[19] Masalah Baru

3K 198 38
                                    

Kita pasti akan melakukan apapun agar orang yang kita cintai bahagia, begitupun dengan diriku terhadapnya, apakah itu salah?

[ [19] Masalah Baru ]

*****

Ciwi-Ciwi Kecew (4)

Tiara: Sore hari ini gue sampai di Jakarta. Gue harap semua kumpul di rumah gue. Gak ada bantahan, terutama buat Safina sama Anya dan khusus buat Anya, lo izin dulu sama suami lo alias si Devon.

Yura: Siapppp Nyonya bos!!! Cie sekalian temu kangen sama pacar yang udah debut jadi CEO itu yeeee????

Tiara: Diem kampret! Gue sobek tuh bibir. Ini serius lho, Yur :")

Yura: Ra, lagian kenapa sih? Sans aja. Kita udah temenan lama lho.

Tiara: Sans? Ngeliat duo sobi gue yang dulunya selalu kompak sekarang jauhan, gue jadi sans? Gila ya lo, Yur!!!!

Yura: Santai Nyonya Jefran, kita pasti menemukan jalan kok.

Tiara: Terserah lah, capek gue.

Yura: Yaudah intinya buat kita semua nanti sore kumpul di rumah Titiiiii 😁

Tiara: Don't call me Titi, hate you🖕

Anya menghela napas.

Jujur, dia belum siap jika harus dipertemukan dengan Safina, tetapi di satu sisi Anya pun rindu kebersamaannya dengan Safina terlebih mereka berdua tidak terpisahkan sejak SMP.

"Apa ini saatnya gue selesaikan masalah ini? Lagian gue pikir-pikir gue yang jahat. Gue yang main dibelakang Devon," gumam Anya seraya menopang dagunya tak lupa di sampingnya ada setumpuk kertas yang tak lain adalah skripsinya.

"Kita sahabat, kalau ada apa-apa omongin baik-baik ya, apapun masalahnya gue yakin pasti ada jalannya."

Anya pernah mengatakan kalimat itu pada Yura dan Safina kala mereka berselisih dan sekarang kini gilirannya yang berada dalam masalah itu.

"Yaudah gue nyerah, Anya bisa, seorang Anya gak mungkin lari dari masalah!" ujar Anya yakin.

***

"Gue jahat gak sih, Zem?"

Dahi Zemi mengkerut seraya menatap pria yang tak lain adalah Devon yang duduk di sampingnya.

"Dia pasti kecewa sama gue," sambung Devon, "gue jahat emang, apa gue lepas aja?"

Zemi menggelengkan kepalanya kemudian mendaratkan tangannya ke jidat Devon, tetapi tidak panas, itu artinya Devon sehat-sehat saja.

"Dev, lo kenapa sih?" tanya Zemi ngeri mana dia hanya berdua dengan Devon di kelas menunggu yang lain.

Alih-alih menjawab justru Devon terkekeh geli membuat Zemi semakin ngeri sendiri. Yang Zemi lihat sekarang, Devon persis seperti orang frustasi yang hampir gila.

"Gue jahat, Zem. Gue jahat," ujar Devon seraya memukul-mukul kepalanya frustasi. Melihat hal itu Zemi lantas menarik kedua tangan Devon.

Pasutri Player [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang