Bab 49 : Trip to New York 2

57.5K 3.2K 61
                                    


“Anda tidak perlu khawatir, dia baik-baik saja.” Ujar seorang dokter yang baru saja memeriksa kondisi Resya. Atas saran Lucas—Dokter itu sengaja di panggil olehnya untuk mengikuti perjalanan mereka agar bisa memantau kondisi kesehatan Resya selama melakukan penerbangan.

Andrew tidak menjawab. Ia hanya berdiri, melipat kedua tangannya didepan dada, dan memandangi Resya—yang hampir saja membuatnya khawatir setengah mati. Kini, gadis itu tengah terbaring kembali di salah satu ruang pesawat yang kebetulan menyediakan ruangan untuk beristirahat.

“...Beberapa jam lagi dia akan sadar. Ini memang sedikit normal karena pengaruh pasca operasi.”

“Terima kasih.” Jawab Andrew datar.

“Saya akan keluar, jika ada sesuatu, anda bisa panggil saya.” Dokter itu segera berlalu setelah mendapat izin dari Andrew—sebagai anggukannya.

Di karenakan ukuran kasur yang cukup besar, Andrew lebih memilih untuk ikut berbaring di samping Resya, memberinya kehangatan. Ia memeluk Resya seakan tidak mau kehilangannya barang sedikit pun. Setelah mengusap pipi Resya, kemudian ia beralih untuk mengecupnya. Setelah itu, ia pun menyusul gadis nya ke alam bawah sadar.

............

Resya mengerjap beberapa kali, ia bisa merasakan sebuah tangan kekar memeluknya dengan begitu posesif dan terasa sangat nyaman juga menghangatkan, membuat ia semakin enggan untuk terbangun.

Ketika Resya menoleh dimana pemilik tangan kekar itu, ia mendapati Andrew sedang tidur disampingnya dengan begitu damai. Hampir saja ia berteriak karena wajah Andrew begitu sangat dekat dengannya. Beruntung, mulutnya tidak keceplosan. Meskipun ia sangat kaget, tapi ia tidak ingin mengganggu tidur nyaman Andrew.

Resya memperhatikan wajah Andrew dengan seksama dan sesekali tersenyum melihat pria itu tertidur. Andrew terlihat begitu lelah. Wajahnya yang begitu rupawan membuat Resya tidak bisa menetralkan debaran jantungnya yang semakin menggila. Entah mendapat dorongan dari mana, dan entah apa yang dipikirkan Resya—ia mendekatkan wajahnya ke arah wajah Andrew. Mengecupnya sekilas tapi berkesan lembut.

Hampir saja jantung Resya copot saat itu juga, ketika Andrew membuka matanya. Ia mulai salah tingkah dan merasa malu, karena mungkin saja, Andrew merasakan kecupannya sampai-sampai pria itu terbangun. Dan sekarang, ia sangat bingung harus menjawab apa—menatap Andrew dengan tergagap.

Andrew tersenyum melihat wajah Resya yang terlihat memerah menahan malunya.

“Bisa kau lakukan sekali lagi?” ucap Andrew dengan suara serak yang setengah mengantuk. Menatap Resya dengan lekat, hingga semakin membuat gadis itu membeku dan ikut terkunci dengan tatapannya yang memang tidak bisa dihindari.

“A-apa?” tanya Resya tergagap dan sok tidak tahu.

Kiss me, again.”

“A-a-aku... aku hanya iseng Drew. Ya... se-seperti yang kau tahu?! Aku hanya ingin membangunkan mu dengan cara... ya agar tidak memancing amarahmu.” Jawab Resya se-santai mungkin walau nada tergagapnya masih tidak bisa hilang.

Andrew terkekeh, tapi dikesekian detiknya, ia kembali menatap Resya dengan serius.

“Jangan lakukan lagi.”

Resya terdiam. Mencoba mencerna kembali ucapan Andrew, barusan. Ia menatap Andrew dengan tidak percaya. Tapi, ia sangat mengakui jika hal yang ia lakukan barusan, sangat kurang ajar.

“A-aku minta maaf.” Ucap Resya dengan lemah dan merasa menyesal. Ia tidak pernah mengira jika Andrew akan berlaku seperti itu padanya. Resya segera menundukan pandangannya menghindari tatapan Andrew.

My Psychopath Boss ✔Where stories live. Discover now