BAB 56 - Ambigu

Mulai dari awal
                                    

Dean mengingat asumsi Andri. Anak itu bilang kalau kemungkinan Vanya melakukan operasi plastik setelah wajahnya rusak dihajar preman. Dan asumsi itu benar. Dean kembali menemukan memori-memori masa lampaunya. Wajah itu memang berbeda. Tapi, masih ada beberapa kemiripan. Ya! Dean baru menyadari itu karena selama ini Ivan tidak pernah terseret dalam kasus itu.

Dean juga kembali teringat dengan suami pertama Bibi Ferida dari foto yang pernah ditunjukkan Kenny. Pria itu memiliki aura yang sama dengan Ivan. Dean bisa kembali mengingatnya meski selambat ini.

"Tidak salah lagi." Dean bergumam pelan. "Kau adalah Vanya. Dan Vanya adalah anak tiri dari Daniil dan Igrid."

"Dan Vanya adalah anak kandung dari Ferida." Ivan menyahut.

Dean menggigiti bibirnya. Dia tetap menatap pria di hadapannya itu. Dean tidak mengerti apa yang dia rasakan saat itu. Dia senang karena bisa menemukan saudaranya. Tapi di sisi lain, dia merasa sesak.

"Apa kau terkejut? Bukankah selama ini aku berusaha menunjukkannya padamu?" Ivan menyeringai.

"Menunjukkan kalau... kau membenciku?" Dean menelan salivanya. "Ivan, kenapa?"

"Kenapa kau bertanya, Dean? Bukankah selama ini kau tidak pernah bertanya apa-pun? Bukankah kau selalu mencari tahu semuanya sendiri tanpa bertanya pada siapa-pun?"

"Tapi, bukankah kau tidak membenci Kenny? Bukankah dia adalah temanmu?"

Ivan melotot ke arah Dean. "Apakah kau tidak memahami kalimatku tadi?"

"Lalu, apa hubunganmu dengan Mirai, Franz, Kenny dan Hisao?" tanya Dean dengan serius tanpa peduli bahwa Ivan tidak ingin diberi pertanyaan.

"Teman." Ivan mengalihkan pandangannya.

"Kau berbohong. Aku tahu, Ivan. Franz adalah anak dari kakak perempuan Daniil. Kenny adalah anak dari adik ibu kandungmu. Tapi, aku masih belum terlalu paham apa hubunganmu dengan Hisao dan Mirai." Dean kembali menyipitkan matanya.

"Kau sudah mencari tahu banyak hal. Aku yakin kalau kau juga bisa mencari tahu jawaban dari pertanyaanmu tadi." Ivan menyeringai.

"Dengar Ivan, aku mencurigaimu sebagai pelaku dari kasus pembunuhan berantai yang sedang terjadi saat ini."

Ivan terkekeh keras. "Apa?! Dasar bodoh!"

"Aku serius."  Dean menyilangkan lengannya. "Kasus itu memiliki hubungan dengan Mirai dan kau juga memiliki hubungan dengannya."

Ivan semakin terkekeh. Pria itu memegangi perutnya. "Dean, Dean."

"Kau kejam, aneh, misterius, mencurigakan," kata Dean.

"Apa kau memiliki bukti untuk mengatakan itu? Mengapa kau mencurigaiku hanya karena aku memiliki hubungan dengan Mirai? Apa kau tidak bisa berfikir dan mencari tersangka lebih dalam lagi?!"

"Aku lelah." Dean menundukkan pandangannya.

Ivan menghela nafas. "Kau sangat buruk, Dean. Kau menuduhku tanpa adanya bukti yang jelas. Hanya karena aku adalah Vanya? Hanya karena aku berteman dengan Mirai? Apa yang sebenarnya ada di pikiranmu. Ngomong-ngomong, kenapa kau juga sangat sopan? Biasnya, kau berbicara dengan aksen, 'lo' atau 'gue'.  Ayolah, aku saudaramu!" Kini Ivan tertawa halus.

"Ivan. Kau lebih tua dariku. Mana bisa aku membandingkanmu dengan gaya bahasa antar teman. Dan sebenarnya--"

"Apa lagi?!"

"Aku tahu kau tahu sesuatu." Dean menyipitkan matanya.

Ivan hanya menghela nafas panjang. Dia berbalik membelakangi Dean dan berjalan menjauhi pemuda itu. Setelah beberapa langkah, dia kembali menoleh.

Dark Angel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang