Bab 14 : I want to kill you

112K 6.6K 52
                                    

Resya, gadis ini, masih berdiri kaku dengan wajah yang masih menunjukkan ekspresi shock.

Melihat darah yang bercucuran, membuat dia merasa mual dan pusing. Resya sangat ingin berlari sekarang juga, tapi sial! Badannya terasa sangat lemas karena melihat darah yang begitu banyak.

Resya menutup hidungnya agar bau anyir darah itu tidak masuk ke dalam hidungnya.

Andrew yang masih berdiri tegak, segera memasukkan kembali senjata api nya ke dalam saku jas. Dia mengalihkan pandangan ke arah Resya yang masih berdiri kaku.

Resya yang masih shock dengan kejadian yang baru saja terjadi, kini dia kembali di kagetkan dengan perlakuan Andrew padanya.

Resya sendiri tidak tahu apa yang dilakukan Bos nya di daerah sini, dan bisa menolongnya.

"Ikut aku!"

Pria itu mencengkeram pergelangan tangannya, dan menyeret gadis itu ke tempat dekat mobilnya berada.

Gadis itu hanya pasrah menerima perlakuan Andrew yang bisa dibilang sangat kasar kepadanya.

Andrew sama sekali tidak memedulikan preman yang mati tertembak tadi, dan mengabaikannya begitu saja. Seolah dia tidak takut kepada polisi ataupun hukum atas yang baru saja ia perbuat.

"Apa yang sedang kau lakukan disana 'huh? Cari mati?"

Andrew membentaknya dengan nada yang begitu tinggi. Entah apa yang dikatakan Andrew, walaupun dia sendiri tahu apa yang dilakukan Resya saat itu, tetap saja dia bertanya seolah tidak tahu, walau sangat jelas sejak tadi dia menguntit gadis itu saat masih di cafe hingga sampai sini.

Andrew sendiri merasa aneh dengan perasaannya sendiri, mungkin dia khawatir?! Entahlah. Pria ini selalu mengingkari perasaannya sendiri.

Aku benci mengakuinya, tapi jujur, aku merasa khawatir pada gadis ini. Arrgghh ada apa denganku?! Batin Andrew.

Resya masih tidak mengerti dengan jalan pikiran pria ini. Dia baru saja menolongnya, dan kali ini kenapa dia sekarang berbuat kasar padanya.

"Sebelumnya, lepaskan aku dulu." ucap Resya dengan nada yang tidak mau kalah tinggi.

Pria itu melepaskan cengkeramannya dengan kasar, membuat Resya mengaduh kesakitan.

"Berbicara dengan nada yang sopan padaku!"

Entah mendapat keberanian darimana, Resya berani melawan dengan nada yang tak kalah tinggi.

"Untuk apa aku berbicara sopan padamu? Kau sendiri memperlakukan ku dengan tidak layak sebagai perempuan." terdengar nada yang gemetar dibibir Resya, gadis itu menahan air matanya yang ingin segera tumpah.

Terkadang Resya membenci dirinya sendiri, karena dia begitu cengeng hanya baru dihadapkan dengan kondisi yang tidak seberapa ini.

"Kau! Tidak tahu berterima kasih! Jika aku tidak menolongmu kau sudah jadi mayat sekarang!"

Mendengar penuturan Andrew yang berbicara serasa menusuk hati, kini membuat air mata nya tak sanggup lagi untuk dibendung.

"Terima kasih! Lain kali, jangan menolong saya lagi jika ada rasa tidak ikhlas. Permisi"

Gadis itu segera melangkahkan kakinya, dia ingin segera pulang dan menumpahkan seluruh air matanya. Kejadian hari ini cukup membuatnya merasa shock yang berlebihan. Belum lagi sikap Bos nya yang sangat aneh ini.

"Aku belum selesai bicara."

Gadis itu menoleh. Dia tidak peduli lagi jika prilaku kurang ajar nya tadi membuatnya harus dipecat atau di keluarkan dari perusahaan itu.

My Psychopath Boss ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora