Bab 33 : Target 1

78.8K 4.1K 73
                                    


Seluruh penghuni ruangan hening dalam sekejap, seperti tidak ada penghuni didalamnya. Semua mata tertuju kepada seseorang yang keluar dari lift diikuti oleh sekretarisnya.

Andrew mengatupkan rahangnya, bibirnya membentuk garis lurus. Ia ingin sekali membunuh semua orang yang ada diruangan ini.

Bagaimana bisa, sebuah  ketidakadilan terjadi disini, menjadikannya bahan tontonan tanpa ada yang berani menghentikannya. Jelas ia sangat tahu dengan apa yang sebenarnya terjadi. Andrew melihat semuanya dibalik cctv, bagaimana Resya bisa seperti ini dan awal dari permasalahannya.

Semua orang hanya bisa diam dan bisu tanpa ada yang berani untuk memulai dan membuka pembicaraan. Bahkan, hanya untuk menatap mata Andrew sekalipun mereka begitu ketakutan.

Andrew masih setia menatap satu persatu orang yang berada di ruangan itu, terutama perempuan yang berambut coklat sebahu yang tepat berada didepannya sedang menunduk lemah.

Lucas yang berdiri dibelakang Andrew, dengan segera ia membantu Resya untuk kembali berdiri tegak.

"Apa yang terjadi disini?" tanya Andrew dengan nada yang dibuat selembut mungkin. Tapi tidak ada satupun orang yang berani menjawabnya membuat amarahnya yang tertahan ingin segera ia keluarkan.

"Aku ulangi, jika tidak ada yang berani menjawab, aku jamin kalian semua akan kehilangan pekerjaan kalian sekarang juga," mendengar ancaman itu, semua orang tampak mulai khawatir dan melirik satu sama lain kepada temannya,"Apa yang sedang terjadi?" ulang Andrew dengan setiap kata yang ditekankan.

Semua masih diam, sebelum akhirnya ada seorang perempuan yang mengangkat tangan untuk menjelaskannya.

"Begini Mr, anda tidak perlu khawatir. Semuanya hanya salah paham saja." ujar wanita yang bernama Claretta itu.

"Salah paham, bukan? Kalau begitu jelaskan kesalah pahaman itu. Biar aku yang langsung menanganinya." tukas Andrew.

Niat yang awalnya tidak ingin memperkeruh keadaan, semua berubah. Claretta mengira jika Presdir tidak akan peduli dengan masalah ini apalagi sampai membawanya menjadi masalah yang buruk dan berkepanjangan. Sekarang, ia bingung harus menjawab apa dan bagaimana.

"Hm, begini Mr. tampaknya Ms. Resya salah paham mengenai pembicaraan saya dan Ms. Emlyn. Ia tiba-tiba saja menghampiri kami dan mengeluarkan kata-kata yang sangat kurang pantas sehingga mengundang keributan." jelas Claretta kembali.

Ucapan Claretta yang jauh akan fakta dan kejadian sebenarnya membuat darah Resya berdesir naik. Ia hanya bisa pasrah dengan apapun yang akan diputuskan oleh Andrew. Toh, sekarang pun ia sudah mulai tidak nyaman bekerja disini.

Jika Andrew memecatnya sekalipun, Resya akan menerimanya dengan senang hati. Ia tidak mau terlalu membesarkan masalah, lebih baik mengalah dan menerima surat pemutusan hubungan kerja lalu pulang ke Indonesia.

"Sekarang, aku meminta penjelasan langsung dari anda, Ms. Emlyn?!" ucap Andrew yang mulai mengarahkan matanya pada wanita yang masih berdiri kaku itu.

"Ucapan Ms. Claretta benar. Wanita itu yang salah paham dan tiba-tiba mengamuk tidak jelas. Tentu saya tidak bisa diam saja. Perlakuannya sangat tidak pantas dengan perkataan yang sangat kotor." jawab Emlyn dengan perkataan yang dibuat semeyakinkan mungkin.

Wanita itu tidak takut lagi sebab mendapatkan dukungan dari Claretta, membuatnya berani menjawab dan memutar fakta. Ia sangat yakin jika pegawai lainnya pun tidak akan ada yang berani memberikan keterangan yang sebenarnya.

Mendengar keributan diluar ruangannya, John—pria yang menjadi manajer divisi baru itu keluar membuka pintu dan menghampiri Andrew.

"Mr. Andrew, ada apa ini? a-apa ada masalah hingga anda langsung turun kemari?" tanya John yang tergagap.

My Psychopath Boss ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang