riska?"

"Ya mereka satu keluarga bukan?"

"Ya..."

"Kenapa kakak ingin membunuh mereka?"

"Dulu aku sama sekali tidak bermusuhan dengan mereka, aku malah berteman baik ketika menjadi vampir biasa, dan ketika Curious menyampaikan bahwa Merissa akan dikembalikan seperti semula dan boleh pergi untuk mencarimu, aku tertarik untuk mengikuti apa kemauannya. Ayahnya memiliki dendam dengan raja Cornelius, ayah sepupu Riska dan Ascher. Cinta ayahnya pada istri Cornelius membutakan ia untuk membalaskan dendam ayahnya karena ayahnya tewas ketika memperebutkan istrinya itu."

"Aku ingin bertemu ibu..." Ecrin menunduk sedih.

"Kau benar-benar membenci vampir?"

"Ya, karena mereka merebut keluargaku..."

"Kau bersedia membantuku?"

"Apa yang bisa kubantu?"

"Berbaikanlah dengan Rita dan Jihan, Rita akan menikah, hadirilah pernikahannya dan kita akan membalaskan dendam kita pada Curious bersama-sama. Kita rebut mama dari vampir kejam itu!" 

"Menikah? Dengan Farel pasti. Aku tidak bisa menghadirinya! Tidak bisa!" Ecrin sedikit menaikkan nadanya.

"Kau mencintai lelaki itu?"

"Sangat mencintainya, walau aku pernah menolaknya."

"Dia sahabatmu, sama sekali tidak mau? Kau bisa menghadiri bersama dengan Bo."

"Darimana kakak tau Bo?"

"Kami sudah berkenalan ketika kau tidur kemarin, rupanya dia juga ada dendam pada vampir, aku bersyukur dia memandangmu sehingga tidak membunuhku." Ellios mengelus kepala Ecrin walau tidak bisa melihatnya dengan jelas.

"Bo mencintaiku?" Ecrin malah ragu-ragu.

"Hanya dengan merasakan auranya, aku sudah tau." Ellios tersenyum.

"Ah ya, kau ini vampir superior."

"Bagaimana?"

"Aku tidak mau datang, tetapi aku tetap akan mengirimkan dia surat."

"Anak baik, kemarilah, aku ingin memeluk adikku setelah sekian lama."

°•°•°•°•°•°•°

The Most Wanted Vampire In HighschoolWhere stories live. Discover now