[7] Sah Jilid Dua

2.8K 229 50
                                    

Sebaik-baiknya pasangan adalah pasangan yang bisa menjaga aib pasangannya.

[ [7] Sah Jilid Dua ]

*****

"Masih gak sangka cewek tercantik kedua di circle kita minta dijodohin sama mantannya," ucap Safina.

"Namanya juga kang bucin, apapun dilakuin." Tiara menyahut dengan nada ledekan.

Yura mengangguk setuju. "Kayak dulu Tiara ke Agas."

Tiara lantas melotot ke arah Yura. "Gak usah dibahas lagi, dia udah punya istri sama anak. Gak enak."

Yura tersenyum lebar kemudian menepuk-nepuk pundak Tiara bangga. "Seneng banget gue lihat lo berubah, Ra."

"Diana dan Agasa ngasih gue banyak pengalaman dan bisa dibilang mereka alasan gue berubah."

Anya hanya menyimak saja. Malam ini dia mengenakan gaun panjang tanpa lengan berwarna putih yang senada dengan kemeja yang Devon kenakan, tapi omong-omong soal Devon, Anya tidak melihatnya lagi sejak mereka baru selesai menyalami tamu karena katanya Devon akan menemui sahabatnya dan Anya pun lantas menemui sahabatnya juga karena dia bosan jika harus menunggu Devon.

"Pengantin lagi ngelamunin apa sih!" sentak Tiara membuat Anya terlonjak kemudian mengerjapkan matanya.

"Gak papa, kok," jawab Anya seadanya.

Safina menatap Anya intens. "Nya, lo kepikiran malam pertama?" tanyanya gamblang membuat dirinya mendapatkan pukulan pelan di kedua sisi bahunya yang dilakukan Tiara dan Yura secara bersamaan.

Anya terkekeh singkat. "Enggak sih, gue yakin hal itu gak ada. Dev masih benci gue dan gue juga gak nuntut kok. Gue minta nikah sama dia bukan karena hal itu, tapi gue emang sayang sama dia dan gue sadar kalau dari dulu cuman Dev yang tulus sama gue. Gue gak mau kehilangan dia lagi."

Tiara, Yura dan Safina memasang wajah harunya kemudian lantas mendekat pada Anya lalu mereka berempat berpelukan.

"Aaaa... Anya sweet banget, makin sayang."

"Semoga Devon luluh ya."

"Semoga Devon gak jahat sama Anya lagi."

Anya tersenyum lebar di dalam dekapan ketiga sahabatnya, mereka memang sahabat terbaik Anya, meskipun mereka terpisahkan jarak dan hanya Safina yang satu kampus dengannya. "Thanks guys, gue juga berharap hal demikian. Semoga aja terkabul ya."

"Ekhem...." Deheman itu lantas membuat pelukan keempatnya terlepas kemudian keempatnya kompak menatap si pelaku yang ternyata adalah Devon.

Melihat Devon yang datang ketiga sahabat Anya lantas pamit meninggalkan kedua pengantin itu bersama.

"Kenapa, Dev?" tanya Anya sedikit gugup. Dia takut jika Devon mendengar apa yang dia bicarakan dengan sahabatnya. 

"Gue capek, gue mau tidur duluan."

Devon memang terlihat lelah, matanya masih terlihat sayu, mungkin karena tidur siangnya yang singkat tadi.

Anya mengangguk. "Yaudah, kamu duluan aja. Aku masih mau sama yang lain."

"Katanya istri, ya kalau suaminya pergi, istrinya juga ikutlah," ujar Devon.

"Hah? Apa, Dev?" tanya Anya memastikan. Sungguh hatinya menghangat kala Devon mengatakan itu, rasanya seperti ada kupu-kupu berterbangan.

Pasutri Player [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang