Epilog

3.6K 140 12
                                    

Hari ini ibu tiga anak itu kedatangan tamu spesial dari Singapura. Keluarga yang sering di juluki ABCDEF Family itu nampak sibuk dengan aktivitas masing-masing. Pertama, si sulung cantik yang tengah asyik mengajak bermain dengan si bungsu yang baru saja berumur 3 bulan. Kedua, anak kedua keluarga ini alias si jagoan satu-satunya itu nampak sibuk dengan robot-robotannya dan terakhir kedua orangtua mereka nampak senang menyambut tamu mereka.

"Enggak keliatan lho kamu punya anak tiga."

"Masa sih?"

"Iya, badannya masih bagus."

Ibu tiga anak yang dimaksud adalah Anya. Anya memang sudah berusia 28 tahun dan memiliki tiga orang anak, seharusnya empat. Akan tetapi, anak pertama mereka telah meninggal dunia sejak usia satu bulan dalam kandungan.

"Eh sampai lupa, ayo masuk!" Devon, si suami siaga yang kini telah menjadi CEO PT Mahesa Sentosa.

"Kayak ke siapa aja."

"Haha santai kali, Kak. Udah lama enggak ketemu," ujar Anya pada Angga, yap Angga. Tamu spesial yang mereka sambut adalah Angga.

Ketiga lantas masuk dan langsung menuju ruang tamu, tempat dimana anak mereka berada. Sesaat sampai di ruang tamu, ketiga anak mereka nampak asyik dengan kegiatannya masing-masing.

"Kakak Fei, Abang Babas, sini lihat siapa yang datang."

Si sulung dan si jagoan satu-satunya itu lantas berlari menghampiri Bundanya. Sedangkan Devon, suami siaga itu lantas menghampiri anak bungsunya, Calista.

"Bunda itu siapa?" tanya si sulung, namanya Feisya Gauri Mahesa. Gadis mungil itu masih berumur enam tahun, meskipun begitu Feisya telah memancarkan kecantikan yang palipurna persis seperti Bundanya ditambah dengan hobinya balet membuat Feisya tumbuh menjadi gadis anggun.

"Nama Om, Om Angga. Nama kamu siapa?" Angga berjongkok di depan Feisya.

"Nama aku Feisya Gauri Mahesa, terus ini adik aku namanya Baskara Mahesa," ujar Feisya seraya merangkul adiknya yang berada di sampingnya kemudian tangannya dia arahkan pada bayi mungil yang tengah Devon gendong, "kalau itu juga adik aku, namanya Calista... Apa, ya? Ih Bunda, Kakak lupa."

Anya tersenyum atas tingkah sang anak. "Calista Aqila Mahesa."

"Nah itu," ujar Feisya semangat.

"Pinter," puji Angga seraya mengacak rambut Feisya gemas, "mau Om gendong?"

"Ma—"

"Kata Ayah, Kak Fei udah gede, jadi kalau mau gendong, gendong Babas aja," potong Baskara seraya merentangkan kedua tangannya seakan siap untuk digendong.

Bukannya iri atau kesal, justru Feisya mengalah, meskipun dia perempuan dan Baskara lelaki. Akan tetapi, Baskara tetaplah adiknya, Feisya harus mengalah.

"Kakak sama Bunda aja."

Feisya menggeleng. "Kakak bisa jalan kok. Bunda kan capek udah urus adik Cassy."

"Enggak, Sayang."

"Gandengan aja," ujarnya seraya menggandeng tangan sang bunda.

Anya mengangguk.

Kemudian keempatnya lantas berjalan menghampiri Devon dan si bungsu Calista. Mereka duduk di kursi yang tersedia. Rumah Anya dan Devon memang sudah pindah. Rumah yang dulu mereka dedikasikan sebagai panti asuhan. Semua itu ide Anya yang memang sangat menyayangi anak kecil.

"Kenapa gak bawa istri sama anak Kakak?" tanya Anya.

"Kebetulan istri Kakak ada jadwal seminar dan anak Kakak masih dua tahun," jawab Angga seadanya.

Pasutri Player [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang