Bab 21 : The Choice

82.5K 4.8K 88
                                    

Resya kini sudah sampai di kediaman Andrew. Tapi gadis itu belum membuka matanya.

Andrew mendahuluinya turun, dia membukakan pintu untuk gadis itu.

Kejadian romantis ternyata bukan hanya ada didalam sebuah film atau sinetron belaka. Karena sekarang, Andrew telah membuktikannya sendiri dengan menggendong gadis itu ala bridal style ke dalam rumahnya.

Namun, kejadian yang manis yang jarang atau bahkan belum pernah Andrew lakukan tidak berlangsung lama.

Resya terbangun, dia merasa aneh, tubuhnya terasa melayang saat Andrew menggendongnya tanpa sadar.

Saat Resya membuka matanya,

Buuukk!

Andrew menjatuhkannya. Tanpa merasa bersalah, pria itu hanya diam dengan tetap memasang wajah sok cool dan memasukan tangannya ke dalam saku celana.

Resya hanya mengaduh kesakitan, kini pantatnya terasa sangat nyeri.

Dasar pria sadis. Menurutnya ini gak sakit, gitu? teriak batin Resya.

Mungkin jika bukan bos nya, dia akan mengoceh dan marah-marah dengan perlakuan itu.

Dikira biaya rumah sakit gak mahal jika tulang ku sampai patah? Tidak punya perasaan!

"Bangunlah, aku mengajakmu kesini bukan untuk bersantai dan tidur. Jadi, jangan berleha-leha." Andrew mengacuhkan Resya yang begitu terlihat susah payah untuk bangun. Dia berlalu meninggalkan gadis itu.

Gadis itu berseringut kesal dengan perlakuan Andrew. Dia segera mengikuti langkah pria itu.

Tuhan... makhluk mu yang satu ini sangat menyebalkan. Racau nya dalam hati.

Degggg....

I-ini rumah atau istana?

Resya menganga melihat pemandangan didepannya. Rumah itu begitu indah dengan nuansa modern. Tidak diragukan lagi jika Andrew termasuk ke dalam golongan kaum jetset.

 Tidak diragukan lagi jika Andrew termasuk ke dalam golongan kaum jetset

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oh my god...

Resya tidak henti-hentinya memuji rumah yang besar itu.

"Ehem..."

Kini Andrew sedang menatapnya dengan bersidep dada melihat gadis ini yang sedari tadi bengong.

"Kemarilah." titahnya.

Resya menurutinya, dia menundukkan kepalanya. Gadis itu tidak mau melihat tatapan tajam dari Andrew.

"Sudah aku bilang, bukan? Jika aku ingin berbicara denganmu."

"Silahkan, Mr."

Andrew mendengkus kesal, "Ck, sudah aku bilang, panggil aku Andrew. Jangan memanggilku 'sir', 'Mr', dan yang lainnya." kali ini, nada bicaranya tidak terlalu tinggi atau rendah. Kira-kira, dia menahan amarahnya yang ingin segera membeludak itu.

Sejak bertemu gadis ini, Andrew selalu dibuat jengkel olehnya.

......

"Aku ingin kamu tinggal dirumah ini." ucap Andrew yang menatap gadis didepannya itu dengan raut wajah serius.

Kini mereka sedang berada diruang tamu Andrew dengan posisi duduk berhadapan.

Perkataan Andrew sukses membuat Resya selalu saja dibuat menganga dengan perlakuannya yang selalu tidak terduga itu. Tapi dengan segera Resya kembali mengumpulkan kewarasannya.

"M-maksud anda?"

Andrew menarik napas berat, "Apa perkataanku kurang jelas?"

"Maksud anda tinggal dirumah ini?" tanyanya lagi. Tapi Andrew hanya mengangguk menanggapinya.

"Untuk apa?"

"Menurutmu?" pria itu balik bertanya padanya.

"Sebagai pembantu?!" jawab gadis itu dengan asal dan berhasil membuat Andrew terkekeh keras.

"Jika itu mau mu, tentu aku tidak akan melarangnya."

What? Menjadi pembatu di rumah sebesar ini? Yang benar saja.

"Anda--" belum sempat Resya menyelesaikan perkataannya, mata tajam Andrew kembali menghunusnya.

Perkataannya memang salah.

"Maksudku, kau serius?"

Ternyata Resya menyadari kesalahan perkataannya itu. Buktinya sekarang Andrew tersenyum manis padanya.

Oohh,

Resya mengangguk paham dalam hati. Pria itu rupanya tidak mau mengobrol terlalu formal.

"Aku serius."

"Begini, sir. Eh, Drew, bukannya aku tidak mau, hanya saja aku masih mempunyai apartement untuk aku tempati."

Tidak terlihat raut wajah yang menunjukkan rasa marah di wajah tampan Andrew. Tapi seperti biasa, dibalik ketenangannya itu ada sesuatu yang pasti sudah direncanakan nya.

"Baiklah. Jika seperti itu, aku memberimu pilihan. Resign dari kantor atau tinggal disini?"

Jlebbb!

Lagi-lagi Andrew sukses membuat gadis itu berada di posisi yang sangat membuat dirinya harus mengambil keputusan seperti 'Hidup menderita apa mati bahagia?'.

No!

Aku masih ingin hidup jika diberi pilihan itu, tapi aku juga tidak mau menderita.

Pria ini memberinya pilihan seperti memilih 'hidup dan mati'.

Bahkan Resya tidak bisa membayangkan jika harus tinggal se-atap dengan Andrew. Dia juga ambigu, apa dia rela resign dari perusahaan yang memang benar-benar menjadi impiannya sejak masih kecil.

Apa yang harus dia pilih sekarang? This is a hard choice.

***

My Psychopath Boss ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang