[35] Misi Penyelamatan Tyas

1.6K 125 1
                                    

Selalu ada cara untuk mereka yang ingin berbuat baik, maka berbuat baiklah kalian, sekalipun kalian sedang tidak baik-baik saja karena bisa jadi hal ini yang akan menyelamatkan kalian kelak di hari akhir.

[ [35] Misi Penyelamatan Tyas ]

*****

Penampilan Tyas saat ini jauh dari kata baik. Bajunya yang lusuh, rambutnya yang sudah tak karuan dan tanpa sepatu ataupun sandal. Ini semua ulah Angga. Pria jahat itu membuat Tyas seperti ini bahkan perutnya sangat lapar karena sedari pagi dia belum makan, tetapi untung pada dasarnya Tyas jarang makan, jadi dia agak terbiasa kondisi perut seperti ini.

Namun, meskipun keadaannya jauh dari kata baik, Tyas akan menyelamatkan Anya. Dia sudah berjanji pada dirinya sendiri akan menembus kesalahannya pada Anya dan Devon.

"Si Angga bawa Anya ke kamar mana ya? Mana ini ada lima kamar lagi."

Jantungnya berdebar cepat, dia takut dia terlambat. Terlambat satu detik saja, Tyas yakin Anya sudah tidak baik-baik saja dan Devon pasti kecewa, marah dan merasa gagal jadi suami. Membayangkannya saja Tyas tidak kuasa, apalagi harus menyaksikannya secara langsung.

"Kamar Angga kan ada di kamar utama, kali aja di sana."

Dengan jalan mengendap-endap, Tyas menelusuri lorong villa ini. Dirinya disekap di gudang, tetapi dia berhasil keluar dari gudang itu karena dia menghancurkan salah satu kaca jendelanya, tubuhnya ramping, jadi dia mudah keluar dari jendela yang lebarnya hanya 45 centimeter itu.

"Kalau gue gak bawa senjata, gue pasti kalah. Angga laki, gue cewek. Gue harus bawa apa, ya?"

Guci? Tidak, dia tidak ingin membunuh Angga, terlebih guci itu berat.

Pisau? Apalagi jika pisau, ini membahayakan.

Balok kayu.

Tanpa mengukur waktu, Tyas lantas mengambil balok kayu itu. Ini lebih baik dari dua benda sebelumnya. Dia memang membenci Angga, tetapi dia tidak ingin menjadi pembunuh, itu dosa.

"Lo cantik, Nya. Bahkan saat lo pingsan. Kenapa lo semanis ini? Kenapa lo harus milih Devon? Selama ini gue yang berjasa dalam hidup lo. Apa karena gue tinggal dua tahun ke Singapura, apa itu? Lo tega ya."

Suara itu, Tyas mengenalnya. Suara iblis berwujud manusia. Siapa lagi kalau bukan Angga. Dan apa katanya, Anya sudah pingsan, itu artinya Angga berhasil memberikan Anya obat tidur dan Tyas tahu obat tidur sangat membahayakan kandungan.

Tangannya gemetar, dia takut jika dia kalah. Dia takut jika dia gagal. Hanya bermodalkan sebalok kayu, dia tidak yakin seratus persen bisa mengalahkan Angga.

"Lo itu cewek tangguh, Yas, kalau ada yang gangguin lo, lo harus lawan. Kalaupun lo lihat orang lain dalam bahaya, lo juga harus lawan karena gue yakin Allah bakalan nolong kita yang berniat baik. Lo harus yakin itu. Oke, enggak?"

Kalimat itu pernah Devon ucapakan kala mereka masih pacaran dan itu terjadi saat Tyas digoda oleh preman-preman karena sedang menunggu Devon menjemputnya.

"Oke, gue bisa!"

Dengan hati-hati Tyas membuka pintu yang tidak sepenuhnya tertutup itu dan betapa terkejutnya dirinya saat melihat Angga yang sudah siap mencium bibir Anya yang tergeletak tak sadarkan diri di bawah kukungan Angga.

Pasutri Player [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang