Bab 25 : To hell with love!

83.4K 4.6K 41
                                    

Resya mengamati dengan seksama isi rumah Andrew. Rumah ini begitu elegan, untuk ukuran pria yang hanya tinggal sendirian. Barang-barang yang ditata sangat rapi pada tempatnya. Warna hitam yang mendominasi menambah kesan rumah yang mencerminkan kepribadian pemiliknya.

Resya masih tidak habis pikir, mengapa Andrew menyuruhnya menginap dirumah sebesar ini. Ralat, bukan besar, tapi ini termasuk ke dalam kategori mansion bagi Resya--yang bahkan hanya ditinggali oleh Andrew dan beberapa pelayan saja.

Hari ini sudah larut saat semua barang-barangnya dikemas dan telah selesai dirapikan. Tentu saja, bukan ia yang merapikannya, melainkan para pelayan rumah itu. Walau Resya sudah bersikeras untuk merapikannya sendiri, tapi dicegah oleh Andrew.

Apa kamar ini tidak terlalu mewah? pikirnya, saat ia melihat desain rumah Andrew. Ia kini sedang berdiri mondar mandir dan menilik satu persatu barang disana.

Andrew memberinya kamar di lantai 2 disebelah kamarnya berada. Pria itu sempat menawari Resya untuk sekamar dengannya. Tapi tentu saja, gadis itu menolaknya dengan lembut.

Ya, dengan lembut dan penuh dengan kata-kata rayuan manis, yang dibuat Resya dengan sengaja, agar Andrew tidak memaksanya terus-menerus.

Sekamar? Yang benar saja! Dasar pria sinting.

Gadis itu selalu berpikiran negatif tentang Bos nya. Menurutnya, ada sisi lain dibalik diri Andrew yang selalu ia temui. Mungkin seperti, kepribadian ganda. Jika memang begitu, apa dia sanggup se-atap dengannya? Sangat menyeramkan jika sampai hal itu terjadi.

Akh! Lupakan, lagipula aku hanya tinggal sementara disini. ucap batinnya.

"Kau suka?"

Tiba-tiba suara pria mengagetkannya. Resya menoleh kearah pintu, dan mendapati Andrew sedang memperhatikannya. Pria itu bersandar diambang pintu sambil melipat kedua tangan.

"Andrew? Sejak kapan kam--?"

"Kau lupa? Aku bertanya padamu. Dan kau baru saja menjawabnya dengan pertanyaan lagi."

Andrew menghampiri gadis itu, masih dengan gaya angkuhnya. Pria itu memasukan tangannya ke dalam saku celana, yang masih dibalut pakaian formal.

"A-aku minta maaf. Tentang soal kamar ini... menurutku sangat berlebihan. Aku bisa tidur dikamar tamu jika kamu mengizinkan." celoteh Resya dengan lugu-nya. Tapi, tak ayal tingkahnya itu membuat Andrew tertawa.

"Dikamar tamu? Kau yakin?" tanya Andrew meyakinkan.

"Hm, ya... a-aku rasa itu cukup untukku." jawab Resya dengan ragu.

Resya masih tergagap berbicara dengan Andrew, dia belum cukup terbiasa berbicara dengan gaya yang tidak formal dengan atasannya sendiri. Lalu kemana, seorang gadis yang tempo hari sudah berani marah pada pria didepannya ini?

Sekali lagi, Andrew tertawa mendengar ucapan gadis itu, "Baiklah, jika kau mau, aku tidak akan melarangmu. Tapi, kau harus ingat, saat aku mengajakmu untuk tinggal disini adalah bukan untuk sementara, seperti yang kau duga. Jadi silahkan, kalau mau tidur dikamar tamu."

Setelah menyelesaikan pembicaraannya, Andrew berlalu meninggalkan Resya dan menutup pintu--menyisakan kebingungan dipikiran Resya, gadis itu masih berpikir keras mengenai arah dan maksud pembicaraan Andrew serta mencerna setiap kata-kata pria itu.

Bukan sementara? Apa maksudnya? Masa iya, aku harus tinggal disini seterusnya? Oh, tidak, itu tidak mungkin. Ya! Pria itu pasti bercanda.

Melihat kasur yang terlihat empuk, membuat Resya melupakan semua beban pikiran yang mengganjal diotaknya. Ia mulai mengantuk dan segera merebahkan diri dikasur yang berukuran king size itu.

Tidak butuh waktu lama untuk seorang Resya tertidur pulas. Ia sangat lelah hari ini. Menurutnya, hari ini adalah hari terpanjang yang ia lewati karena harus berhadapan dengan sikap Andrew.

Resya tertidur pulas. Hingga ia lupa untuk membersihkan diri dan berendam. Sampai dering ponselnya pun, tidak lagi diterima oleh telinganya yang juga sudah terlelap ke alam mimpi.

........

"Tuan, ada panggilan dari Nona Jesse." ucap salah satu pelayan wanita paruh baya, dengan segera memberikan gagang ponsel kepada Tuannya.

Andrew mengumpat kesal, sial! Dasar serangga. Mengganggu ketenangan orang saja.

Andrew mengangkat tangannya yang bebas, tanda perintah agar pelayan itu segera pergi.
Pria itu berusaha bersikap semanis mungkin saat berbicara ditelepon.

"Sayang?" ujar seorang wanita diseberang telepon.

"Yes, honey. Ada apa kau menelponku?" tanya Andrew, semanis mungkin.

"Kamu kenapa, sih? Emang gak boleh aku nelpon kamu?"

"Bukan seperti itu, aku baru pulang dari kantor, jadi aku masih lelah dan butuh waktu untuk istirahat."

"Come on, honey. Apa kamu lupa, jika malam ini kamu ada janji denganku."

Oh shit! umpat Andrew sepelan mungkin. Ia merasa mulai jengah, mengingat hal itu.

"Sayang, kau dengar aku 'kan?"

"Hm, iya. Kamu tenang saja, aku akan kesana setengah jam lagi. Kau tidak marah, kan?" rayu pria itu dengan jurus mautnya, yang mampu menaklukan semua wanita.

Terkecuali Resya, gadis yang dibawanya itu. Tampaknya, hanya Resya yang belum terpikat oleh pesonanya.

Sekarang, Andrew-lah mengejar seorang wanita. Bukan yang biasa ia lakukan, yaitu dikejar-kejar.

Andrew menutup telepon secara sepihak.

Resya membuat kehidupan Andrew terasa jungkir balik. Terbukti, semenjak gadis itu hadir, Andrew selalu memikirkan cara agar Resya jatuh hati padanya. Bukan seperti sekarang yang ia lakukan. Hal itu justru berkebalikan dari rencananya, membuat Andrew yang malah semakin penasaran dengan perasaan dan gerak-gerik Resya si gadis polos.

Cinta? Entahlah, aku tidak pernah tau tentang hal yang tidak penting itu. Pikir batinnya.

Andrew tidak pernah percaya akan hal yang namanya cinta. Menurutnya, hal itu adalah hal bodoh dan membuang-buang waktu saja.

Jadi, sekarang sudah jelas. Andrew menampung Resya bukan sebab ia mencintainya. Tapi, sebagai penenang pikirannya, agar ia tidak selalu di bayang-bayangi gadis itu.

Itulah rasa yang disalah artikan oleh Andrew, yaitu menganggap cinta hanya sebagai ketergantungan saja pada gadis itu, bukan perasaan cinta yang sesungguhnya. Ia tidak pernah tahu menahu tentang hal yang indah itu. Hingga ia tidak sadar akan perasaannya yang memang sekarang ia sudah mulai mencintai Resya.

Persetan dengan cinta! Itulah ucapnya, jika ia ditanyakan soal cinta oleh Finnick.

👻👻👻


My Psychopath Boss ✔Where stories live. Discover now