Bab 45 : I'm fine, Drew

66.6K 3.4K 55
                                    


Satu minggu sudah berlalu, dengan Resya yang menghabiskan waktunya di rumah sakit untuk melakukan pemulihan pada luka bekas operasinya.

“Lukanya belum sembuh total,  jadi anda harus bisa menjaga pola makan serta jangan terlalu banyak melakukan aktifitas yang berat,” ucap dokter yang bernama Smith itu. Resya sudah sangat mengenal dokter itu walau hanya dalam waktu satu minggu. Sikapnya yang ramah membuat dokter itu sangat dikenal baik dirumah sakit ini.

“Terima kasih,” ucap Resya sembari tersenyum. Gadis itu tampak berusaha untuk bangun dari tidurnya, rasa sakit yang masih terasa membuat ia sedikit meringis dan menggigit bibir dalamnya. Tiba-tiba sebuah tangan kekar membantunya untuk membangunkannya agar posisinya bisa duduk.

Andrew menatap Resya dengan intens, “jangan terlalu banyak bergerak.”

“Aku hanya ingin bangun, Drew,” jawab Resya dengan sedikit sebal karena Andrew begitu keterlaluan mengkhawatirkannya.

“Setidaknya, kau bilang padaku agar membantumu.”

“Hm, baiklah Mr dan Mrs Miller, saya pamit untuk melayani pasien lain. Jika ada apa-apa kalian bisa menghubungi saya lagi.” Ucap dokter Smith menengahi, tampaknya ia tidak ingin berada di situasi yang membuatnya merasa tidak enak dan menjadi seorang pengganggu. Ia tersenyum dan langsung dibalas dengan anggukan oleh Andrew lalu pergi berlalu dan menutup pintu.

Andrew menatap Resya datar, saat hendak menggendong gadis itu, tiba-tiba sebuah interupsi membuatnya mengurungkan niat. Ia merasakan ponselnya bergetar, menandakan panggilan masuk. Andrew langsung merogoh saku jasnya dan melihat nama pemanggil. Bukannya menjawab, Andrew hanya menatapnya tidak tertarik dan menolak panggilannya.

“Siapa?” tanya Resya heran.

“Hanya dari seseorang yang tidak penting.” Ia kembali memposisikan badannya agar mudah mengangkat tubuh Resya.

“Tunggu,” potong Resya yang membuat Andrew menghentikan pergerakannya. Ia menunggu gadisnya itu melanjutkan perkataannya lagi.

“Kau berhutang penjelasan padaku Mr. Millerian's.”

Resya memegang bahu Andrew sebagai pegangan agar ia bisa turun dari ranjang dengan mudah.

“Kau menuntut penjelasan pada nama perusahaanku atau padaku, huh?” tanya Andrew dengan menaikkan alisnya. Ia memegang pinggang gadis itu agar membantunya untuk berdiri setelah kakinya menapak di atas lantai. Gadisnya itu masih sangat lemah dan perlu perhatian lebih. Andrew mengusap rambut Resya dan mencoba merapikan helaian rambutnya yang beberapa terlihat sedikit berantakan.

Perlakuan Andrew yang sangat manis dimata Resya membuat gadis itu luluh seketika. Namun, ia cepat-cepat menyadarkan dirinya kembali agar tidak jatuh terlalu jauh dengan sikap manis Andrew dan menyusuri arus perhatian pria yang hampir melumpuhkan keteguhan hatinya itu.

Ya, aku masih memiliki Aldo. Batinnya mengingatkan.

“Tentu saja penjelasanmu, Drew.” Jawab Resya kemudian.

Andrew mengembuskan napas malas, “Baiklah, tentang apa?” tanyanya yang kini beralih menggenggam jemari Resya dengan lembut dan satu tangan yang lain mengusap pipinya.

Bagi Andrew, tidak ada yang lebih indah dan membuatnya bahagia selain melihat Resya dekat dengannya dan tersenyum bahagia, apalagi, sekarang ditambah kondisi kesehatan Resya yang mulai membaik.

Selamat-nya Resya dari ancaman kematian seakan sebuah keajaiban yang diberikan Tuhan pada pria itu. Andrew merasa jika Tuhan sengaja memberi kesempatan untuknya. Seakan Tuhan pun merestui akan perasaannya yang tulus, hingga Dia memberi kesembuhan bagi gadisnya.

My Psychopath Boss ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang