Bab 28 : You are stupid!

72.3K 4.2K 36
                                    

Resya mengerjapkan matanya, ia terbangun oleh suara nyaring ponsel yang dari tadi terus saja menggangu kenyamanan tidurnya. Ia mencari sumber bunyi benda kotak itu diatas nakas samping tempat tidur.

Disingkirkannya selimut yang menutupi tubuhnya yang bahkan baru ia sadari.

“Hoamm,” gadis itu menguap, “siapa yang memakaikanku selimut? Perasaan... aku tidak memakainya, mungkin seorang pelayan rumah ini.” pikirnya dengan tidak peduli.

Resya duduk dipinggir ranjang dan mengambil handphone-nya, ia segera menggeser tombol hijau yang terpampang didepan layar untuk menerima panggilan. Resya menempelkan benda itu ditelinga kirinya.

Re?” sapa seseorang diseberang telepon.

“Iya, hallo?”

Re, kemana saja kau? Aku men..hiks...carimu...hiks” terdengar suara tangisan pilu diseberang telepon, itu adalah suara Shally yang terdengar sedang menangis, suara tangisnya itu semakin pecah, menimbulkan rasa khawatir kepada Resya dengan detak jantung yang mulai tidak karuan.

Ada apa dengannya? tanya  batinnya.

“Shally, Are you craying? Why? Te-tell me?

Kami kecelakaan, hanya aku yang selamat.” Jawab Shally dengan begitu lirih. Shally selalu saja berbicara dengan tidak jelas yang terdengar berbelit-belit ditelinga Resya, membuatnya ambigu dan berpikiran macam-macam.

“Kami? Siapa maksudmu? Katakan dengan jelas” Resya paling tidak suka bertele-tele jika saat situasi genting seperti ini, suaranya Resya mulai gemetar sarat akan menangis.

Aku dan Hans kecelakaan. Hans meninggal, hanya aku yang selamat. Sekarang aku sedang berada dirumah sakit.”

“Benarkah? La-lalu bagaimana keadaanmu?” kekhawatiran Resya sudah diambang batas, ia segera berdiri dan mencari dimana tasnya berada. Ia harus menemui sahabatnya itu.

Aku hanya luka ringan, kau tidak perlu khawatir. Dokter sudah mengizinkanku pulang malam ini.

” Tulis alamat rumah sakitnya, kirim lewat pesan padaku. Aku akan kesana.”

Tanpa menunggu persetujuan dari shally, Resya sudah terlebih dulu mematikan telepon. Ia menaruh Hp-nya sembarang keatas kasur dan mulai sibuk mengemas barang yang dimasukkannya kedalam tas kecil berwarna hitam yang diselempangnya.

Gadis itu terburu-buru, bahkan ia tidak sempat mandi dan berganti pakaian karena tadi langsung tertidur. Ia menghampiri cermin dan menyapu wajahnya dengan polesan bedak tipis dan sedikit parfum.

Resya memburu pintu kamar, ia terkejut ketika ada seorang pelayan yang tampak akan membuka pintu kamarnya juga. Pelayan itu langsung menunduk hormat. Sebenarnya, Resya tidak suka diperlakukan seperti itu, tapi kali ini ia mencoba mengabaikannya dan berlalu.

“Nona, anda mau kemana?” suara pelayan itu menghentikan langkahnya saat hendak menuruni tangga.

“Aku harus pergi” tanpa memedulikan pelayan yang mulai khawatir, Resya kembali melanjutkan langkahya.

Pelayan itu berusaha mencegah Resya dengan mengikuti langkahnya sambil terus meyakinkan agar Resya tidak pergi.

“Nona Resya, anda jangan pergi. Tuan Andrew akan marah jika dia sampai dirumah tidak melihat anda.”

Dengan terpaksa karena Resya merasa kasihan, ia berbalik menatap pelayan itu yang terlihat bersusah payah mengejarnya dengan tergopoh-gopoh.

Pelayan itu tampaknya senang melihat Resya mendengarkan ucapannya.

My Psychopath Boss ✔Where stories live. Discover now