36 - Gara-gara Telur (1)

Mulai dari awal
                                    

Tanzil
|Hm.

Ciko
|Bang, nanti pas ulang tahun Ciko kalian nyanyi yah.
|Nyanyi lagu Balonku.

Tak berniat membalas, Aster lebih memilih diam. Dia lebih memikirkan tentang Moreo, bagaimana keadaan cowok itu? Dan kenapa Rodex mulai berulah lagi.

Zhiva berjalan ke arah Aster sambil tangannya mencepol rambutnya asal, dia memindahkan Ziter kembali ke kandangnya. "Kenapa? Kok wajahnya tegang?"

"Moreo masuk rumah sakit."

"Hah? Kenapa? Kok bisa?" tanya Zhiva kaget.

"Rodex."

Dalam hati Zhiva mengumpat, geng itu benar-benar menyebalkan. Tak hanya karna ketuanya yang menyebabkan Zhiva harus menanggung semua ini, tapi juga kelakuan mereka yang sangat amat meresahkan.

"Va." panggil Aster karna Zhiva terus saja diam.

"Eh? Emm yaudah kamu mau ke markas?"

"Enggak, nanti malem baru jenguk Moreo."

"Oh gitu, Ter?"

"Mau aku pesenin makan?"

"Aku pengen kamu aja yang buat."

"Aku mana bisa masak Va, jangan bercanda kamu ah." jawab Aster sambil terkekeh pelan.

Zhiva terkikik, kali ini dia ingin Aster berjuang membuat sesuatu untuk dirinya. Dia dengan paksa menarik Aster menuju ke arah dapurnya, sedangkan Aster sudah terlihat was-was melihat berbagai macam alat masak.

"Aku gak bisa." Aster menyerah, dia benar-benar tidak bisa memasak.

"Aku juga." mata Aster memelotot, tidak bisa? Lalu mau apa ke dapur?

"Terus gimana?"

"Aku bisa Ter, udah kamu tenang aja. Kita masak bareng tapi sebelumnya kamu dulu yang masak, karna aku pengen mandi." ucap Zhiva beruntun.

Aster menggelengkan kepalanya ragu, pliss jangan tinggalin dia di dapur sendirian gini. Dia nggak bisa dan nggak tau harus ngapain, apalagi melihat alat masak yang sebegitu banyaknya membuat kepalanya pusing.

"Aku gak bisa Va, beneran."

"Ihh dicoba dulu, makanan kesukaan kamu apa?" tanya Zhiva antusias.

"Ak—aku suka steak."

"Yahhh itu ma kamu gak akan bisa, emm kita masak nasi goreng aja gimana?"  tanya Zhiva dengan wajah senangnya.

Aster berpikir sebentar, sepertinya memasak nasi goreng itu mudah. Dia menganggukkan kepalanya setuju, meski sempat ragu.

"Nah, kalo gitu kamu masak dulu aja. Aku mau mandi dadahhh." pamit Zhiva langsung pergi meninggalkan Aster begitu saja.

Wajah Aster terlihat seperti menanggung banyak sekali beban, dia terus menatap satu persatu alat masak. Dalam pikirannya dia bertanya-tanya, apa saja yang diperlukan untuk memasak nasi goreng.

"Susah banget sih." kesalnya mengacak rambutnya frustasi.

"Gue harus mulai darimana coba?" tanyanya pada diri sendiri.

Dia membuka ponselnya, memesan nasi goreng di salah satu restoran kesukaannya. Biarin aja dia masak, pasti nggak akan enak. Jadi dia harus memesan makanan, supaya nanti tidak bingung mau makan apa.

ASTERLIO [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang