[44] Hadiah Untuk Anya

Start from the beginning
                                    

Dea menggeleng. "Enggak ah! Dea mah usaha seadanya. Dea kan mau ke Amerika, Bang."

"Yaudah sana."

Dea lantas menyalami sang kakak kemudian berjongkok di depan Evano. "Lucu banget sih kamu, makin hari makin cakep. Cepet gede biar kita bisa nikah."

Sudah bukan rahasia lagi jika Dea sangat menyukai Evano karena tampan juga lucu.

"Aunty Dea udah gede, aku masih kecil. Sama uncle Naka aja."

Dea tertawa mendengar jawaban Evano. "Masih kecil. Enggak boleh gitu."

Sedangkan, Devon tersenyum tipis seraya menatap sang adik dan berkata dalam hatinya, "Kamu enggak tahu aja, De. Naka beneran suka sama kamu."

***

"Aunty, ayo kita main basket!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Aunty, ayo kita main basket!"

Rebahan Anya terusik kala dirinya mendengar ajakan dari Evano yang ternyata kini mengenakan Jersey basket bahkan bocah mungil itu sudah memegang bola basket yang entah dia dapat dari mana.

Anya lantas bangkit dari rebahannya, kemudian menghampiri Evano. "Evano, Evano kapan ke sini? Sama siapa?"

"Sama aku," jawab Devon seraya muncul di balik pintu dengan jersey basket yang sama, warna biru.

Anya tertegun melihat Devon mengenakan jersey basket untuk pertama kalinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Anya tertegun melihat Devon mengenakan jersey basket untuk pertama kalinya. Biasanya Anya melihat Devon mengenakan jersey futsal karena Devon memang anak futsal dulunya.

Devon berjalan mendekati Anya kemudian menyodorkan jersey dengan warna yang sama dengan miliknya dan Evano.

"Jangan sedih lagi, ya?" ucap Devon lembut, "sekarang kita main basket. Bukannya basket itu kesukaan kamu? Salah satu kegiatan yang bisa bikin kamu lupa akan masalah kamu?"

Anya tersenyum lebar kemudian tangannya menerima jersey itu dan memeluk Devon sekilas. "Aku mau main basket sama kamu sama Evano. Tunggu aku ya!" Setalah mengucapkan kalimat itu Anya lantas bergegas menuju kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.

Pasutri Player [ Complete ]Where stories live. Discover now