°°
Chapter 15
-15- KEMBALI KERUMAH
Kini pernikahan Mereka berdua sudah berjalan 3 Minggu, meskipun baru seumur jagung mereka berdua sudah mempunyai chemistry
Kebiasaan demi kebiasaan setelah pernikahan itu sangat berbeda dengan kebiasaan sebelum menikah
Suka duka telah mereka lewati bersama, dari mulai hilangnya kepercayaan keluarga kepada Mereka berdua dan kini kepercayaan itu telah kembali
Sempat di warnai oleh adegan kabur dari rumah sehari sebelum pernikahan dan menangis semalaman karena takut kepikiran masih perawan atau tidak
Namun kini Radi dan Zahra sudah mulai mengerti satu sama lain, chemistry sudah terjalin di antara mereka berdua, hanya tinggal menunggu momongan yang nampaknya Radi masih mengurungkan niatnya untuk itu
••
Radi yang mulai menjadi karyawan tetap di caffe mulai nyaman berkerja sebagai pembuat kopi dan pemanggang roti, Radi nampak sudah menikmatinya
Zahra yang awal menikah ingin sekali membenci dan mengasingkan Radi, namun pada akhirnya ia malah mencintai Radi dengan tulus, setulus hatinya
Sampai sekarang Zahra masih menjaga Aset keperawanan nya, karena Radi masih canggung untuk melakukan hal yang biasa dilakukan oleh suami istri biasanya
Walaupun Zahra sudah beberapa kali meminta Radi untuk tidak perlu menahan nafsu lagi saat bersamanya, namun Radi tetap masih ragu untuk melakukannya
Namun di suatu kejadian, saat itu hampir saja Radi merebut aset keperawanan Zahra yang terlihat lengah di atas ranjang
Tapi seketika itu Radi langsung tersadar bahwa Zahra masih terlalu muda untuk menanggung beban sebagai calon ibu
Umurnya masih 18 tahun, ia masih butuh pengalaman menjadi calon ibu dari anaknya Radi nantinya
Setiap hari Zahra bertemu Radi, karena mereka memang sepasang suami istri yang tinggal serumah, hal itu akan membuat mereka semakin akrab satu sama lain
Rasanya sedikit berbeda kalau kita menikahi kakak kelas sendiri, ada rasa sedikit canggung tersendiri
Karena mereka berdua dulu saat pertama kali bertemu diawali dengan pertengkaran
Pembicaraan kelewat batas, sampai berbicara terlalu kasar satu sama lain , keras kepala, dan tidak terima'an apabila disinggung sedikit
Namun Radi sekarang berbeda dengan Radi yang dulu, Radi yang sekarang lebih sabar, lebih dewasa, pemaaf dan suka tersenyum ke arah Zahra
Sedangkan Zahra yang sekarang dengan sifatnya tidak terlalu dewasa namun lembut ketika berbicara
Sangat manja ketika berduaan dengan Radi dan selalu menggoda Radi untuk melakukan hubungan dengan nya
••
•RADI BELI MOTOR BARU
Sore itu ketika Zahra sedang memasak di dapur tiba-tiba Radi teriak memanggil Zahra.
"Ara?" Panggil Radi yang ada diluar kepada Zahra
Zahra yang berada di dapur ia mendengar Radi memanggilnya,
"Eh iya? kenapa Radi? Ada apa??" Tanya Zahra balik, ia seperti sedang fokus memasak tempe goreng dan juga sup untuk menyiapkan makan malam mereka
"Keluar sebentar yuk" Pinta Radi lagi kepada Zahra
Zahra mengerutkan keningnya,
"Eh--, Keluar?Ngapain Rad?" Tanya Zahra lagi
"Aku lagi masak" tambah Zahra
Radi menghela nafas,
"Ngobrol doang kok, Ara, sebentar doang" Sahut Radi lagi
Zahra tidak bisa meninggalkan pekerjaan nya di dapur karena ia takut masakan nya gagal
"Oh ngobrol ya"
"Yaudah ngobrol disini aja Rad, Aku ada di dapur" balas Zahra yang masih fokus memasaknya
"Nggak ah, dikamar aja Ara, ayo Ara sini!" pinta Radi agak memaksa pada Zahra
Zahra yang agak sedikit kesal karena ia memang tengah memasak,
"Radii, nggak bisa sayang"
"Kan aku lagi masak" balas Zahra
"Ara, nanti aja masaknya" pinta Radi lagi
"Aduh, Radi ini ya"
"Nggak bisa sayang" sahut Zahra lagi
Radi yang dari tadi memanggil Zahra namun istrinya itu tak segera menemuinya, ia sedikit kesal lalu beranjak menemui Zahra yang berada di dapur.
"Ayolah" Pinta Radi agak memaksa
Zahra yang mendengar suara langkah kaki segera menoleh kebelakang
"Gak bisa Rad, Aku lagi masak"
"Eh?" Zahra memberhentikan ucapannya
Karena tiba-tiba Radi berada dibelakangnya sembari membawa sebuah kunci motor
Radi pun tersenyum ke arah Zahra
"Ayo Ara tebak ini kunci apa?"
Zahra mengerutkan keningnya,
"I'itu kan kunci motor Rad?"
"Motor siapa yang kamu bawa? motor temen Radi ya? BALIKIN KE TEMEN KAMU SEKARANG JUGA!! JANGAN PINJAM PINJAM PUNYA ORANG!! NANTI KALAU LECET GIMANA??" Ucap Zahra dengan nada agak tinggi
Radi yang mendengar perkataan Zahra pun menghela nafas,
"Sabar dulu, jangan langsung emosi Ara"
"Aku kan belum jelasin"
Ia sadar sudah meninggikan suaranya di depan Radi,
"Eh--
"I'iya maaf"
"Maaf, Radi, a'aku kelepasan" balas Zahra ada Radi
Radi sedikit tersenyum,
"Iya, ngga apa-apa" balas Zahra
"Jadi-- itu motor siapa?" Tanya Zahra pada Radi
"Ini motor aku, motor kita" balas Radi
Zahra semakin mengerutkan keningnya, tapi ia tidak dikasih tau terlebih dahulu.
"Eh, A'apa Rad??"
"I'itu Mo'motor kamu??"
"Kamu habis beli motor??" Tanya Zahra lagi sedikit tidak percaya kalau suaminya habis membeli motor
Radi Mengangguk senyumz
"Iya, Aku habis beli motor, ya lebih tepatnya ini udah jadi motor kita sih" Jawab Radi
"WOAHH!!--
Sempat tidak percaya tiba2 Zahra memeluk Radi yang sedang berdiri didepannya
"Radi beneran habis beli motor ya??" Tanya Zahra dengan mendongakkan kepalanya ke atas menatap Radi
Radi Mengangguk,
"Iya Ara, Ara masih nggak percaya? =_=" ucap Radi
Zahra menggeleng
"Hehe, engga" Jawab Zahra senyum sambil menampilkan giginya
"Hadeh2, Yaudah ayo ikut Aku ke depan, Aku mau nunjukin motornya, sekalian surat suratnya sudah atas nama Aku" ucap Radi dengan menarik tangan Zahra menuju ke halaman rumah.
"Eh beneran?" Ucap Zahra yang pasrah aja tangan nya ditarik Radi
"Iya"
°°
-Di depan Rumah
"Tuh" ucap Radi sambil menunjuk kearah motor.
Ternyata beneran, Radi beli membeli motor NMAX warna merah.
Zahra membelalakkan kedua matanya,
Ia meneguk salivanya,
"R'Radi, kamu-- beneran beli motor??" Ucap Zahra girang tak percaya
Radi belum pernah melihat Zahra se'senang ini sebelumnya, tetapi kali ini Zahra sangat senang
Ia senang karena suaminya sudah bisa membeli motor baru, ia sedikit terharu lalu memeluk suaminya.
"Aku senang Radi beli motor" ucap Zahra pada Radi
Radi mengangguk senyum,
"Terimakasih, aku juga senang, kita bisa naik motor, ngga perlu jalan kaki kaya kemarin"
"Kamu kelelahan, aku ngga mau" jelas Radi pada Zahra
Zahra mengulum senyumnya,
"Uh, so sweet nya, Radiku" ucap Zahra pada Radi sembari memainkan kedua pipi Radi,
"Heh udah-udah"
"Nanti pipi ku molor semua kamu tarik-tarik begini, Ara" balas Radi pada Zahra
"Hehe, ya maaf atuh Rad" ucap Zahra terkekeh
"Aku beli motor buat kita, buat kamu juga, Aku kasian sama kamu, kalau kita mau keluar jalan kaki mulu, sekali kali naik motor kek biar kek orang pacaran beneran" jelas Radi pada Zahra, ia tersenyum
Zahra mengerutkan keningnya
"Eh P'pacaran? kita kan udah nikah Rad" Tanya Zahra yang sedikit kebingungan dengan perkataan Radi barusan.
Radi mengangguk,
"Iya kita memang udah nikah Ara, tapi kita belum pacaran" balas Radi kemudian dan tersenyum.
Zahra mengangguk senyum,
"Oh gitu ya, Ya udah ayo kita pacaran"
"Ara jadi pacar Radi, dan Radi jadi pacar Ara" Pinta Zahra tiba2.
Radi mengerutkan keningnya,
"E'emang Ara mau pacaran sama Aku?" Tanya Radi pada Zahra.
"Hehe, Engga" Jawab Zahra tersenyum sambil menampilkan giginya.
"Yaudah kalo Ara gak mau, motor nya mau Aku balikin ke tokonya" Jawab Radi menggoda Zahra.
"Eh j'jangan dong Rad, aku cuma bercanda tadi"
"Aku mau kok jadi pacar Radi aja" ucap Zahra pada Radi.
Radi pun tersenyum
"Aku juga kok" balas Radi.
"Eh s'sayang" Panggil Zahra pada Radi.
"Iya kenapa Ara?" balas Radi menoleh ke arah Zahra.
"Kok motor baru kamu bau tempe gosong ya? Emang sebelum sampe kesini motor Kamu di goreng dulu apa gimana ?" Tanya Zahra seperti mengendus-endus
"ASTAGA, ARA!! KAMU KAN LAGI MASAK TEMPE DI DAPUR!!" Ucap Radi.
"YA ALLAH, ARA LUPA RADI!" Seketika Zahra berlari menuju Dapur
Lalu juga Radi membuntutinya dari belakang.
Sesampainya di dapur
Zahra sedikit kesal tempenya gosong
"Yah tempenya gosong deh" Ucap Zahra kesal sambil mengangkat tempe yang gosong tadi.
"Udah gapapa, biar aku yang beliin tempe lagi di warung Bu Indri" Ucap Radi menenangkan Zahra yang terlihat kesal.
"Eh, gausah sayang, gak perlu juga, Aku masih punya Tahu kok, Aku masak tahu aja, Radi suka tahu kan??" Tanya Zahra pada Radi.
Radi menggeleng.
"Enggak" Jawab Radi pendek.
Zahra pun kebingungan dan menanyakan kenapa suaminya itu tidak menyukai tahu pasalnya kemarin Zahra juga memasak tahu dan Radi melahapnya
Zahra mengerutkan keningnya.
"Eh, Radi beneran nggak suka tahu ??"
"Tahu itu siapa??"
"Aku sukanya sama Zahra, bukan tahu" balas Radi sambil mencubit pelan hidung istrinya itu
Zahra menyipitkan matanya.
"Ish"
"Kamu lihat kan, aku lagi pegang centong? kalau kamu nyebelin aku pukul pake ini" Ucap Zahra yang pipinya mulai memerah karena digoda Radi.
Radi Meneguk salivanya.
"Hehe ya maap, Yaudah Aku ke depan dulu ya, mau mandi" ucap Radi hendak beranjak keluar rumah.
Zahra mengerutkan keningnya.
"Eh, mau mandi kok didepan??" Tanya Zahra.
Radi menoleh ke arah Zahra.
"Mau mandiin motor sayang, kalau mandi sama kamu nanti takutnya kamu marah" Ucap Radi polos tanpa dosa.
"HEH RADII!! Jangan ngomong kotor" Teriak Zahra di dapur
"Tuhkan!!"
"Ada ibu ibu marah" Goda Radi lagi, yang lari karena takut kepukul sama centong yang sedang di pegang Zahra tadi.
"IBU IBU?? HEH SIAPA YANG IBU2?" Teriak Zahra jengkel yang tidak terima dikatain ibu ibu, padahal kan masih 18 tahun.
"AKU SAYANG, AKU YANG IBU IBU" Teriak Radi yang mengaku kalah.
===[ NEXT ]===
Ada komentar?
••
Baca juga ya
RADI DAN ZAHRA 2, DI WATTPAD YANG SATUNYA 🤗