[6] Sah Jilid Satu

2.9K 205 52
                                    


Dia memang sangat berpengaruh dalam hidupku, itu sebabnya sekali ku dikecewakan rasanya terlalu sulit untukku maafkan.

[ [6] Sah Jilid Satu ]

*****

Devon tidak pernah menyangka jika hari pernikahannya dengan Anya itu nyata.

Pernikahan yang Devon usulkan hanya sekedar akad saja karena dia ingin resepsi digelar dari uangnya sendiri, dia tidak ingin semua acara sakralnya kedua orangtuanya yang mengeluarkan biaya.

Untuk saat ini tak apa, tapi yakinlah mas kawin untuk Anya dia beli dari uangnya sendiri. Padahal uang itu sudah ia kumpulkan sejak SMA untuk membeli PS5 nanti ketika dia lulus kuliah, tapi ternyata takdir berkata lain.

Devon mungkin berengsek dengan mempermainkan hati wanita, tapi jika soal tanggung jawab Devon akan berusaha sebisa mungkin, meskipun mas kawinnya tidak semewah diluaran sana, tapi setidaknya itu uangnya sendiri yang dia sisihkan dari uang jajannya.

Dan satu hal lagi, tempat akadnya dan Anya bertempatkan di sebuah masjid yang berada di dekat SMA Anya dulu dan masjid ini pula yang menjadi tempat pertama Anya dan Devon singgah salat semasa mereka berdua pacaran.

Itulah alasan kenapa Devon memilih masjid ini untuk akadnya bersama Anya, tetapi Devon tidak mengatakan hal yang sebenarnya pada siapapun karena dia tidak mau Anya kepedean, meskipun Devon sudi bertanggung jawab, tetapi untuk perihal cinta dia belum bisa berbuat apa-apa, rasa bencinya untuk Anya masih ada.

"Saudara Devon Mahesa bin Deris Mahesa, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri kandung saya, Anya Aninditha Prasetya binti Hans Prasetya dengan mas kawin cincin berlian dibayar tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya Anya Aninditha Prasetya binti Hans Prasetya dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."

"Bagaimana para saksi, sah?"

"Sah!"

Detik itu pula, Devon telah resmi mempersunting Anya untuk menjadi istrinya, entah untuk selamanya atau hanya sementara saja, tapi yang pasti Devon berharap yang terbaik saja untuknya dan untuk Anya, istrinya.

***

Setelah sesi akad selesai, acara dilanjutkan dengan sesi foto-foto. Semua keluarga berfoto secara bergantian bersama kedua mempelai. Sebenarnya Devon malas, tapi dia tidak mungkin mengecewakan kedua orang tuanya di hari pernikahan dirinya. Sebisa mungkin Devon memasang wajah bahagianya di depan semua tamu undangannya termasuk ketiga sahabatnya bersama pasangan mereka masing-masing dan juga ada Evano, anak Diana dan Agasa.

"Gue seneng kalian datang," ucap Anya tertuju pada Zemi, Naka dan Agasa. Mereka bertiga memang cukup dekat dengan Anya saat SMP dulu. "Tiara, Yura sama Safina juga datang, gue tambah seneng." 

"Devon sama lo temen kita, Nya. Santai," balas Zemi. Lagipula tidak mungkin jika dia tidak datang ke acara sakral sahabatnya.

"Sekali lagi makasih," ucap Anya yang diangguki ketiganya.

"Oh iya, kenalan dulu dong. Gue Diana, istrinya Agasa sama mamanya Evano." Diana mengulurkan tangannya ke arah Anya.

Pasutri Player [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang