Bab 1: The Beginning

328K 12.7K 229
                                    

Hola! Ini adalah cerita pertama saya, jadi mohon maaf bila masih berantakan dan banyak banget tanda baca, kalimat rancu dll.

Perlu ditandai, banyak dari beberapa adegan yang terkesan absurd dan tidak masuk akal, ini cerita lama dan belum sempat direvisi, jadi kalau mau lanjut silakan dan apabila merasa tidak nyaman boleh ditinggalan.

Terima kasih banyak.

===========================

Hari ini untuk pertama kalinya, Resya Clarissa menginjakkan kakinya di tempat yang ia tunggu-tunggu selama hidupnya. Yaitu, salah satu perusahaan teknologi ternama.

Tidak ada yang spesial dari dirinya. Mengingat wajah serta penampilannya yang terlihat biasa-biasa saja, bisa dikatakan wajahnya rata-rata. Tak cantik ataupun jelek. Namun, yang membuat ia terlihat manis adalah tahi lalat yang ada pada dagu sebelah kirinya. Membuat gadis itu tampak manis dengan ditambah rambutnya yang hitam legam serta panjang sepinggang.

Sekarang, jam menunjukkan pukul 2 siang. Setelah satu jam menunggu, Resya sudah mulai bosan. Tak sekali duakali dalam satu menit dia terus melirik jam yang terpampang di pergelangan tangannya, serta memastikan bahwa dia masih berpakaian rapi dan siap untuk interview. Beruntung saja interview tersebut tidak memakan waktu lama.

Dari beberapa menit yang lalu, gadis itu merasa pikirannya mengganjal mengingat siapa yang langsung merekrut calon pegawai disini, yaitu sang presdir perusahaannya langsung.

Jika mengingat ini adalah perusahaan hebat, tidak mungkin jika orang-orang yang dipilih adalah orang sembarangan.

Tidak sampai 20 menit setelah peserta sebelumnya keluar....

"Ms. Resya Clarissa?" seorang lelaki berpakain formal yang Resya yakini adalah sekertaris perusahaan ini memanggilnya.

Refleks, ia pun berdiri dan segera berjalan menuju ruangan sang presdir.

Gadis itu terus mencoba meredamkan rasa gugupnya dengan sesekali mengambil napas panjang.

Huuh... kamu pasti bisa Resya. ganbatte! ujarnya dalam hati untuk sekedar memberi semangat kepada dirinya sendiri.

Hingga saat ia tiba didepan pintu, alhasil sekarang jantungnya berdetak lebih dari rythme sebelumnya.

Bukannya mereda, jantungnya justru seperti ingin loncat dan lepas dari katupnya. Beruntung saja hal itu tidak akan terjadi.

Bisa, bisa, bisa, iya, kamu pasti bisa, pasti... Rapalnya dalam hati.

Setelah ia menghembuskan nafas panjangnya yang terakhir, gadis itu mencoba memberanikan diri dan segera mengetuk pintu ruangan presdir.

"Ms. Anda bisa langsung masuk." ucap sekertaris yang sedang duduk di tempat khususnya itu, sambil menampilkan senyumnya. Lebih tepatnya senyum mengejek.

Huh?! Kenapa? Apa salah mengetuk pintu terlebih dahulu? Bukannya itu bagus?
Masa iya langsung masuk begitu saja, rasanya tidak sopan. Mengingat ini ruangan sang presdir.

***

My Psychopath Boss ✔Where stories live. Discover now