Bab 8 : Be Afraid

123K 7.3K 55
                                    

Resya POV

My Boss📩

Ke ruanganku sekarang.

________________________________

Iya! Pesan itu membuatku heran sekaligus kesal. Rasanya aku merasa di terror jika terus menerus seperti ini.

Ada apa dengan Boss ku yang satu ini?! Tuhan...Dia begitu menyebalkan dengan terus menyuruhku ini, itu, yang bahkan bukan tugasku, sejak tadi pagi.

"Boss menyuruhku untuk ke ruangannya" kataku sambil melirik pria yang berada disampingku.

"Baiklah, Good luck. And be careful." jawab pria itu sambil menunjukkan senyum meledeknya.

Semua orang yang berada dalam satu lift hanya melirik kearah kami dengan tatapan tidak suka. Aku menyadari itu, apalagi melihat tatapan para karyawan wanita yang terlihat sirik melihat kearah ku.

Setelah lift sampai dilantai 15 Gale pamit untuk pergi kembali ke ruangannya. Sedangkan aku melanjutkan naik ke lantai atas dimana ruangan Boss ku berada.

Seorang sekertaris pria didepan ruangan Presiden Direktur, terlihat berdiri melihat kedatanganku.

"Ms, anda sudah ditunggu sejak tadi. Masuklah."

Tanpa merespon sapaannya, aku hanya membalasnya dengan tersenyum.

Kurasa itu cukup.

Walaupun sebenarnya, aku sangat penasaran dan ingin bertanya kenapa Boss menungguku sejak tadi. Apa dia lupa jika tadi adalah jam istirahat siang?Lalu mau apa Boss memanggilku. Aku harap tidak akan ada masalah.

~Tok~Tok~Tok~

Rasa takut ini belum saja hilang, apalagi jika akan bertatap muka dengan Boss secara langsung. Bahkan rasa kesal yang aku rasakan saat dia memerintahku untuk bekerja, walau bukan dibidang yang seharusnya, tetap saja aku tidak berani untuk membantahnya.

Tapi jika dia sampai berbuat keterlaluan padaku. Lihat saja. Dia belum tau siapa aku jika aku sedang marah.

"Suruh dia masuk" suara dingin itu, siapa lagi jika bukan Bossy. Kali ini suaranya terdengar lewat interkom di meja Lucas - sekertarisnya.

Aku melirik Lucas yang memberi tanda agar aku segera masuk kedalam.

Cklekk

Setelah aku tutup pintu dari dalam, aku melihat pria yang sedang berkutat dengan kesibukannya itu tidak menoleh sedikitpun kearah ku.

Aku merasa tidak dianggap disini. Untuk apa orang ini menyuruhku untuk menemuinya, jika dia saja mengabaikanku.

Ku Lihat dia melirik ke arahku, yang masih setia berdiri sejak beberapa detik yang lalu.

"Apa kau akan terus berdiri seperti itu?"

Arrgghh, jika aku berani aku sangat ingin meninju wajahnya yang mulus itu. Aku rasa itu sepadan dengan perlakuannya kepadaku.

Dengan berat hati aku duduk di kursi seberang meja yang berhadapan dengannya, yang mana kursi itu membuatku seperti seorang terdakwa ketika duduk diatasnya.

"Kemana saja kau? Aku sudah menunggumu dari 20 menit yang lalu."

Aku mendengar nada marah yang tertahan dibalik ucapannya yang dingin.

"Saya tadi habis istirahat, sir"

Pria itu kini tengah menatapku dengan tatapan yang seolah siap memakan mangsanya.

My Psychopath Boss ✔Where stories live. Discover now