15. Barra Elergi Seafood

Start from the beginning
                                    

"Sayang cepat bayar aku capek nih." Ucap Anindira pelan.

Barra segera memberikan Kartu Atm nya kepada kasir.

"Terima kasih kak sudah berbelanja di toko kami." Ucap kasir saat Barra dan Anindira akan keluar dari toko.

"Kita makan dulu yuk, aku laper." Ucap Anindira yang di angguki Barra.

Akhirnya mereka memasuki salah satu restoran Seafood.

"Mau pesan apa kak?" Tanya pelayan menghampiri meja mereka.

"Em aku mau cumi goreng 1 porsi, kepiting pedasnya 1 porsi, udangnya 1 porsi, kerangnya juga 1 porai minumnya jus mangga." Ucap Anindira.

"Coklat panas 1." Ucap Barra yang di angguki pelayan itu.

"Kok kamu gak pesan sih?" Tanya Anindira pada Barra.

"Enggak dira kamu aja pesen 4 porsi nanti siapa yang habisin kamu kan tau aku alergi seafood." Ucap Barra.

Bayangkan saja semua makanan yang di pesan oleh Anindira itu porsinya besar-besar dan pedas.

Beberapa menit kemudian makanan mereka oh salah makanan Anindira sudah datang.

"Selamat menikmati." Ucap pelayan itu lalu meninggalkan meja Barra dan Anindira.

"Nih kamu yang makan semuanya ya aku ambil kepitingnya satu sama kerangnya 2 aja." Ucap Anindira dengan enteng membuat Barra menghembuskan napas gusar.

"Kamu lupa kalo aku gak bisa makan makanan seafood?" Ucap Barra.

"Tapi aku baru diet barra kamu ngertiin aku dong, kalo aku gendut gimana? Nanti kamu gak suka lagu sama aku." Ucap Anindira

"Oh aku enggak lupa kok tapi coba deh kamu makan seafood sekali aja lagian ini juga enggak banyak kok." Lanjut Anindira dengan santai.

Apa dia bilang enggak banyak? Batin Barra berteriak.

"Eh, di makan dong." Ucap Anindira menyadarkan Barra mau tak mau Barra memakan semua porsi yang di pesan Anindira walau tak habis karena perutnya sudah panas. Emang ya kalo cinta itu buta, mau mau aja di suruh padahal gak bisa makan Seafood.

"Berapa totalnya mbak?" Tanya Barra dengan muka yang memerah membuatnya jadi imut.

Canda imut😂

"3 juta mas."

Barra mengeluarkan kartu Atm nya, setelah membayar mereka berdua keluar dari restoran menuju rumah Anindira dengan Barra yang menahan gejolak di perutnya sedangkan Anindira hanya santai seolah tidak melakukan apa-apa.

Dasar setan!

Setelah mengantar Anindira pulang Barra menuju mansion dengan kecepatan di atas rata-rata sesampainya di mansion mobil Barra menabrak pembatas antara taman mansion dan jalan menuju pintu utama mansion.

BRAKKK

Mendengar suara tabrakkan penghuni mansion keluar dari dalam dan mereka melihat bagian depan mobil Barra yang sudah hancur depannya.

Hiks mobil mahal itu main tabrak aja huwaaaa!

Ardi yang kebetulan di rumah langsung membuka pintu mobil Barra dapat Ardi lihah muka Barra yang merah dan jidat yang membiru.

Ardi membopong tubuh Barra menuju kamar sang putra sedangkan Nalina dan Priya sudah cemas dengan keadaan Barra.

"Ma panggil dokter satria ke sini." Ucap Aldi membaringkan tubuh Barra yang sudah lemas.

Bebarapa menit kemudian Dokter Satria datang dan memeriksa keadaan Barra.

"Sepertinya alergi barra kambuh, barra apa kami habis makan makanan seafood?" Tanya Dokter Satria yang di angguki Barra membuat mereka mengehela napas kasar tentu saja mereka tau apa penyebab Barra memakan makanan Seafood.

"Hm, ini saya kasih obat pereda rasa sakit di minum setelah makan." Ucap Dokter Satria yang di angguki Barra.

"Kalo begitu saya permisi." Ucap Dokter Satria lalu pergi di antar salah satu pelayan.

"Pliss pa jangan sekarang barra capek." Ucap Barra lirih saat Aldi akan siap memarahinya.

"Yaudah pa kita keluar." Ucap Nalina merangkul lengan Aldi berjalan keluar kamar Barra menyisakan Barra dan Priya.

"Aku harap abang cepet putus dari si ular sebelum abang nyesel." Ucap Priya lalu keluar kamar Barra meninggalkan Barra yang memikirkan ucapannya.

•••
Spoiler:

"Eh priya kamu pindah sekolah di sini?" Tanya Albrian kepada Priya.

"Iya, biar bisa jangain bang barra dari ular." Ucap Priya menyindiri Anindira yang baru saja datang.

"Kamu nyindir aku?" Tanya Anindira yang mereka bahwa panggilan ular itu untuk dirinya.

"Siapa juga yang nyidir lo sotoy banget!" Ucap Priya lalu tatapannya beralih pada Viona, Lily dan Andrea yang berada di samping Dewa dan sosok di belakang Viona.

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

Aku update lagi dongggg

Lanjut gak nih? Spam next dulu yang banyak

Jangan lupa vote, komen and share ke teman-teman kalian

The Wolf Devil's (END)Where stories live. Discover now