Bab 6 : Mr. Arrogant

140K 7.9K 20
                                    

Resya POV

DEMI ANACONDA DI ALASKA!! Pria itu sungguh menyebalkan. Meski begitu mau tidak mau aku harus kuat mental dan profesional.

Sungguh hari ini sangat kacau. Gara-gara aku bangun kesiangan. Aku lupa menyalakan alarm ponselku.
Tapi beruntung saja aku tidak kebablasan tidur sampai siang. Bayangkan saja jika itu terjadi, mungkin aku tidak jadi diterima di Perusahaan ini.

Aku bahkan baru ingat jika si Boss Arrogant tidak memberitahuku di mana ruangan divisiku berada.

"Miss, boleh saya tanya? divisi IT Support Officer di lantai berapa, ya?" tanyaku kepada seorang resepsionis.

"Di lantai 15, Miss," jawab seorang resepsionis wanita tersebut seraya menunjukkan senyum formalnya.

"Terima kasih," kataku membalas senyumannya.

Sesampainya di lantai 15, aku segera mencari ruangan manager divisiku. Untuk sekedar memintanya menandatangani surat kerjaku, yang bernama Mr. Gale Michel--yang sudah kutahu namanya itu.

Ah, Aku jadi ingat ketika Boss Arrogant itu menjelaskanku tugas serta di bagian mana aku harus bekerja. Saat itu, dia terlihat sangat kesal karena aku hanya mengangguk-ngangguk mendengarkannya berbicara panjang lebar.

Setelah berjalan beberapa meter dan menemukan ruangan Mr.Gale, aku lantas memberanikan diri masuk ke ruangannya setelah mengetuk pintu dan ada interupsi dari dalam.

Please, tak banyak yang kuminta. Permohonanku untuk hari ini hanya satu Tuhan... Semoga manager kali ini tidak segalak Presiden Direktur.

Aku disambut dengan senyuman manis seorang pria yang tengah duduk kursi kerjanya kala berbalik setelah menutup pintu.

Dari cara dia tersenyum saja aku sudah bisa menyimpulkan jika dia orang yang tampak ramah.

"Duduklah," titahnya, menginterupsiku dari lamunanku. Tanpa ba-bi-bu aku segera duduk dan menyerahkan semua dokumen yang sejak tadi setia kugenggam.

"Resya Clarissa?" tanyanta memastikan.

"Iya."

Beruntung manager ini tidak terlalu menampilkan wajah dingin yang bak hendak menusuk. Hal itu membuatku sedikit lebih rileks dan tidak menghilangkan fokusku.

"Oke, selamat, kau sudah resmi bekerja di Perusahaan ini." Dia tersenyum seraya mengulurkan tangannya.

Tentu saja aku kaget, tetapi aku langsung buru-buru menerima salamnya. "Terima kasih."

"Semoga kau bisa betah dan cepat menyesuaikan diri," tambahnya, bibirnya masih setia membentuk sebuah senyuman tulus.

Bibirku tidak kalah lebar membalas senyumnnya."Sekali terima kasih."

"Tentu."

"Saya akan bekerja keras," kataku dengan bibir melengkung yang kali ini mengeluarkan kekehan kecil.

Dia ikut terkekeh. "Ya, itu harus."

Setelah sesi berbincang itu, tatapan dia berubah seperti mengingat sesuatu yang mana membuatku sedikit was-was.

"Ah, hampir lupa...," dia terkekeh menatapku. "Maaf, ini tidak pernah terjadi sebelumnya,"

Aku menelan ludah, otakku mulai mengantisipasi apa yang akan dikatakan oleh lawan bicaraku kali ini. Pergerakannya yang terlihat mengubah posisi duduknya ke berdiri membuatku ikut melakukan hal yang sama.

"Kubikelmu, aku akan menunjukkannya."



***

My Psychopath Boss ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang