Bab 35 : You are my life

69.6K 3.9K 145
                                    


"Andrew?" tanya Resya disela-sela makannya.

"Iya?" sahut pria itu menatap Resya dengan seksama. Kini, mereka tengah sarapan seperti biasa saat sebelum pergi ke kantor.

"Hm, boleh aku minta sesuatu?" ucap gadis itu dengan berhati-hati agar pria didepannya ini tidak marah hanya karena ucapannya yang takut membuat Andrew kesal.

Andrew tersenyum tulus,"katakanlah."

Resya menghentikan aktifitas makannya saat pria itu memperhatikannya dengan tatapan menunggu.

Gadis itu meletakkan garpu dan sendoknya diatas piring, membalas tatapan Andrew dengan ragu. Ia sangat ingin pergi dari rumah ini, entah kenapa perasaanya tidak nyaman tinggal bersama pria yang notabene-nya adalah atasannya sendiri.

Tapi, apakah ia berani mengatakan itu dan meminta pada Andrew jika ia ingin kembali ke apartement-nya dan hidup tenang tanpa ada rasa canggung yang terus melingkupinya perasaannya.

Resya terdiam lama, menyiapkan segala kata-kata yang akan ia katakan dengan sehati-hati mungkin kepada pria yang ada didepannya agar tidak mengundang kemarahan.

"Hai?" seru Andrew yang membuat gadis itu terkejut dan langsung sadar dari lamunannya.

Resya kembali mendongak menatap Andrew, mempersiapkan diri saat keputusannya sudah bulat. Apapun yang terjadi nanti, ia harus siap menghadapi respon yang diberikan oleh Andrew.

Gadis itu tergagap,"a-aku...," lama menggantung, akhirnya Resya memberanikan diri ketika Andrew semakin menatapnya dengan mengintimidasi, "aku mau kembali ke apartement."

Mendengar pernyataan Resya, pria itu menyimpan alat makannya dengan sedikit kasar hingga menimbulkan suara gementrang membuat gadis itu sedikit terlonjak.

Andrew mengambil gelas yang berisi air putih diatas meja, meminumnya dengan sedikit kesal dan langsung menyandarkan tubuhnya dikepala kursi dengan perlahan.

Andrew sudah menduga jika hal ini akan terjadi, cepat atau lambat gadis ini akan meminta hal yang ia sendiri tidak bisa memenuhinya.

"Sudah aku bilang, aku mengajakmu kesini bukan hanya untuk seminggu, sebulan, atau hanya setahun, tapi untuk seterusnya. Jangan lupa, kau sendiri yang menerima tawaran itu, bukan? Jadi, jangan menyesal."

Resya tidak bergeming, ia menatap Andrew lama. Pria itu mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan seperti sedang meredamkan sesuatu dalam dirinya yang segera ingin keluar.

Pria itu menarik napas panjang, menatap Resya kembali, kali ini dengan lembut. Ia beranjak dari duduknya dan menghampiri Resya untuk duduk disamping gadis itu.

Andrew menatapnya, mengarahkan gadis itu agar menghadapnya. Pria itu meraih tangan Resya dan menggemgamnya dengan lembut.

Sekilas, Andrew menatap lantai sebagai pelampiasan perasaannya yang terasa sangat sulit untuk dikendalikan. Baginya, ini adalah kali pertama ia merasakan kesulitan untuk mengungkapkan isi hatinya pada seorang gadis. Menurut pria itu, tidak ada yang lebih mudah dari menembak kepala seseorang dibanding bercakap dengan gadis lugu ini.

"Dengarkan aku, aku minta maaf jika selama ini selalu bersikap kasar," Andrew menarik napas dan menghembuskannya kembali dengan pelan, "tetaplah disini, aku akan mencoba merubah sikapku jika kau mau. Jujur saja Resya, a-aku tidak pernah seperti ini sebelumnya kepada seorang perempuan."

Resya menatap pria itu dengan seksama, mendengarkan semua ucapannya dan berusaha untuk mencerna setiap kata-kata yang keluar dari bibir pria itu.

"Lalu kenapa kau bersikap seperti ini padaku? A-aku tidak mengerti, kenapa kau mau melakukan hal yang bahkan belum pernah kau lakukan kepada siapapun?" ucap Resya dengan sedikit memelankan suaranya yang terdengar semakin tergagap akibat jantungnya yang tidak mau berdetak dengan normal.

My Psychopath Boss ✔Where stories live. Discover now